NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 11

Menatap pantulan wajahnya sendiri di cermin, Anci tersipu. Dielusnya pipi kiri yang semalam dikecup oleh Sankara. Rona merah langsung muncul di kedua pipinya sampai telinga. Anci malu, tapi entah dia malu pada siapa. Cuma dia dan San yang tahu. Atau jangan-jangan ada CCTV di dalam kamar Gia. Dan semalam...

TIDAK..

TIDAK..

Nggak mungkin ada CCTV di sana. Ya masa ada CCTV sih di dalam kamar. Tapi kan mereka itu keluarga kaya raya, sudah di atas Sultan jadi mungkin saja hal itu ada. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

" Ya ampun.. Gue kok murahan banget ya. Baru dikecup dikit dah melayang gini. Kak San ada khodam apa sih? Kok gue langsung lemes kalau udah deket kak San.. " wajah cantik Anci ditekuk masam tapi tak ayal ada rona bahagia juga.

Rasanya berbeda. Setidaknya itu yang terus melintas di otak kecilnya. Ciuman di pipi dari Sankara dan Jerrel, keduanya berbeda. Kalau Jerrel yang cium pipi Anci, dia biasa saja. Lain kalau San. Tubuhnya sampai gemetar, perutnya mulas bukan karena kebelet tapi karena merasa pergerakan aneh didalam sana.

TUK..

" Sial.. Kenapa otak gue jadi bandingin mereka berdua sih? " Anci menggetok kepalanya sendiri.

" Aneh.. ini Aneh.. " mencak-mencak sendiri, Anci terlihat aneh sekali pagi ini.

****

Duduk menatap kebun bunga milik Ethena dari balkon kamarnya, San terlihat menikmati suasana segar di pagi hari ditemani rokok dan susu. San suka merokok, dia perokok aktif, hanya saja dia tidak suka kopi. Merokoknya San, selalu ditemani segelas susu segar. Aneh kan, tapi memang begitulah San dengan segala keunikannya.

Ponsel yang dia letakan di meja yang ada didepannya bergetar. Nama tangan kanannya terlihat di sana. Seringai tipis muncul saat San tahu apa gerangan yang membuat Frans meneleponnya.

" Hm.. " sapaan khas San jika ditelepon seseorang.

" Saya sudah mengirimkan semua informasi yang Anda butuhkan ke email anda, sir. " lapor Frans.

" Good job.. Thanks Frans. " San pun mengakhiri panggilan.

Tangan kanannya sibuk mengutak-atik ponselnya. Beberapa detik kemudian, senyum puas terlihat di wajahnya. Semua yang dilaporkan oleh Frans, sesuai dengan apa yang sudah dia prediksi selama ini.

Memang ada beberapa hal yang jika San tidak hati-hati, jelas saja keluarganya akan terseret arus yang dibuat oleh lawannya. Tapi San akan mengamankan semuanya terlebih dahulu sejak hari ini. Yang harusnya terjadi adala, San yang akan keluar sebagai pemenangnya diakhir nanti.

" Waktunya bergerak.. " muncul seringai licik khas San yang tentunya selalu membuat San terlihat lebih tampan ratusan juta kali dari cowok lain.

****

Jerrel datang menjemput Anci, mereka berangkat ke kampus bersama karena sama-sama punya kelas siang sampai sore. Rencananya saat pulang nanti, Jerrel akan mengajak Anci pergi ke suatu tempat sesuai dengan permintaan Bella.

Keduanya diam saja selama perjalanan menuju ke kampus. Anci enggan memulai pembicaraan, sementara Jerrel sepertinya tengah kalut entah karena masalah apa. Anci pun malas peduli, dia selalu menekankan pada dirinya sendiri untuk tidak ikut campur apapun urusan Jerrel.

" Nggak usah deket-deket Sankara. " Tiba-tiba saja Jerrel buka suara. Nada bicaranya terdengar sarat emosi.

" Aku sama kak San nggak deket kok, kak. Cuma kenal biasa. Kemarin aja juga kali kedua ketemu. " Anci anggap pertemuan kedua mereka itu rahasia alias jangan sampai Jerrel tahu.

" Yakin lo? Yang gue lihat lo kek cewek kurang belaian. sok cari perhatian Sankara. " mata Anci berkilat marah. Kata-kata Jerrel ini sangat keterlaluan.

" Kakak barusan bilang apa? Aku.. Kurang belaian? Kakak nggak salah ngomong? " nada bicara Anci naik satu oktaf.

" Gue lihat ya, lo curi-curi pandang ke arah Sankara semalam. Belum lagi sok-sokan senyum lo depan dia. " Jerrel cemburu. Yang jelas dia tidak suka kedekatan San dan Anci, padahal jika dilihat oleh orang lain, keduanya bahkan terlihat tidak dekat sama sekali.

Anci mencoba untuk menahan emosinya yang hampir meledak. Makin lama kata-kata yang keluar dari mulut Jerrel semakin terdengar menyebalkan saja. Anci sangat tersinggung sekarang, mana dibilang kurang belaian lagi.

" Trus yang kakak mau aku harus kek cewek yang kakak cium penuh nafsu tempo hari? Kakak bawa ke hotel mana cewek itu? Berapa kali kalian make out, atau bahkan kakak udah ML sama tuh cewek.. " sentak Anci. Enak saja siapa yang kurang belaian kok dia yang dituduh.

CKIIITTTTT....

" NGOMONG APA LO BARUSAN?? " Jerrel mengerem dadakan mobilnya.

" COBA LO NGOMONG LAGI YANG BARUSAN ITU, ANJ***!!! "

PLAAAK..

AARRGG..

" Jaga mulut lo!! Kalau nggak pengen gue kasarin lo.. " Jerrel tunjuk wajah Anci.

Pipi Anci langsung merah karena tamparan Jerrel barusan di pipi kirinya. Ujung bibir Anci bahkan sampai berdarah saking kuatnya tamparan Jerrel. Ya pipi kiri yang semalam dikecup San, pagi ini justru dapat salam tepok dari Jerrel.

Anci tatap nyalang Jerrel. Menurut Anci Jerrel itu pengecut karena beraninya main tangan sama cewek. Ini pun bukan kali pertama Anci mendapatkan perlakuan kasar dari Jerrel. Pernah bahkan Jerrel menghajar Anci menggunakan ikat pinggang, saat Anci mendapatkan surah cinta dari teman SMA nya.

" Apa lo lihat-lihat? Berani lo sama gue? " Tangan Jerrel hendak mencekik Anci, tapi suara dering ponselnya menghentikan niatnya.

Sekilas Anci lihat nama cewek yang tertera di layar depan ponsel Jerrel.

' Pasti salah satu jalangnya. ' batin Anci.

" Honey.. Aku udah tunggu kamu di tempat kita janjian. Kok kamu belum datang sih? "

Entah sengaja atau tidak, Jerrel justru men loudspeaker panggilan itu sampai Anci pun bisa mendengarnya.

Tak ada jawaban dari Jerrel, karena telepon itu langsung dia matikan begitu saja. Alis Anci naik sebelah, merasa heran atas sikap aneh Jerrel.

" Turun lo!! Gue udah ditunggu. " ujar Jerrel sinis.

Anci sempat melongo sebentar, tapi sedetik kemudian dia langsung keluar dari mobil Jerrel. Anci tidak habis pikir tadi Jerrel yang ngeyel mau jemput tapi lihat kelakuannya sekarang.

Mobil Jerrel langsung melesat begitu Anci tutup pintu depan bagian samping kemudi. Anci tatap mobil mewah Jerrel yang semakin menjauh. Terlihat emosi di mata cantiknya.

" Ssshhtt.. Kenceng banget dia tampar gue. " keluh Anci pelan karena bibirnya sakit jika bicara.

Anci tengok kanan kiri, masih lumayan jauh kalau mau ke kampusnya. Ingin bolos saja, tapi kan ini hari pertamanya masuk kelas. Masa sudah bolos aja. Tapi untuk ke kampus dengan pipi yang sudah jelas merah dan bengkak ini Anci jadi sangsi sendiri.

" Beli es aja dulu kali ya, biar bisa kompres. " langkah Anci membawanya untuk menyebrang jalan. Dia melihat warung di seberang jalan.

TINNNNNNNN

Anci melompat mundur. Mobil yang tak asing untuknya berhenti tepat di depannya.

" Naik!! " San memerintah dari mobil.

" Tapi kak.. "

" NAIK SEKARANG ANCI!! " bergegas Anci masuk ke dalam mobil. Anci kaget, wajah San terlihat sedang menahan amarah sampai Anci pun kena bentak meski tidak sekeras bentakan Jerrel tadi.

" Kita mau kemana kak? Aku ada kelas.. " tanya Anci saat menyadari mobil San justru putar balik.

" Nggak mungkin lo ke kampus dengan pipi bengkak begitu. " ujar San tanpa melihat Anci.

" Kak San.. Aku... "

" Gue nggak butuh penjelasan.. Gue cuma nggak suka tangan kotor dia sentuh lo bahkan sampai nampar lo.. Bajin***. " San mengumpat.

Brakk..

Setir mobil kena pukul San. Mungkin saking marahnya cowok satu ini. Anehnya Anci bukannya takut melihat kemarahan San. Anci justru merasa... dilindungi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!