Ini kisah remaja SMA yang bernama Zo Paksa, putra bungsu dari pasangan Victor dan Sera Paksa. Dia dijodohkan dengan anak sahabat Papanya yang bernama Bintang Armada hanya demi sebuah nilai.
lucu, bukan?
Nah, ini hanya cerita karangan belaka untuk sekedar menghibur di waktu luang. semoga bermanfaaat. penasaran? baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PBS 12
Prank!
Di dalam kamar tak sengaja Bintang menyenggol lampu tidur usai mendengar kata perjodohan.
"Bintang! Apa yang terjadi?!" Mendengar suara benda jatuh dari dalam kamar Bintang, Talita merasa khawatir. Tanpa menunggu jawaban, Talita membuka pintu dan masuk.
"Bintang!" Talita menutup mulut melihat Bintang tengah memungut pecahan lampu tidur di lantai.
Bintang menatap Mommy-nya. "Maaf, Mom. Bintang tidak sengaja memecahkannya,"
"Kau tidak apa-apa, kan? Kau tidak terluka, kan?" Talita menatap putrinya cemas.
"Aku tidak apa-apa. Mommy tidak perlu cemas ataupun khawatir." Bintang tersenyum manis.
Talita lega melihat putrinya baik-baik saja. "Ayo turun dan makan malam. Biarkan Bibik yang membersihkannya, ayo!" ajaknya pada Bintang.
...----------------...
Johan meletakan sendok di atas piring, mengambil tisu untuk membersihkan bibirnya. Johan sudah selesai makan malam. Setelahnya dia mengambil ponsel yang sejak tadi dia letakan di atas meja, di sisi piring. Johan menghubungi seseorang.
"Ada apa, Jo?" suara dari panggilan terdengar.
"Apa kau ada waktu? Aku akan memperkenalkan putriku malam ini. Bagaimana dengan putramu?" balas Johan.
Dan Bintang yang belum menghabiskan makan malamnya terdiam sejenak. Mendengarkan Daddy berbicara dengan seseorang di telepon.
Viola yang duduk disisi Bintang, menyenggol lengan Bintang. "Daddy telepon siapa, Kak?" bisiknya.
Bintang menggeleng dan kembali melanjutkan makan malam. Karena tak mendapat respon yang sesuai dari sang Kakak, Viola juga kembali melanjutkan makan malam.
"Apa itu tentang perjodohan, Jo?" suara Victor ditelepon.
"Ya. Bagaimana? Aku sudah membicarakannya pada putriku. Jika kau ada waktu, malam ini kita bertemu." Johan sangatlah antusias.
"Mmm... lain kali saja, bagaimana?"
Johan mengerut kening merasa ada yang Victor tutupi. "Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku, Vic? Apa kau berniat membatalkan rencana perjodohan ini?" Jika iya, Johan benar-benar kecewa.
"Tidak! Bukan seperti itu, Jo. Tapi ... terus terang saja malam ini aku belum bisa mempertemukan putraku dengan putrimu,"
Jawaban Victor terlalu membuat Johan penasaran dan semakin membuatnya kecewa. Bukankah pada malam itu Victor terlihat antusias dengan perjodohan ini? Mengapa sekarang Victor terdengar ... enggan?
"Alasannya?"
"Hufff, putraku mengalami kecelakaan kecil dan dia berada dirumah sakit sekarang. Maaf jika kali ini aku membuatmu beserta istri kecewa, Jo." Terdengar ada nada tak enak hati disana.
"Kecelakaan?!" Johan sedikit terkejut. "Dirumah sakit mana putramu dirawat? Bagaimana jika kita bertemu disana saja?" pokoknya malam ini Johan harus mempertemukan Bintang dengan putra Victor. Agar perjodohan cepat terlaksana.
...----------------...
Dirumah sakit K sini, Victor menatap sang istri. Dia bertanya melalui sorot mata. Dan Sera yang memahami, mengangguk, Sera tidak keberatan. Bagi Sera ini adalah kesempatan emas, tidak terlalu terlihat mencolok dimata anak-anak jika mereka dijodohkan.
Victor tersenyum. "Baiklah. Aku kirim alamat rumah sakitnya lewat chat saja, Jo."
"Oke!"
Victor menarik ponsel dari telinga karena panggilan sudah dimatikan oleh Johan, dia memasukan ponsel kedalam saku celana dan menghampiri Zo yang tengah memainkan ponsel ditangan.
Zo mengalihkan tatapan mengetahui Papanya berjalan mendekat.
"Zo, apa kau sudah memiliki pa.car?" tanya Victor, dia sudah berdiri disisi brankarrr sambil menatap wajah tampan putranya.
Zo menggeleng karena dia memang tidak memiliki pa.car. Tapi dia tengah dekat dengan satu cewek. "Kenapa, Pa?" Zo merasa heran dengan pertanyaan Papanya, tumben sekali.
"Begini. Papa memiliki teman lama dan mereka memiliki dua putri. Satu seumuran dirimu dan satunya masih duduk dibangku SMP. Mereka akan kesini, menjengukmu. Jika kau tidak keberatan Papa akan menjodohkanmu dengan salah satunya, bagaimana?"
Zo mendesah berat. Dia kurang suka dengan rencana Papa. "Ini tahun berapa? Aku tidak mau dijodohkan. Aku masih ingin bebas. Aku ingin fokus sekolah, kuliah, bekerja, dan aku tentu bisa mencari calon istri sendiri. Papa tidak perlu menjodohkanku seperti inilah, Pa,"
"Zo! Ini bukan Perjodohan biasa. Kau tahu sendiri bukan nilai-nilai mata pelajaranmu seperti apa? Nah, itu salah satu alasan Papa dan Mama menjodohkanmu dengan salah satu putri mereka." Sera yang sejak tadi mendengarkan, buka suara.
Sera berjalan menghampiri dua lelaki yang sangatlah ia sayangi. Sera berdiri disisi suami, menatap Zo dengan wajah memohon. "Terima perjodohan ini, ya, Zo," kata Sera lagi.
Zo menggeleng dia memainkan ponselnya yang sejak tadi menghiburnya. Karena didalam sana dia sedang berkirim chat dengan cewek incarannya. "Aku tidak mau!"
"Zo di..."
Drrtttt....drrtttt....
Ponsel Victor bergetar ucapan yang akan Victor lontarkan pada Zo, dia urungkan. Victor menerima panggilan yang ternyata dari Johan.
"Vic, aku sudah tiba diparkiran rumahsakit," ~ Johan.
Victor tersenyum. "Oke, aku kesana." Setelahnya Victor memutus panggilan. Dia menatap Sera dan Zo bergantian. "Aku temui mereka diparkiran. Ma, kau nasihati putramu itu. Zo kau patuh lah pada Mamamu," kata Victor, dia bergegas keluar ruangan.
Zo berdecak kesal, dia menyimpan berjuta kekesalan dihatinya pada Papa. "Tahun berapa ini? Mengapa masih saja asal jodoh menjodohkan? Papa kurang kerjaan sekali. Iya jika anak temannya itu cantik, lah jika cewek itu panuan, kudisan, dan korengan? Kan serem! Memangnya Papa mau memiliki menantu semengerikan itu?" protesnya.
Sera terkejut mendengar putra bungsunya mengomel. "Zo, kau ini! Makanya kau harus bertemu dengannya dulu!" Sera juga tidak ingin putranya mendapat jodoh yang seperti Zo katakan.
...----------------...
Sudah lelah Bintang untuk menolak ajakan Daddy yang akan mempertemukannya dengan putra temannya itu. Sekarang Bintang hanya bisa pasrah dan berharap jika putra teman Daddy adalah cowok tompelan dan itu akan menjadikannya alasan untuk mengakhiri rencana perjodohan ini.
"Bintang, cepat turun! Apa kau ingin terus-menerus didalam?" Johan membuka pintu mobil dimana Bintang duduk.
Bintang cemberut, dengan sangatlah terpaksa dia turun seperti perintah Daddy. Sedangkan Viola yang juga harus ikut, menutup mulut untuk tak tertawa melihat wajah cantik sang Kakak yang menekuk.
"Bintang, Viola! Ingat! Jangan membuat keributan didalam! Jangan mempermalukan Daddy dan Mommy, oke?" Talita menatap kedua putrinya bergantian, memperingatinya dengan lembut.
"Siap, Mom!" Viola sangatlah bersemangat, tidak dengan Bintang.
"Hei! Maaf ya, pertemuannya malah disini!" Dari jarak beberapa langkah Victor sudah menyapa Johan yang berdiri diluar mobil bersama tiga wanita.
Johan dan Talita tersenyum hangat, keduanya menyapa Victor. Johan berpelukan dengan Victor dan Talita hanya berjabat tangan saja. Setelahnya Johan menatap pada kedua putrinya.
"Dia kedua putriku. Yang lebih tinggi bernama Bintang, dan adiknya bernama Viola."
Viola dan Bintang tersenyum ramah lalu salim pada Victor bergantian.
Victor menatap kagum pada kedua gadis didepannya. Mereka berdua terlihat sama-sama cantik. Namun entah mengapa Victor merasa cocok dengan Bintang, walau wajahnya terlihat ... Judes.
,, beldelai beldelai ail matanieee...