Claire Jenkins, seorang mahasiswi cerdas dari keluarga yang terlilit masalah keuangan, terpaksa menjalani prosedur inseminasi buatan demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran.
Lima tahun kemudian, Claire kembali ke Italia sebagai penerjemah profesional di Istana Presiden. Tanpa disangka, ia bertemu kembali dengan anak yang pernah dilahirkannya Milo, putra dari Presiden Italia, Atlas Foster.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Menarik napas dalam-dalam dan setelah mempersiapkan mental dengan baik, Claire mengangkat kakinya dan berjalan masuk ke rumah.
BRAK!
Tepat ketika Claire melangkah masuk ke pintu vila keluarga Jenkins, sebuah asbak melesat ke arahnya dan pecah tepat di samping kakinya.
Claire berhenti, seluruh tubuhnya gemetar, dan wajahnya langsung pucat pasi.
"Bajingan, kamu masih punya nyali untuk kembali!" Terdengar raungan Barrett yang menggelegar.
Berdiri di pintu, Claire menarik napas dalam-dalam lagi, lalu melanjutkan langkahnya dengan teguh.
Saat melangkah ke ruang tamu, dia melihat bukan hanya Barrett dan Lydia yang duduk di sana, tetapi juga Millie, yang menangis dengan mata bengkak seperti buah walnut.
"Bajingan, kamu yang menyebabkan semua ini! Gara-gara kamu, Thomas memutuskan pertunangan denganku. Aku harus membunuhmu hari ini!" Melihat Claire masuk, Millie bergegas seperti orang gila dan mengangkat tangannya untuk menampar wajah Claire.
Namun, Claire bereaksi cepat, menangkap tangan Millie yang terangkat di udara, lalu melemparkannya dengan kuat.
"Ah!" Millie terhuyung beberapa langkah dan jatuh ke lantai dengan keras.
"Dasar pemberontak! Beraninya kamu memukul orang begitu kamu kembali!" Melihat putrinya didorong ke lantai, mata Lydia langsung memerah. Dia mengumpat dan bergegas, mengangkat tangannya untuk menampar Claire.
Claire menatap Lydia yang sedang mendekat. Dia sebenarnya bisa menghindar, tetapi membiarkan Lydia menamparnya.
Tamparan Lydia begitu keras, hingga tidak hanya membuat kepala Claire miring ke samping, tetapi juga membuat sudut mulutnya berdarah.
"Ibu, sobek wajah si rubah ini! Aku ingin sobek wajah si rubah ini!" Millie yang terjatuh menunjuk Claire sambil menangis dan berteriak histeris.
Lydia memelototi Claire dengan tajam, lalu melangkah mendekat, membantu Millie berdiri, mengelus punggungnya dengan lembut, dan menghiburnya, "Jadilah anak baik, ayahmu dan ibu akan membalaskan dendammu hari ini. Duduklah dengan tenang dan jangan sakiti dirimu lagi."
"Ibu, aku ingin Ibu memukulnya sampai mati! Aku baru akan merasa lega kalau Ibu memukulnya sampai mati!" Millie menatap Claire dengan mata penuh kebencian, menggertakkan giginya.
"Jangan khawatir, ibu akan membalaskan dendammu." Setelah menghibur putrinya, Lydia menatap Barrett yang berdiri diam tanpa berkata apa-apa. Dia tidak lagi berpura-pura dan langsung mengancam, "Barrett, lihat putrimu yang 'baik' ini! Lihat bagaimana dia menindas Millie kita. Dia begitu kejam sampai ingin membuat Millie bunuh diri. Kalau kamu tidak memberinya pelajaran hari ini, aku akan membawa putriku pergi dan tidak akan tinggal bersamamu lagi!"
Barrett melirik Lydia dan Millie, lalu memelototi Claire dan berteriak, "Katakan padaku, apa tujuanmu kembali? Hanya untuk merebut Thomas dan menghancurkan pernikahan adikmu? Tahukah kamu bahwa kamu sedang menghancurkan keluarga kita."
Claire berdiri di sana, memandangi keluarga yang bersekongkol itu. Dia sedikit menarik sudut bibirnya dan tersenyum tipis. "Ayah, tamparan Lydia tadi adalah balasanku atas 'kebaikan' yang telah dia berikan selama lebih dari sepuluh tahun. Apakah Ayah ingin menamparku dua kali lagi? Dengan begitu, aku bisa membalas dendam pada keluarga Jenkins. Mulai sekarang, keluarga Jenkins-mu adalah keluarga Jenkins-mu, dan aku adalah aku. Kita tidak ada hubungannya satu sama lain!"
"Kamu..." Barrett menunjuk Claire dengan gemetar karena marah.
"Barrett, dengarkan apa yang dia katakan! Dia menganggap kita semua sebagai musuh, dan dia kembali untuk membalas dendam pada kita!" Lydia berdiri di sana, menangis dan melebih-lebihkan, memeras otaknya agar Barrett mau memberikan pelajaran secara langsung pada Claire.
"Baiklah! Karena kamu menganggap kami semua sebagai musuh dan ingin memutuskan hubungan dengan keluarga Jenkins, aku akan menghajarmu sampai mati terlebih dahulu!" sambil berkata demikian, Barrett bergegas ke arah Claire dan mengangkat tangannya.
Claire berdiri di sana, menatap Barrett dengan wajah keras kepala, tidak bergerak sedikit pun.
"Berhenti!"
Tepat sebelum tangan Barrett mendarat di wajah Claire, terdengar teriakan tegas, kuat, dan familiar.
Barrett tertegun. Tangannya yang terangkat terpaksa berhenti di udara.
Bukan hanya Barrett, Lydia dan Millie juga menoleh ke arah pintu. Ketika mereka melihat orang yang bergegas masuk adalah Thomas, semua orang terbelalak kaget.
Claire berbalik dan terkejut melihat Thomas yang jelas-jelas datang untuk menyelamatkannya.
Bagaimana Thomas tahu bahwa dia kembali ke keluarga Jenkins? Dan bagaimana dia tahu bahwa dia akan diserang?
"Thomas, apakah kamu mendengar aku ingin menyayat pergelangan tanganku untuk bunuh diri, jadi--"
"Claire, kamu baik-baik saja?"
Sebelum kata-kata Millie yang penuh keegoisan selesai, Thomas langsung menghampiri Claire, memeluknya, dan bertanya dengan penuh perhatian. Tatapannya penuh rasa bersalah dan kasih sayang.
Meskipun penasaran mengapa Thomas datang menyelamatkannya, Claire tidak banyak bertanya. Dia hanya melirik Thomas, menggelengkan kepalanya pelan, dan berkata, "Aku baik-baik saja."
"Thomas, kamu... kamu benar-benar datang ke sini untuknya?" Melihat Thomas memeluk Claire dan begitu peduli padanya, Millie langsung marah hingga hampir meledak. Air mata kembali mengalir di wajahnya, dan dia berkata penuh emosi, "Thomas, tahukah kamu bahwa dia memaksaku menyayat pergelangan tanganku dan bunuh diri? Dan sekarang dia kembali untuk memamerkan bahwa kamu..."
"Millie, diam!" Sekali lagi, Thomas berteriak memotong suara Millie. Dia menatap Millie dengan tatapan tajam yang belum pernah terjadi sebelumnya "Mulai sekarang, kecuali Claire, aku tidak akan mempercayaimu atau siapa pun di keluarga Jenkins lagi."
"Thomas, ada apa denganmu? Apakah kamu dihasut seseorang, termakan provokasi, atau ditipu oleh Claire, sampai berkata seperti itu?" Lydia menatap Thomas dengan mata terbelalak, wajahnya penuh keluhan dan kesedihan karena merasa dituduh. Dia melirik Millie, memeluknya, dan melanjutkan, "Kamu tahu betapa Millie mencintaimu. Demi kamu, dia rela melakukan apa saja!"
"Termasuk membunuh Claire? Apa kalian akan terus berpura-pura di hadapanku seumur hidup?" Setelah Lydia selesai bicara, Thomas menatapnya tajam dan bertanya dengan dingin.
"Ini... Bagaimana mungkin? Millie kami..."
"Thomas, apakah kamu benar-benar hanya mempercayai kakakku dan tidak—"
"Cukup!" Thomas tidak tahan lagi Dia menyela Lydia dan Millie, mendengus dingin, lalu berkata kepada Barrett, "Paman Barrett, demi Claire, aku akan memanggilmu 'Paman' satu kali lagi. Jika ada satu saja anggota keluarga Jenkins yang berani menyentuh sehelai rambut Claire atau menindasnya lagi, semua dana yang diinvestasikan oleh Powell Corporation ke perusahaan Jenkins akan ditarik tanpa sepeser pun tersisa!"
Setelah selesai berbicara, dia menatap Claire dalam pelukannya. Tatapannya tiba-tiba berubah lembut, dan dia berkata, "Claire, ayo pergi."
Claire menatapnya, tanpa berkata apa-apa, hanya mengangguk, berbalik, dan pergi bersamanya meninggalkan ketiga anggota keluarga Jenkins yang terkejut.
Claire tahu, jika dia tidak pergi dan tetap tinggal di keluarga Jenkins, dia akan benar-benar dipukuli sampai mati oleh mereka lebih buruk dari apa pun yang dia bayangkan saat datang.
