NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:87.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kondisi Rumi

“Pingsan! Kamu bilang Rumi Pingsan?” Julian mengulang kata-kata asistennya seakan-akan masih tidak percaya, karena saat wanita muda itu berpamitan pulang keadaannya masih baik-baik saja.

“Iya Tuan, Rumi pingsan di dalam mobil. Dan, Ferdy sempat mengirim video ini.” Derry menyodorkan ponselnya dan menunjukkan kejadian di dalam rumah, di mana Rumi didorong hingga terjatuh.

Kening Julian mengernyit saat melihat video tersebut.

“Sa-saya juga mau menyampaikan Tuan, bahwasanya Rumi adalah istri dari almarhum Bisma ... manajer marketing yang terkena kasus korupsi di perusahaan Tuan. Sebenarnya, tadi pagi saya ingin menyampaikannya. Tapi, harus memastikannya terlebih dahulu,” lapor Derry dengan suaranya yang begitu pelan.

Julian mengangkat wajahnya, suara desahannya terdengar sembari mengembalikan ponsel milik Derry. “Siapkan mobil, sebentar lagi kita berangkat ke rumah sakit,” ucapnya, terdengar semakin dingin.

“Baik, Tuan.”

Derry pikir tuannya akan ngamuk-ngamuk, tapi justru terlihat dingin seperti biasanya. “Perasaan waktu ketahuan ada karyawan yang korupsi, Tuan marah besar sama Bisma ... kalau dipikir-pikir seharusnya jika tahu kalau Rumi adalah istrinya Bisma ... harusnya marah-marah juga, kan?” pikir Derry dalam hati kecilnya.

Julian kembali masuk ke dalam kamar baby Kenzo. “Mah, kita siap-siap ke rumah sakit. Minta Nia siapkan kebutuhan Kenzo. 10 menit lagi kita berangkat.”

“Loh, kok, malah ke rumah sakit, Jul? Mama, kan, minta kamu hubungi Rumi?”

Pria itu mendesah pelan. “Mama ikut aja, nanti akan tahu. Aku akan bersiap-siap dulu ... sekalian mau jenguk Tisya,” jelasnya sambil lalu.

Mendengar Julian akan menjenguk Tisya, Aulia menyahut, “ Kak Julian, aku ikut juga ya, sekalian mau jenguk Kak Tisya!”

Namun sayangnya, tidak ada tanggapan dari Julian, karena pria itu sudah keluar.

***

Rumah Sakit Ibu dan Anak, Ruang IGD

Suara roda ranjang dorong berdecit di lantai keramik putih yang dingin. Lampu neon di langit-langit IGD memantulkan cahaya menyilaukan, menambah suasana mencekam. Rumi yang tak sadarkan diri dibawa oleh perawat dengan cekatan, sementara Ferdy berjalan di sisi ranjang, langkahnya mantap tapi matanya penuh kecemasan.

“Dok, pasien ini sempat pingsan di mobil. Dia juga mengeluh sakit di perutnya, bekas operasi caesarnya. Saya takut ada masalah dengan jahitannya,” ujar Ferdy cepat, suaranya berat menahan panik.

Salah satu dokter kandungan langsung mendekat, ditemani dua perawat. “Kita periksa dulu. Tuan, silakan tunggu di luar sebentar.”

Namun Ferdy tak bergeming. “Tolong … saya tetap di sini. Saya yang menemukannya, saya yang bawa dia. Mohon, Dok.”

Sang dokter sempat terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah, tapi jangan mengganggu.” Ferdy berdiri di salah satu sudut, agar dokter leluasa memeriksa keadaan Rumi.

Rumi dibaringkan dengan hati-hati di atas ranjang pemeriksaan. Perawat membuka perban di area bekas operasi caesar, dan Ferdy menahan napas saat melihat noda darah merembes keluar, lalu memalingkan wajahnya, sebenarnya tidak pantas juga ia melihatnya. Namun, karena rasa tanggung jawabnya ia harus tahu.

“Untung saja tidak parah,” gumam dokter sambil menekan lembut sekitar jahitan. “Ada satu bagian yang sedikit terbuka, tapi tidak perlu dijahit ulang. Kita akan bersihkan dan perban kembali.”

Ferdy menghela napas lega, meski jantungnya masih berdebar. Namun pandangannya langsung berpindah ketika perawat yang lain berseru, “Dok, keningnya robek. Harus dijahit.”

Beberapa menit kemudian, setelah bius lokal diberikan, jarum jahit kecil bergerak di kulit kening Rumi. Ferdy menoleh ke arah lain, genggamannya mengepal. Bukan karena jijik, melainkan karena marah—membayangkan bagaimana Rumi diperlakukan oleh keluarganya sendiri.

Setelah prosedur selesai, tubuh Rumi ditutupi selimut tipis. Wajahnya pucat pasi, bibirnya kering, dan matanya tetap tertutup rapat. Ferdy yang hanya bisa berdiri di sudut, sesekali melirik jam tangan.

“Cepatlah datang, Tuan,” bisiknya lirih, hampir seperti doa.

 ***

Satu jam kemudian

Deru mobil mewah berhenti di depan lobi rumah sakit. Julian turun pertama, wajahnya tegang, diikuti oleh Mama Liora yang menggendong baby Kenzo yang rewel. Nia buru-buru membawa tas bayi, sementara Aulia berjalan di belakang dengan wajah masam.

“Pak Derry!” panggil Ferdy ketika melihat rombongan itu memasuki ruang tunggu IGD.

“Bagaimana keadaannya?” Suara Julian dingin, tapi terdengar terburu-buru.

“Syukurlah Tuan datang,” jawab Ferdy lega. Ia menoleh ke arah dokter yang baru keluar dari dalam ruangan. “Ini, Dokternya yang memeriksa Nona Rumi.”

Dokter melepas masker, lalu menjelaskan dengan tenang, “Pasien sempat pingsan karena kelelahan dan syok emosional. Ada sedikit masalah pada bekas jahitan operasi caesarnya, tapi tidak parah. Sudah kami tangani. Namun keningnya harus dijahit karena robek. Untuk sementara, sebaiknya pasien dirawat inap, agar bisa dipantau kondisinya.”

Julian mengangguk singkat, lalu berkata mantap, “Rawat saja.”

Mama Liora yang dari tadi kebingungan langsung menoleh. “Jul, sebenarnya siapa yang sakit? Mama kira kita ke sini buat Kenzo.”

Julian mengusap kepala putranya yang masih rewel di gendongan neneknya, lalu menatap ibunya. “Kenzo juga akan diperiksa, Mah. Tapi … Rumi ada di dalam. Dia pingsan.”

“Maksudmu … Rumi?” Mata Mama Liora membulat. “Oh Tuhan … kenapa bisa?”

Sebelum Julian menjawab, Ferdy sudah lebih dulu angkat suara. “Nyonya, maaf … saya yang tahu kejadiannya. Nona Rumi tadi diusir dari rumah sama mertuanya. Barang-barangnya dirampas. Perhiasan, uang, bahkan tasnya. Dia juga sempat didorong oleh seorang wanita yang menemani ibu mertuanya, hingga jatuh terhantam lantai. Karena itu keningnya robek dan jahitan operasinya berdarah.”

“Ya ampun … Astaghfirullah.” Mama Liora menutup mulutnya dengan tangan, tubuhnya bergetar menahan amarah. “Bagaimana bisa mereka memperlakukan menantu seperti itu? Rumi baru saja melahirkan, dia masih lemah!”

Julian hanya menghela napas dalam, wajahnya tetap datar tapi matanya dingin. “Karena itu dia harus dirawat di sini. Kita yang akan urus semuanya.”

“Tidak bisa begitu saja dibiarkan, Jul. Mereka keterlaluan!” desis Mama Liora.

“Aku tahu, Mah. Tapi untuk sekarang, kita pikirkan kondisi Rumi dulu,” jawab Julian tegas.

“Mama harus melihatnya dulu. Bolehkan Dok?” tanya Mama Liora pada dokter tersebut.

“Boleh, hanya satu orang saja. Sebelum proses pindah kamar.”

***

Di balik tirai ruang IGD, suara langkah kaki Mama Liora terdengar pelan ketika ia memasuki ruangan yang dibatasi tirai putih. Aroma antiseptik menusuk hidung. Di ranjang, Rumi sudah siuman, tapi matanya hanya menatap kosong ke arah langit-langit.

“Mbak Rumi ….” Suara lembut Mama Liora memecah keheningan.

Mata Rumi perlahan bergerak, menoleh pelan. Begitu melihat sosok wanita paruh baya itu, kedua bola matanya langsung berkaca-kaca. Air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya jatuh, mengalir di sisi wajah pucatnya.

Mama Liora mendekat, duduk di tepi ranjang, lalu meraih tubuh lemah itu ke dalam pelukannya. “Rumi  … Ibu di sini. Jangan takut. Kamu tidak sendirian.”

Rumi terisak dalam diam, suaranya nyaris tak terdengar. “Mereka … mereka mengusir saya, Bu. Saya … dianggap istri pembawa sial.”

Bersambung ... 💔

1
Bunda Aish
gak ada jalan lain Rumi, lumayan masih digaji....licik nya itu plus jadi pelayan pribadi...modus... sudah mulai jatuh cinta sebenarnya 🤨
Nar Sih
begitu berat ujian mu ya rumi,sabar ya rumi ,semoga akan ada pelangi setelah hujan begitu pun dgn mu semoga ada kebahagian setelah kesedihan ,semagat rumi ,dan semagat juga buat momy💪💪🥰
hasatsk
itu perawat bisa jadi kunci rahasia baby Kenzo....
Naufal Affiq
dengar kan rumi omongan julian,nanti dia marah-marah terus tanpa arah
Jeng Ining
dugaan klo Kenzo anak Rumi semakin jelas, dn mulai samar timbul pertanyaan Kenzo jg anak kandung Julian🫣, tp entahlah🤭
Noor hidayati
kamu harus bisa bersikap tegas pada aulia jul,jangan biarkan dia seenaknya berbuat jahat sama rumi
Naufal Affiq
ada udang di balik batu rupanya pak julian,ada maksud terselubung rupanya.hahaha
Kar Genjreng
wahhh abislah riwayat Aulia dan ibunya,,itu belum ketahuan biologis orang tua Kenzo. suster tadi tau keliatan,,,,, semoga suster tidak ikut terlibat. Julian sudah membeku u. lihat tampang nya sudah ngeri,,,,ga kebayang murkanya Julian. ga ampun deh siap siap saja Aulia lapor sama mak mu. jus nya sudah ketahuan sama Rumi Julian,,,ngeri baru lihat raut wajah Julian saja Rumi pucet apa lagi Aulia nanti langsung semasfuuud, ,,, OK mommy di tunggu lanjutannya,,
Nanik Kusno
Hanya harus bicara baik dan sopan ....gitu aja kenapa sangat sulit???
Nanik Kusno
Duuuuhhh si Bos sombongnya...... semua diukur dengan uang....belum kepentok dia....😏😏😏😏😏😏😏😏😏
Sugiharti Rusli
apa selama ini si Bisma sudah membohongi Rumi yah, entah dengan tujuan apa🤔🤔🙄
Sugiharti Rusli
karena rahasia besar mendiang si Bisma sepertinya nanti akan mulai terkuak, kalo perusahaan Julian menyelidikinya ke mana aliran dana dari korupsi si Bisma selama ini
bintang
bagus
Sugiharti Rusli
mungkin untuk sekarang si Rumi merasa kebebasannya terenggut dari Julian, tapi sepertinya di masa depan dia akan sangat berterima kasih pada Julian deh
Sugiharti Rusli
dan apa kondisi koma nya si Tisya juga ada sangkut paut dengan kematian 'bayi' nya Rumi,,,
Sugiharti Rusli
siapa sebenarnya yang sedang bermain yah di sini, apa mendiang si Bisma ada hubungannya dengan ini dulu🙄🙄🙄
Sugiharti Rusli
nah kan gerakan si perawat sudah menunjukan ada sesuatu tentang baby Kenzo dan Rumi yah,,,
Nanik Kusno
Si Bos Jul....perlu dikaplok biar otaknya yang sedeng segera kembali ke jalan yang benar..... anaknya sudah nangis kejer kehausan malah jaga ego setinggi langit.....mau anaknya mati ....😡😡😡😡😡😡😡😡😡
meita
perawatnya yg nukerin baby kenzo kali y
Teh Euis Tea
curiga nih sm suster jgn2 dia tau siapa bayi kenzo, mungkin anak rumi yg di tuker?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!