NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Melihat Lu Ban mulai kehilangan kesabaran, Zhou Lan yang sejak tadi mengintip dari balik pintu bengkel langsung melangkah keluar dengan percaya diri.

Dia tersenyum ramah, menepuk dada dan mengangkat tangan.

“Baik, baik, semuanya harap tenang! Kalian semua datang ke sini karena ingin kualitas, bukan keributan, bukan?”

Beberapa pedagang mengangguk cepat.

Chen Mo pun segera menyusul dari belakang, berdiri di samping Lu Ban, lalu menepuk pundaknya pelan. “Guru, serahkan urusan ini pada kami saja. Kami tahu cara menanganinya. Lagipula... ini peluang emas.”

Lu Ban hanya mendengus pelan, lalu mengangguk setengah hati. “Jangan sampai sekte ini jadi seperti pasar malam. Satu kekacauan lagi, aku lempar kalian ke hutan.”

Chen Mo tersenyum canggung, “Baik, baik. Kami jamin ini terkendali.”

Zhou Lan sudah mulai bergerak cepat. Ia membagi halaman sekte menjadi beberapa bagian menggunakan tali dan papan penanda sederhana. “Yang ingin membeli senjata — antre di kanan. Yang membawa bahan dan ingin memesan — di kiri. Yang hanya ingin melihat-lihat... silakan pulang.”

“Nomor antrean akan diberikan! Kami tidak menerima sogokan! Semua akan diproses secara adil!”

Beberapa murid sekte baru—yang biasanya hanya membersihkan taman dan menyapu halaman—langsung diminta membagikan kertas nomor antrean. Suasana yang sebelumnya riuh mulai teratur.

Chen Mo berdiri di depan antrian, sambil berkata dengan lantang, “Sebutkan nama kalian, bahan apa yang kalian bawa, dan senjata seperti apa yang kalian inginkan! Kalau cocok, kami tampung. Kalau tidak... silakan tunggu sampai minggu depan!”

Sementara itu, Fei Rong dan Miya masih tampak bingung, tapi tak bisa menyembunyikan rasa kagum.

“Aku tak menyangka... mereka berdua bisa seteratur ini,” gumam Fei Rong.

“Zhou Lan memang punya bakat jadi pedagang,” balas Miya pelan. “Dan Chen Mo... meski agak bodoh, tapi dia tahu caranya menjaga ketenangan.”

Zhou Lan lalu berdiri di atas bangku batu, lalu berteriak, “Dengarkan baik-baik! Pandai besi kami tidak menerima pesanan dalam jumlah banyak! Hanya bahan terbaik yang akan diterima! Dan kalian semua—harus membayar di muka!”

Semua orang mulai mengangguk. Beberapa mulai membuka peti mereka, menampilkan bahan logam langka, taring monster, bahkan sisik naga muda. Aura spiritual memenuhi udara.

Sementara itu, di dalam bengkel, Rynz hanya bisa menghela napas panjang sambil mengamati dari jendela kecil.

“Aku hanya ingin menempa senjata... bukan membuka toko.”

Zhou Lan dengan senyum lebar dan suara lantang kembali naik ke atas bangku batu. Di belakangnya, spanduk kain bertuliskan "Penerimaan Murid Sekte Lembah Angin" digantung seadanya oleh dua murid baru yang tampak gugup.

“Dan tentu saja!” serunya, “Sekte Lembah Angin juga membuka penerimaan murid baru!”

Beberapa pedagang yang awalnya hanya tertarik pada senjata kini mulai memperhatikan lebih seksama.

“Bagi kalian yang memiliki anak, cucu, atau kerabat muda — kirim mereka ke sini! Kami akan memberikan diskon khusus bagi setiap keluarga yang mengirimkan calon murid ke sekte ini. Bahkan—kami memberikan senjata gratis untuk semua murid resmi yang diterima!”

Orang-orang mulai saling berbisik. Beberapa yang datang dari klan kecil tampak tertarik. Ini adalah kesempatan langka—sekte yang menerima orang biasa dengan perlengkapan gratis? Nyaris mustahil didapatkan dari sekte lain.

Zhou Lan masih melanjutkan, penuh percaya diri:

“Di sekte besar lain, mereka hanya menerima yang memiliki akar spiritual tinggi. Tapi di tempat kami, kerja keras dan niat yang utama!”

Chen Mo maju satu langkah, melipat tangan di depan dada, lalu menambahkan dengan suara tegas:

“Menurut guru kami, akar spiritual itu hanya angka. Yang terpenting adalah semangat untuk bertumbuh! Kami punya metode pelatihan khusus yang bahkan bisa membuat petani pun jadi kultivator!”

Kerumunan pun langsung ramai kembali. Beberapa mulai bertanya-tanya apakah ini benar atau hanya janji kosong, tapi tatapan serius Chen Mo dan cara bicara Zhou Lan membuat mereka sedikit percaya.

Sementara itu, dari sisi aula utama, Lu Ban berdiri menyandar di tiang kayu, menatap semua ini sambil memijat pelipisnya pelan.

“Jika ini terus berlanjut... sekte ini akan menjadi tempat penitipan anak dan pasar dagang,” gumamnya dengan nada letih.

Fei Rong di sampingnya berusaha menahan tawa. “Tapi lihat sisi baiknya, Guru... setidaknya, sekarang semua orang tahu nama Sekte Lembah Angin.”

Miya menambahkan dengan polos, “Dan ini lebih ramai dari festival musim gugur kemarin.”

Lu Ban hanya bisa menghela napas panjang, lalu berbalik menuju ruangannya.

“Kalau begitu... biarkan saja mereka. Tapi kalau ada yang datang membawa masalah... semua tanggung jawab ada pada dua murid licik itu.”

Langit yang cerah mendadak menjadi gelap oleh bayangan besar yang melintas. Suara dentuman angin dan raungan menggema dari atas pegunungan. Semua kepala mendongak bersamaan, dan saat itulah seekor Naga Perisai Hitam meluncur menukik di atas Sekte Lembah Angin, membawa empat sosok berpakaian mewah dan berlapis spiritual armor—dipimpin oleh Long Zhen, pewaris langsung dari Klan Long.

Tak lama kemudian, suara melodi nyaring menggema dari kejauhan, disusul cahaya keemasan membelah langit. Seekor Phoenix Api Biru menari di udara, anggun dan bercahaya. Di punggungnya duduk Putri Yue, lengkap dengan jubah bangsawan, serta dua penatua Klan Huang yang aura kekuatannya membuat udara terasa berat.

Kerumunan di halaman sekte langsung panik dan berlarian kecil—bukan karena takut, tapi karena terlalu antusias. Para pedagang sibuk membungkuk, bahkan beberapa dari mereka sampai menjatuhkan tas bahan mereka sambil berteriak, “Lihat! Lihat! Klan besar pun datang ke sini!”

“Kalau mereka mempercayai sekte ini... maka anakku juga harus belajar di sini!”

“Aku akan kirim keponakanku! Dan sepupuku! Bahkan menantuku!”

“Ini pasti sekte masa depan!”

Suasana pasar mendadak berubah menjadi histeria. Para calon murid mulai mendaftar, bahkan ada yang menawarkan untuk membayar dua kali lipat hanya agar anak mereka ditempa langsung oleh Rynz.

Sementara itu, di dalam aula utama, Lu Ban hanya terduduk dengan wajah datar dan mata kosong. Secangkir teh di tangannya sudah dingin. Urat di pelipisnya tampak menegang.

“Pertama, pedagang biasa…”

“Lalu desas-desus pasar…”

“Sekarang naga… phoenix… Penatua Klan…”

Fei Rong melirik gurunya dengan khawatir. “Guru, kau baik-baik saja?”

Lu Ban hanya mengangguk pelan, sebelum berbisik seperti orang kehilangan nalar, “Ini bukan sekte... ini sudah jadi pameran binatang spiritual…”

Chen Mo dan Zhou Lan justru tampak sangat gembira. Zhou Lan langsung menyambut kedatangan kedua klan besar dengan gaya layaknya pejabat tinggi.

“Selamat datang! Kami sangat menghargai kepercayaan kalian pada produk kami—eh maksud saya, pada sekte kami!”

Chen Mo dengan cepat membagikan daftar harga yang baru mereka cetak semalam, dan ikut menyalami para pengawal klan dengan senyum sumringah.

Putri Yue turun dari Phoenix-nya, menatap Rynz yang muncul dari balik bengkel. Matanya tajam, namun bibirnya tersenyum. “Aku akan menunggu satu minggu, sesuai perjanjian.”

Long Zhen berdiri tak jauh dari situ, tangan bersilang. “Begitu juga aku. Semoga palumu tidak mengecewakanku, pandai besi.”

Para penatua dari kedua klan pun bertukar pandang tajam, menyadari bahwa pertarungan mereka kini bukan hanya soal nama... tapi soal siapa yang akan menguasai pandai besi langka ini.

Dan Rynz? Ia hanya berdiri sambil menghela napas, lalu bergumam:

“Aku hanya ingin membuat senjata... bukan menjadi rebutan.”

Long Zhen melangkah maju lebih dulu. Dengan tenang, ia membuka cincin penyimpannya, dan dari dalamnya muncul sebuah kotak logam berlapis ukiran naga.

Dengan satu sentuhan, kotak itu terbuka perlahan, memperlihatkan sepotong sisik naga emas sebesar telapak tangan. Sisik itu memancarkan cahaya keunguan samar, dengan jejak energi petir dan aura tekanan yang membuat beberapa murid yang masih di ranah rendah langsung terjatuh berlutut karena sesak napas.

“Sisik ini milik Naga Petir Emas yang dikalahkan oleh leluhur Klan Long tiga ratus tahun lalu,” ucap Long Zhen, suaranya tenang namun tegas. “Kukorbankan satu-satunya warisan ini demi sebuah senjata yang akan melampaui segalanya.”

Para penonton langsung riuh. Bahkan Lu Ban yang berdiri agak jauh pun melirik dengan tatapan serius. Chen Mo dan Zhou Lan menelan ludah. Bahannya... benar-benar gila.

Namun sebelum kekaguman itu mereda, Putri Yue melangkah ke depan, gaunnya berkibar, dan dengan gerakan anggun membuka kotak kristal transparan yang dibawa oleh salah satu penatua Klan Huang.

Di dalamnya terdapat sebatang bulu phoenix berwarna biru pekat, yang terus berkedip seperti bara api, tetapi tidak membakar wadahnya. Ujung bulu itu mengeluarkan percikan api es yang langka—Flame of Frost—sebuah fenomena yang hanya dimiliki oleh Phoenix Kutub Utara, makhluk legendaris yang dikabarkan telah punah.

“Bulu ini diwariskan secara turun-temurun oleh para wanita utama Klan Huang,” kata Putri Yue pelan, matanya lurus ke arah Rynz. “Dan hari ini, aku ingin membuktikan bahwa tidak ada yang lebih berharga... daripada kepercayaan.”

Hening menyelimuti tempat itu selama beberapa detik.

Semua orang hanya bisa memandangi kedua bahan itu dengan napas tertahan. Beberapa bahkan memegangi dada mereka karena tekanan spiritual yang keluar dari dua barang langka itu.

Rynz sendiri hanya berdiri, tangan kirinya mengepal pelan, bola matanya menatap kedua bahan itu bergantian, lalu berpaling ke arah Lu Ban.

“Guru... aku butuh waktu tiga hari untuk menentukan mana yang akan aku pilih.”

Lu Ban mengangguk perlahan. “Baik. Tapi ingat, apa pun pilihanmu... itu akan membawa dampak besar.”

1
yayat
tambah kuat lg
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!