Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam
CINTA dan BENCI
Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Keributan
"Yasudah kamu tak perlu kembali kehotel, tinggalah disini."
Raisa berucap pelan,
"Tak apa sayang.. Jangan dipaksakan jika kamu tak merasa nyaman aku ada disini, aku bisa tinggal dihotel, besok aku kembali lagi."
Marcel menatap hangat istrinya.
"Tidak mass, maaf bukan begitu maksud ku, sudahlah tinggal disini aku tak apa apa, aku senang kamu disini, karna aku ada teman dirumah ini." Raisa tak menampik kedatangan Marcel menghilangkan rasa sunyi nya selama ini tinggal dirumah sendiri.
"Benar tak apa, jangan dipaksakan sayang."
"Blusshhh..." Pipi Raisa kembali memerah mendengar penuturan suaminya.
"Sini, aku simpan kan pakaian nya.," Raisa mengambil tas pakaian Marcel lalu masuk kamar ia tak tahan terlalu lama dekat dengan Marcel tak baik untuk kesehatan jantungnya.
Marcel tersenyum melihat perlakuan Raisa padanya, ia kemudian duduk memangku laptop yang kebetulan ia juga bawa kemarin.
Ia tetap memantau perusahaan walaupun sedang tidak berada disana.
Raisa keluar kamar lalu berlalu kedapur, Marcel tak begitu memperhatikan sekitar karna ia sedang fokus pada laptopnya. Marcel tetap lah Marcel, laki laki gila kerja yang begitu ambisius, jika sudah memangku laptop ia takkan melihat sekelilingnya lagi.
Raisa kembali dari dapur membawa secangkir teh hangat, meletakkan nya didekat Marcel.
Marcel mendapati teh tersebut mendongak menatap sang istri.
"Teh hangat untuk mu mas, supaya Badau tetep hangat di cuaca begini.." Raisa berkata lirih.
Marcel mengambil tangan Raisa lalu menciumnya, "terima kasih ya sayang," Ucap Marcel lalu kembali menatap laptop nya.
Raisa yang diperlakukan seperti itu tentu saja berdebar kencang, ia seperti terbang ke awan sekarang.
Marcel duduk disberang kursi sembari membaca buku tentang tumbuhan dan tanaman yang ia pinjam kepada Diah. Sesekali melirik Marcel yang sibuk berkutat di alat ketik tersebut.
Ia tak menampik walaupun terlihat lebih kurus dari sebelumnya, Marcel tetap lah pria tampan dan gagah, apalgi ditambah kaca mata bertengger di hidung mancungnya, menambah ketampanan 10x lipat.
Tok tok tok... Pintu diketuk dari luar, Marcel menoleh sekilas lalu kembali fokus pada pekerjaan nya, sementara Raisa bangkit menuju pintu dan membukanya..
terlihat beberapa tokoh masyarakat berdiri tepat didepan rumahnya.
"Assalamualaikum mbak Rani," Ucap RT desa setempat membuka pembicaraan
Raisa yang paham apa maksud kedatangan mereka mempersilahkan mereka duduk di kursi yang terdapat di teras rumahnya.
"begini nak rani... Kemarin ada warga yang melihat pria berada dirumah kamu, jadi kami kesini ingin memeriksa, karna setahu saya semenjak kamu datang di desa ini kami melihat data diri kamu disitu hanya sendiri. makanya itu saya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan makanya kami kemari." Ucap pak RT dengan sopan.
"Benar! bagaimana pun kampung ini masih menjunjung tinggi norma agama, kami tidak mau kamu mencoreng nama baik kampung kami, apalagi kamu bukan warga asli sini!" Ucap ibu ibu disamping pak RT, Raisa kenal ibu itu, dia tau ibu itu adalah biang gosip dikampung ini, tapi darimana mereka tau, apa Diah yang mengatakan nya, tapi tidak mungkin.
"ada apa ini?" Tanya diah dari rumahnya, ia melihat ramai ramai dirumah Rani, apa lagi ada ibu nina disitu si mulut comberan, sudah pasti ada yang tak beres.
"Ini nihhh.. Teman kamu ini, menyembunyikan laki laki didalam rumah, tampang nya saja polos padahal." Tukas ibu nina tampak melirik Raisa yang hanya diam saja.
"Buuu Nina jangan begitu, bagaimana pun kita harus bertanya dulu dengan nak rani." ucap salah satu tokoh agama disitu.
"Hallahhhh... kalo maling ngaku penjara penuh." Ucap buk nani kembali membuat mereka mengelus dada.
"astaghfirullah haladzim." ucap mereka hampir bersamaan.
"Heh buk nani.. Kalo ngomong ituu hati hati ya... Sembarangan kalo ngomong!!! Laki laki itu suaminya mbak Rani dasar mulut comberan gak bisa dijaga sekali mulutnya," Diah membalas buk nani tajam.
"suami dari mana?? Dia aja janda.. Ooo atau itu suami orang ya?" Buk nani kembali bersuara membuat Diah geram.
Saat Diah akan membuka mulut, Raisa memegang tangan Diah mengisyaratkan kan untuk berhenti.
"Maaf pak buk, sudah membuat kegaduhan, benar memang dirumah saya ada laki laki, dia suami saya pak RT, saya kemarin ada sedikit masalah jadi pergi kedesa ini dengan data diri tanpa suami, maaf pak RT sudah membuat keributan di desa ini," ucap Raisa penuh kelembutan.
Pak RT dan tokoh agama disitu tampak mengangguk paham..
"Mana buktinya itu suami kamu, kalau cuman omongan kamu ya gak bisa dipegang, bisa aja itu bohong." Buk nani kembali bersuara.
"ADA APA INI RIBUT RIBUT!!!!" Tanya Marcel muncul dari dalam rumah, Dengan kaca mata masih bertengger dihidung mancungnya.
"Mm..masss.." Raisa memanggil Marcel, ia tau suaminya itu pasti akan marah marah sekarang, ia takut semakin membuat runyam masalah ini.
"Nah ituu laki laki yang disembunyikan Rani dirumah nya." Ucap buk nani menatap pria yang menjulang tinggi didepannya, ia tak menampik bahwa laki laki tersebut sangat tampan, mirip artis sinetron yang sering ia tonton.
"Ada apa ini sayang?" Tanya Marcel berbeda saat berbicara tadi, kali ini suara nya jauh lebih lembut dan matanya menghangat menatap istrinya
Diah yang melihat suami Rani memperlakukan nya begitu manis, tersenyum senang, ia ikut salting melihat keromantisan dua insan didepannya ini.
"Tak ada apapun mas, hanya pak RT ingin memastikan sesuatu," ucap Raisa lembut.
"hehh!!! Kamu!!! Katakan siapa sebenarnya kamu, kamu berbuat zina kan di rumah ini, mana mungkin kalian suami istri!" Ucap buk Nina kembali bersuara.
Marcel menatap bik nina tajam, seolah ingin menguliti bik nina saat itu juga.
Bik nina yang ditatap begitu menelan ludahnya susah payah.
Marcel tampak mengeluarkan sesuatu di dalam dompetnya, data diri nya dan menyerahkan kepada pak RT tersebut, lalu mengeluarkan ponselnya dan menunjukan Poto pernikahan dan Poto surat nikah mereka.
"kami sudah menikah, dan karna ada suatu masalah pribadi yang tak bisa saya sampaikan istri saya pergi kesini mengasingkan diri. Dia juga terpaksa membuat data diri janda karna ada suatu yang saya juga tak mungkin ceritakan pada kalian. saya baru menemukan istri saya kemarin, makanya sayaa berada disini sekarang." Ucap Marcel tegas tak terbantahkan.
Raisa memegang lengan suaminya menyiratkan untuk janga terbawa emosi. Marcel yang tangannya dipegang tersenyum hangat lalu mendekap istrinya.
"Baiklah, saya rasa ini sudah cukup, maaf ya nak sudah membuatku kegaduhan dirumah kalian, saya permisi.." Ucap pak RT merasa tak enak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...