NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 8 - Ancaman dan Rasa Peduli

Sore itu, hujan turun deras seperti ingin menenggelamkan seluruh kota. Langit menghitam, menggantung berat di atas atap-atap tua, mengisyaratkan badai yang belum akan reda. Suara petir sesekali menggetarkan kaca jendela apartemen kecil di lantai empat tempat Althea tinggal.

Dengan tangan gemetar, Althea buru-buru menutup jendela-jendela tua yang satu per satu mulai berderit. Salah satu kaca yang sudah retak sejak dua minggu lalu akhirnya pecah dihantam angin. Serpihan kecilnya mengenai lantai, berserakan seperti luka-luka kecil yang sudah terlalu lama dibiarkan menganga.

“Ares...?” panggilnya dengan nada cemas.

Di kamar, tubuh kecil adik nya itu menggigil meski sudah diselimuti oleh dua lapis kain tebal. Keningnya panas, wajahnya pucat. Ares demam tinggi ,nafasnya pendek dan berat, matanya nyaris tak terbuka.

“Kak... airnya mati...” bisik Ares dengan suara lemah.

Althea cepat-cepat memeriksa keran. Benar ,air tak mengalir ,listrik mulai berkedip, lalu padam sepenuhnya, menyisakan kegelapan yang pekat dan mencekam. Ia mencoba menelepon pengelola apartemen, tapi tak ada jawaban. Suara sambungan hanya berdering hampa.

“Tenang, sayang... sebentar lagi akan baik-baik saja...” gumam Althea, lebih kepada dirinya sendiri daripada Ares.

Dengan lilin kecil yang ia ambil dari dapur, ia menuruni tangga menuju lantai bawah untuk mencari bantuan. Tapi lantai yang licin dan bocor karena atap tua membuat langkahnya terpeleset.

BRAKK!

Tubuhnya menghantam tangga dengan keras. Sebuah suara retakan kecil terdengar dari pergelangan tangannya. Rasa nyeri langsung menjalar, menusuk hingga ke bahu. Ia terdiam beberapa detik, menahan teriakan.

Pikirannya hanya satu saat ini , Ares.

Dengan tubuh gemetar dan tangan yang tak bisa digerakkan sempurna, Althea berusaha merangkak kembali ke lantai atas. Ponselnya terlempar ke lantai, basah terkena air bocoran dari atap. Layar retak, tapi ajaibnya masih menyala.

Ia mencari satu nama ,bukan Reno ,bukan HRD. Tapi...

Marco Dirgantara.

Jari-jarinya gemetar saat menekan tombol panggil. Ia bahkan tidak tahu mengapa nomor itu ada di riwayat panggilan terakhir. Tapi ia ingat ,suara itu pernah terdengar begitu tegas dan dingin ,dan anehnya, terasa bisa diandalkan.

Beberapa detik hening ,lalu... sambungan itu dijawab.

“Althea?”

Suaranya dalam dan berat. Seolah bisa menembus hujan dan dingin nya malam.

“Aku... butuh bantuan...”

Lalu sambungan mati ,karena baterai habis.

Althea tak membiarkan dirinya panik ,Ia memilih tenang dan terbaring di lantai, menatap gelap yang pekat. Suara Ares yang merintih masih terdengar samar dari kamar.

---

Dua puluh menit berlalu.

Suara klakson mobil menggema di depan gedung apartemen tua. Tak lama, Reno masuk tergesa membawa senter besar dan payung. Tapi yang membuat napas Althea tercekat adalah sosok di belakangnya.

Marco Dirgantara.

Dengan mantel hitam panjang dan langkah cepat, Marco memasuki ruangan penuh genangan. Wajahnya tidak seperti biasanya. Bukan dingin, tapi cemas ,marah dan panik.

Tatapannya menyapu ruangan, lalu berhenti pada tubuh Althea yang bersandar di dinding dengan pergelangan tangan membengkak. Bajunya basah, wajahnya pucat, dan napasnya tersengal.

Dalam dua langkah besar, Marco sudah berlutut di depannya.

Tanpa bertanya, tanpa meminta izin, ia mengangkat tubuh Althea dalam pelukannya.

“Reno, bawa anak itu. Kita ke rumah sakit,” perintahnya, tegas dan tak bisa dibantah.

“Aku... bisa jalan sendiri...” bisik Althea.

“Diam.” suaranya tajam, tapi tidak menyakitkan. Justru terasa memeluk.

Tubuh Althea yang terbiasa untuk menolak bantuan, kali ini diam. Kali ini tidak bisa mengabaikan rasa sakit nya ,selain itu karena lengan itu terasa berbeda ,tidak mengikat ,tapi melindungi.

---

Rumah sakit tampak penuh malam itu. Tapi begitu Marco masuk, dengan pengaruh dan kuasanya ,semuanya menjadi lebih mudah. Bahkan semua yang berada di sana seolah berhenti bernafas ketika Marco masuk.

Mereka menunduk dalam penuh hormat kemudian bergegas memberikan pertolongan. Ares langsung ditangani di IGD. Sementara itu, Althea duduk di kursi tunggu, tubuhnya berbalut selimut setelah sebelum nya tangan nya di periksa dan di perban.

Marco berdiri beberapa langkah dari sana, menatap hujan yang belum reda dari balik kaca besar.

“Kenapa tidak bilang kalau kau tinggal di tempat seperti itu?” tanyanya, masih dengan nada dingin.

Althea hanya diam.

“Kenapa tidak minta bantuanku?”

Ia menoleh pelan, matanya merah. “Karena aku tidak ingin jadi utang budi.”

Marco menarik napas dalam. Lalu duduk tepat di sampingnya. Tubuhnya besar, hangat, dan aura dominannya begitu terasa. Ia tak mengatakan apa pun untuk beberapa saat. Hanya memandangi Althea seperti menilai apakah ia masih waras membiarkan wanita itu tinggal di tempat bobrok seperti tadi.

“Kadang... orang kuat pun berhak jatuh. Tapi bukan berarti harus jatuh sendirian, Nona Althea.”

“Saya sudah terlalu sering berharap... hanya untuk kecewa. Saya lebih memilih jatuh sendiri daripada terhempas karena menggenggam tangan yang salah.”

Marco menatapnya tajam. Tatapan itu seperti menguliti pernyataannya satu per satu. “Dan kau pikir aku salah satu dari tangan itu?”

Althea tak menjawab.

Lalu, dalam gerakan yang tiba-tiba, Marco menggenggam tangan Althea yang diperban. Ia membawanya ke dadanya ,tepat di atas jantungnya.

“Aku belum menyentuhmu sejauh yang ku mau... karena aku masih menunggu kau yang datang sendiri kepadaku.” bisiknya dalam.

Althea menahan napas, matanya membelalak, tapi Marco belum selesai.

“Dan kalau pun akhirnya aku memaksa untuk menyentuhmu... itu karena aku tidak bisa mengabaikanmu. Kau tahu ,karena sejak kau masuk ke dalam hidupku, logikaku tak lagi bekerja seperti biasa.”

Althea menatap dalam matanya. Hujan di luar seolah berhenti. Dunia terasa sunyi, hanya detak jantung pria itu yang mengalun dalam dada.

Ia tidak tahu siapa yang mulai lebih dulu. Tapi tubuhnya bersandar perlahan. Dan Marco memeluknya erat. Tidak dengan nafsu ,tapi dengan rasa memiliki.

---

Tiga jam kemudian, setelah Ares dipindahkan ke ruang inap, Marco menyerahkan sebuah kunci kecil kepada Althea.

“Ini kunci apartemen baru. Lebih layak dan lebih aman.”

Althea menatapnya bingung. “Saya tidak bisa menerimanya.”

Marco menghela napas kasar, lalu mendekat.

“Kalau kau tetap di tempat tadi, aku tidak akan pernah bisa tidur tenang lagi ,jangan buat aku mempertanyakan kewarasanku hanya karena kau keras kepala.”

“Kenapa kamu melakukan ini untukku?”

Marco menatap langit-langit sejenak. Lalu mengusap wajahnya yang maskulin dan super tampan itu dengan kasar. Emosi tampak bergulat di matanya.

“Karena aku... tidak bisa menahan diri lagi.”

Ia melangkah lebih dekat dan menangkup wajah Althea. Tatapannya tajam, tegas, dan penuh dorongan yang tak bisa lagi dibendung.

Tubuh Althea menegang ,mata nya seolah melakukan penolakan terhadap perlakuan Marco saat ini.

Marco bisa membaca situasi nya ,gemas dengan ekpresi takut Althea ,ia justru semakin mendekatkan wajahnya ,hingga hanya sehelai nafas jarak diantara mereka.

“Dari awal kau masuk ke ruang pribadiku... kamu sudah menjadi milikku, Althea Shafira. Dan aku tidak suka penolakan apapun.”

Althea menelan ludah. Jantungnya berdegup kencang. Ucapan itu terdengar seperti ancaman ,tapi juga seperti janji.

“Suka atau tidak, kamu adalah bagian dari hidupku sekarang. Dan tugasmu..” Ia semakin mencondongkan wajah, bibirnya hanya sejengkal dari Althea, “...adalah menuruti apa yang aku katakan.”

Althea memejamkan mata. Bukan karena takut ,tapi karena dirinya tahu, ia baru saja melangkah ke dalam permainan yang bisa menghancurkan hatinya... atau mungkin justru menyelamatkannya.

Tapi untuk pertama kalinya dalam hidupnya... Ia tidak ingin lari.

Hapy Reading 🥰

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!