NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 9

Setelah menghabiskan dua jam mengitari dealer motor bekas di pinggiran kota, Bima akhirnya menemukan sebuah motor matic yang tampak ringkih namun masih layak pakai. Ia menegosiasikan harga motor tahun 2018 itu hingga Rp 950.000, membayarnya tunai, dan menyisakan modal kerja Rp 310.000 dari sisa dana semula. Motor itu adalah aset bergerak pertamanya di dunia fana.

{Dengan aset ini, aku mengubah leverage biaya menjadi leverage aset. Waktu tempuh ke Tuan Banu berkurang drastis. Jangkauan akuisisi asetku berlipat ganda.}

Bima mengendarai motor bekas itu kembali ke gubuknya. Meskipun suara mesinnya sedikit berisik, ia merasakan kekuatan baru di bawah kendalinya. Ia tidak lagi terikat pada rute ojek pangkalan.

Saat ia tiba di depan gubuknya menjelang sore, motor itu dimatikan. Bima tercengang. Di depan gubuk, motornya terparkir, dan ada sepasang sandal dewasa lain di samping sandal Dinda.

Di dalam gubuk, suasana yang biasanya sunyi dan hanya diisi suara Dinda sedang bermain boneka, kini terdengar lebih ramai. Ada suara obrolan perempuan.

Bima melangkah masuk. Dinda sedang duduk di dipan, tertawa riang sambil memeluk lengan Risa. Di antara mereka, ada beberapa bungkus makanan tergeletak di atas tikar, memancarkan aroma gurih ayam goreng yang baru dibeli. Risa tersenyum lembut, tangannya mengusap kepala Dinda.

“Kakak!” seru Dinda, melompat turun dari dipan dan berlari ke arah Bima.

Bima segera memeluk Dinda. “Kenapa Risa bisa di sini?” tanyanya pada adiknya, meski matanya menatap Risa.

Risa berdiri, membawa serta bungkusan makanan itu. “Aku yang datang, Bim. Tadi aku mampir ke pasar, dengar dari Ibu Tina kalau kamu menjual sayuran. Dia cerita kamu sudah melunasi utang.”

Mata Risa kembali menunjukkan kelegaan yang tulus. “Aku tahu kamu sibuk mencari motor. Jadi, aku sekalian membawakan makan malam. Syukurlah semua kerja kerasmu terbayar. Sekarang kamu harus makan.”

Bima terdiam. Risa adalah satu-satunya orang di dunia fana ini yang sepenuhnya mendukungnya tanpa syarat, bahkan tanpa memahami skala pertarungan yang ia hadapi.

“Terima kasih, Risa,” ucap Bima, nadanya lebih rendah dari biasanya.

Risa meletakkan makanan itu di atas meja kayu. “Aku juga membawa beberapa buku pelajaran Dinda yang tertinggal di rumahku. Kau bilang mau menyekolahkannya lagi, ‘kan?”

{Dukungan emosional yang tak ternilai harganya. Sebuah modal non-likuid yang menjamin stabilitas rumah tangga.}

“Ya, dia akan mulai sekolah minggu depan,” jawab Bima. Ia melihat Dinda sudah membuka bungkusan ayam goreng dengan mata berbinar.

“Ini makan malammu. Motor barumu terlihat bagus, Bim,” kata Risa, mengalihkan pandangan ke motor di luar. “Sekarang istirahatlah. Aku harus pulang sebelum malam.”

Bima mengangguk. Setelah Risa pamit, Bima duduk di samping Dinda. Ia merasakan gubuknya, markas operasinya, kini benar-benar menjadi rumah. Ia memiliki modal kerja, aset bergerak, dan aset non-likuid yang paling berharga: Dinda yang tersenyum riang.

{Utang terlunasi. Aset diamankan. Investasi masa depan (Pendidikan Dinda) sudah diprioritaskan. Langkah selanjutnya adalah memanfaatkan aset bergerak ini untuk melipatgandakan modal kerja menjadi Rp 5.000.000.}

Bima tersenyum dan mengambil paha ayam di depannya. Malam ini, ia tidak akan menganalisis harga suku cadang atau rute kurir. Malam ini, ia adalah seorang kakak yang menikmati hasil panen pertamanya, kekayaan sejati yang dijamin oleh cinta kasih dan keamanan.

Keesokan paginya, Bima bangun lebih awal. Ia memeriksa motor bekasnya dan memutar kuncinya. Meskipun ia tidak berinvestasi banyak pada estetika, ia melakukan perbaikan mendasar pada karburator dan rantai. Motor itu kini berjalan lebih halus.

“Kakak, mau pergi lagi?” tanya Dinda yang mengikutinya.

“Ya, Sayang. Hari ini Kakak akan melakukan ekspansi,” jawab Bima. “Dinda jangan keluar dari gubuk, ya. Kakak akan kembali cepat.”

Bima mengeluarkan ponsel pintarnya. Dengan modal kerja Rp 310.000, tujuannya hari ini adalah memanfaatkan kecepatan motor barunya untuk mengakuisisi aset langka yang tidak bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau ojek pangkalan biasa.

Ia menyaring iklan daring yang berada 15 hingga 20 kilometer dari lokasinya, area yang biasanya diabaikan oleh pedagang loak lokal karena terhalang biaya transportasi. Ia menemukan dua iklan menarik.

Iklan pertama: Komputer Desktop tua lengkap dengan monitor tabung. Dijual murah karena pemiliknya pindah rumah. Harga: Rp 150.000.

{Komputer tua, aset yang rentan terhadap masalah likuiditas. Tetapi jika itu hanya butuh penggantian RAM atau pembersihan kapasitor, nilainya bisa melonjak hingga Rp 800.000.}

Iklan kedua: Dua buah printer multifungsi bekas. Dijual sebagai rongsokan karena "error kertas". Harga: Rp 50.000 untuk keduanya.

{Printer error kertas seringkali hanya karena sensor debu. Biaya perbaikan nol rupiah. Potensi laba lebih dari 400 persen.}

Bima segera menghubungi kedua penjual itu. Dengan motornya, ia dapat menjanjikan penjemputan segera, sebuah nilai jual yang mematikan.

Ia mengendarai motornya ke lokasi pertama. Perjalanan sejauh 17 kilometer ditempuh dalam waktu 30 menit. Setibanya di sana, Bima meninjau komputer tua itu. Seperti yang ia duga, casing komputer dipenuhi debu dan terlihat tidak terawat, namun motherboard tampak utuh. Bima tidak perlu menyalakan komputernya. Ia hanya perlu menyentuh komponen, membaca usia kapasitor, dan mencium bau kelembapan.

“Ambil semua. Rp 150.000 tunai,” kata Bima, langsung menyerahkan uang.

Penjual terkejut dengan kecepatan dan ketegasannya. Dalam waktu kurang dari lima menit, barang itu sudah diikat dengan kuat di kursi belakang motor Bima.

{Aset pertama diakuisisi. Modal tersisa Rp 160.000. Waktu yang terpakai: 40 menit.}

Bima langsung menuju lokasi kedua, 12 kilometer dari sana. Sesampainya di sana, dua printer multifungsi tergeletak di teras. Bima memeriksa bagian dalam. Benar saja, ada sobekan kertas tipis tersangkut di sensor optik.

“Rp 50.000 untuk dua-duanya. Saya bawa sekarang,” tawar Bima.

Transaksi selesai. Modal kerja Bima kini tersisa Rp 110.000. Ia telah mengakuisisi tiga aset besar dalam waktu kurang dari satu jam, sebuah efisiensi waktu yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.

{Total modal yang diinvestasikan: Rp 200.000. Total potensi laba: Rp 1.500.000. Tingkat akusisi melompat 300 persen.}

Bima mengikat kedua printer di depan motornya. Dengan komputer di belakang, dan printer di depan, ia mengendarai aset bergeraknya kembali ke markasnya.

Saat ia tiba di gubuk menjelang siang, Dinda berlari keluar, terkejut melihat motor Bima dipenuhi barang rongsokan.

“Kakak membawa banyak sekali kotak!” seru Dinda, matanya lebar.

“Ini adalah bahan baku, Sayang. Kakak akan mengubah sampah menjadi emas,” jawab Bima.

Ia segera membongkar muatan, memindahkan aset-aset itu ke dalam gubuk. Rencananya sudah tersusun rapi. Hari ini adalah hari reparasi dan restorasi. Esok hari, adalah hari peluncuran. Ia harus memastikan aset-aset ini terjual cepat untuk mencapai target modal kerja Rp 5.000.000 yang ia butuhkan untuk menyewa toko.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!