Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memaksa
Safira sudah sembuh dan sudah kembali ke rumahnya, tapi untuk sekolah, Hendra belum mengizinkannya karena masih khawatir jika Safira sakit lagi di sekolah.
"Hei pink! Fira bosan banget nih main sendirian di rumah" adu Safira pada boneka kelinci pink pemberian Samuel. Vandra dan Hendra sudah pergi untuk aktifitasnya masing masing yaitu sekolah dan pergi ke kantor.
"Enaknya kita ngapain ya, hei Fifi kamu ada saran nggak?" ucap Safira bertanya pada boneka pemberian Sagara yang di beri nama Fifi dan milik Sagara di beri nama Gaga.
"Ah... Ngobrol sama kalian juga nggak asik, nggak ada yang jawab Safira" gerutunya yang tidak sadar kalau yang di ajak bicara hanya sebuah boneka.
"Fira turun aja ah sambil ngecek pohon rambutan di belakang"
Safira lalu mengendap endap untuk turun ke halaman belakang karena takut ketahuan Vania yang sedang membuat kue bolu permintaan Safira. Dengan lincah dia bergerak dan bersembunyi dari para bodyguard yang lalu lalang untuk berjaga. Sampai akhirnya dia sampai di halaman belakang yang di penuhi kebun buah keluarga Adiwinata. banyak pohon yang ditanam disana mulai dari mangga, rambutan, lengkeng, jeruk bahkan pohon durian pun ada disana.
"Nona Safira sedang apa disini?" tanya seorang penjaga kebun bernama Karyo
"Aduh Fira ketahuan" batin Safira
"Eh iya pak, ini Fira mau cari rambutan yang sudah matang" jawab Safira yang akhirnya memilih untuk jujur
"Ohh ayo pak Karyo antar supaya non Safira tidak kesasar" tawar Karyo lalu mengajak Safira mengikutinya
"Iya deh pak' jawab Safira pasrah. Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Safira dan pak Karyo sampai di kebun rambutan dan terlihat banyak buah yang sudah hampir matang
"Kalau yang sudah matang ada di sebelah kanan non" ucap Karyo sambil menunjuk pohon rambutan yang di jajaran kanan
"Asikk Safira mau naik pak" ucap Safira bahagia melihat banyak rambutan yang matang
"Jangan non nanti biar bapak yang ambilkan" ucap Karyo menahan Safira yang sudah siap naik pohon
"Tapi Fira mau naik sendiri pak, supaya bisa pilih sendiri" ucap Safira memohon
"Jangan non, pohonnya banyak semut, nanti kalau non Safira di gigit gimana? terus ibu Vania nanti sedih dan khawatir. kan non Safira baru pulang dari rumah sakit" ucap Karyo mencoba menjelaskan dengan lembut.dia tidak mau jika sampai nona kecilnya ini sakit lagi.
"Ya sudah pak, tolong diambilkan ya" pasrah safira lalu menunggu di bawah pohon yang lain agar tidak kepanasan
"Nah gitu dong, nanti pak Karyo ambilkan juga buah mangga juga ya buat non" ucap Karyo senang karena nonanya mau menurutinya.
"Asikk terima kasih pak" jawab Safira sambil menyunggingkan senyum manisnya
......................
Karyo dan Safira sudah selesai memetik buah rambutan dan beberapa buah mangga yang matang, lalu Karyo mengantar Safira untuk kembali ke area rumah.
"Assalamu'alaikum mama" sapa Safira yang masuk lewat pintu dapur
"Wa'alaikumussalam... Safira mama cari Safira sampai minta para penjaga keluar ternyata Safira sama pak Karyo" ucap Vania khawatir
"Maaf ma, tadi Safira ingin buah rambutan jadi ke kebun buat cari yang matang" jawab Safira sambil menunduk karena merasa bersalah tidak meminta izin Vania
"Iya Bu, tadi non Safira ke kebun minta dipetikin buah" jawab Karyo
"Ya sudah, terima kasih ya pak sudah menjaga Safira" ucap Vania tulus "Tari tolong beri tahu penjaga kalau Safira sudah ketemu" pinta Vania pada tari
"Baik Bu" jawab Tari lalu langsung menuju ke pintu depan
"Ini buahnya ma" ucap Safira lalu menyodorkan buah yang dipetik pak Karyo
"Wah banyak juga buahnya Fira" kaget Vania karena sudah lama tak melihat area kebun belakang
"Iya ma, buahnya banyak yang hampir matang,mangga juga ma" ucap Safira antusias "tadinya Safira mau naik sendiri tapi kata pak Karyo pohonnya banyak semut" ungkap Safira dengan ekspresi lesu
"Pak Karyo benar sudah larang kamu, kalau tidak pasti kamu sudah bentol bentol digigit semut"
"Hehe maaf ma" jawab Safira cengengesan dan Vania hanya menggelengkan kepalanya
.....................
Vandra dan teman temannya sekarang sedang berada di kantin,tak seperti biasa dimana Vandra membawa kotak bekalnya,sekarang dia memesan makanan kantin karena Safira di larang untuk masak selama tidak sekolah.
"Kenapa makannya nggak semangat gitu?" tanya Dani pada Raka dan Sagara
"Mungkin mereka kangen masakan mbak Tari Dan" jawab Rayyan terkekeh dan membuat Lila dan Isabella tertawa
"Iya sampe segitunya lu sama mbak Tari" ucap Dani meledek Raka dan Sagara
"Gue masih kecewa tau nggak" ucap Raka ketus dan membuat Vandra terkekeh
"Terus Lo kenapa sa?" tanya Vandra
"Gue lagi mikir gimana kalau Fira pindah sekolah aja" jawab Sagara serius. Sagara khawatir dengan saingannya si bocil yang bernama Fahri.
"Lebay Lo masa sama bocil aja Lo kalah" cibir Raka meledek Sagara
"Lo nggak tahu sih seberapa menyebalkannya itu bocil" jawab Sagara kesal
"Emang semenyebalkan itu Van?" tanya Dani penasaran dan diangguki Vandra
"Kalau mereka masih bocah, mereka bakal jadi korbannya" ucap Sagara menunjuk Isabella Lila dan Aisyah
"Aisyah kan masih bocah, bisa di gandeng juga kayanya" ucap Dani memanas manasi Vandra
"Jangan harap" ucap Vandra dingin
"Kalian ngomongin siapa sih?" tanya Rayyan yang belum di beritahu soal Fahri
"Bocah yang suka gangguin Fira di sekolah yang namanya Fahri" jawab Raka
"Fahri... Kaya pernah dengar" gumam Rayyan sambil mencoba mengingat ingat
"Lo kenal?" tanya Vandra dan Sagara
"Sania suka cerita kalau di sekolahnya ada cowok yang namanya Fahri yang suka gangguin Sania sama Safira, bahkan hampir semua murid cewe di kelas dia ganggu. Fahri yang itu bukan ya?" tanya Rayyan polos
"Iya, yang itu!" seru Sagara "emang Sania di ganggu gimana?" tanya Sagara lagi
"Katanya Fahri itu suka gandeng tangan Sania, terus kadang ngelus rambutnya sama suka ngasih jajanan ke Sania sama Safira" jawab Rayyan dan membuat Vandra mendengus kesal
"Calon playboy dia kayanya" ucap Dani terkekeh
"Emang dia kemarin dirumah sakit gimana Van?" tanya Raka yang hanya tahu bahwa Fahri adalah saingan cinta Sagara
"Dia bilang mau nikahin Safira kalau sudah besar" jawab Vandra datar
"Haahhhh" jawab semuanya serempak kecuali Sagara yang masih kesal atas kenyataan yang dia dengar tentang bocah bernama Fahri itu.
"Tenang aja Safira pasti nggak akan terpengaruh" ucap Isabella mencoba menenangkan Vandra dan Sagara
"Iya Fira kan anak pintar jadi pasti bisa tahu mana yang boleh dan nggak boleh" ucap Lila meyakinkan
"Di beri pengertian aja kak Safiranya, supaya kalau Fahri megang tangan atau mau rangkul Safira dia jangan mau" saran Aisyah "kan Fira nurut sama kak Vandra" ucap Aisyah lagi
"Iya bener kasih tahu Safira sama Sania juga Yan" ucap Dani yang juga menoleh ke arah Rayyan
"Iya nanti aku kasih tahu Safira" jawab Vandra tersenyum teduh ke arah Aisyah
"Ayo kita kembali ke kelas sebentar lagi bel masuk" ajak Raka lalu beranjak pergi dan diikuti semuanya
Saat hendak menuju ke kelas tak sengaja mereka bertemu dengan Kevin di koridor kelas. tatapannya langsung tertuju pada Aisyah yang sedang sembunyi di belakang Vandra.
Kevin lalu menghadang Vandra "Maaf, bisa saya bicara dengan Aisyah sebentar?" tanya Kevin sopan dengan terus menatap Aisyah
Vandra lalu menatap Aisyah dan di balas gelengan oleh Aisyah "maaf kak sepertinya Aisyahnya tidak bersedia" jawab Vandra dengan sopan juga
"Hanya sebentar Ais, kakak hanya mau minta maaf atas perlakuan Pina dan mau memberi tahu kamu kalau kakak sudah putus dengan dia" ucap Kevin yang sudah tidak peduli dengan imagenya sebagai ketua OSIS
"Kayaknya ini saingan Vandra yang lumayan berat" bisik Dani pada Sagara
"Iya pantang menyerah" bisik Sagara menjawab
"Kalian lagi bisik bisik apa?" tanya Rayyan berbisik juga
"Kita lagi bahas cara buat kue bolu pisang" jawab Dani berbohong
"Ohh nanti Rayyan minta bolunya ya" ucap Rayyan polos dengan senyum senang dan membuat Isabella terkekeh
"Jadi gimana? kamu mau kan bicara sebentar sama kakak? Pina nggak akan marah" bujuk Kevin terus memohon pada Aisyah
"Ayo Ais, kamu selesaikan masalah kamu sama kak Kevin, aku bakal temani kamu" ucap Vandra mencoba membantu masalah Aisyah dan Kevin
"Tapi Ais takut kak" jawab Aisyah gemetar
"Kak Vandra temani Ais" ucap Vandra dengan lembut dan tersenyum "ya?" Tanya Vandra Lagi dan diangguki Aisyah
"Boleh kan kak kalau saya ikut?" tanya Vandra sopan
"Iya kita bicara di belakang sekolah aja, disana ada bangku dan kamu bisa awasi kami di bangku sebelahnya" jawab Kevin mengangguk.lalu mereka bertiga menuju ke belakang sekolah setelah Vandra meminta Teman temannya ke kelas duluan
"Jangan lama ya kak soalnya sebentar lagi bel masuk" pinta Aisyah saat mereka sudah sampai di belakang sekolah, Vandra mengawasi dari bangku yang berjarak lima meter dari Aisyah
"Iya kakak nggak akan lama, kamu mau kan maafin perbuatan Pina?" tanya Kevin dengan nada pelan karena takut Vandra bisa mendengarnya
"Iya kak, Ais sudah maafin kak Pina ko dan Ais juga maafin kak Kevin" jawab Aisyah dan membuat Kevin senang
"Ais, kakak suka sama kamu" ungkap Kevin langsung karena waktunya yang mepet
Aisyah terkejut dengan ungkapan cinta dari Kevin, dia tidak tahu harus mengatakan atau menjawab apa "tapi kak" sebelum Ais menjawab
"jangan di jawab sekarang Ais, kamu fikirkan dulu. kakak tulus sama kamu dan ingin menjaga kamu" ucap Kevin yang sudah yakin dengan perasaannya.dulu dia terpaksa menerima cinta Pina karena Pina dekat dengan mamanya, tapi seiring waktu sikap Pina terlalu posesif dan tidak memperbolehkan siapapun dekat dengan Kevin dan membuat Kevin merasa terkekang, Pina seperti sudah terobsesi dengan Kevin dan sebelum jatuh terlalu dalam Kevin memilih mengakhiri hubungannya, apalagi setelah dia mendengar bahwa Pina selalu membully Aisyah yang sebenarnya tak ada sangkut pautnya dengan hubungan antara Kevin dan pina. Kevin memang tertarik pada Aisyah saat pertama bertemu dengannya tapi dia bisa menempatkan diri karena masih terikat hubungan dengan Pina, sekarang dia dan Pina sudah putus dan tak mau menyia nyiakan kesempatan mendekati Aisyah toh Pina juga sudah pindah sekolah karena kasus bullying yang dilakukannya.
"Tapi kak Ais masih belum mau pacaran, nanti ayah sama bunda Ais marah" ucap Aisyah menjelaskan
"Nggak pokoknya kamu harus pikirin dulu kalau perlu kakak ke rumah kamu minta izin ayah sama bunda kamu kakak juga bersedia" jawab Kevin meyakinkan agar Aisyah mau memikirkan jawabannya lagi
"Nggak bisa gitu dong kak" pinta Aisyah memohon
"Udah ya udah mau bel kakak pamit masuk kelas dulu,aish pikirin aja baik baik" ucap Kevin tersenyum manis lalu mengusap kepala Aisyah dan pergi dari sana, membuat Vandra mendelik tak suka
Vandra menghampiri Aisyah "sudah selesai?" tanya Vandra serius
"Sudah kak" jawab Aisyah tersenyum lalu mereka menuju ke kelasnya. Vandra sebenarnya penasaran dengan isi pembicaraan mereka hanya saja dia tak mau dianggap ikut campur urusan Aisyah.
"Gue penasaran tapi gue malu nanya duluan, semoga nanti Dani atau Isabella nanya di kelas biar gue bisa tahu apa yang mereka omongin" batin Vandra
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
lanjut ka