Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat S2

Jauh melampaui Benua Dou Qi, di luar jangkauan indra Dou Sheng biasa, terdapat sebuah dimensi yang robek sebuah penjara abadi yang dikenal sebagai Penjara Nether Abadi.

Tempat ini adalah ketiadaan yang murni. Tidak ada langit, tidak ada tanah. Hanya kegelapan tak berujung yang dipenuhi oleh badai ruang yang kacau dan hukum Dao yang hancur. Ini adalah tempat di mana bahkan dewa pun akan menjadi gila.

Di pusat kehampaan ini, melayang sebuah tahta raksasa.

Duduk di atas tahta itu adalah sesosok bayangan. Sosok itu tampak seperti pria, tetapi terbuat dari kegelapan murni yang bergolak. Tubuhnya dirantai ke tahta, bukan oleh rantai logam, melainkan oleh puluhan rantai emas pucat yang terbuat dari Hukum Dao murni. Segel ini adalah karya agung yang mengikatnya di penjara ini.

Ini adalah Master Aula Jiwa Bayangan, eksistensi menakutkan yang telah mencapai ranah Dou Di Puncak.

Di sekeliling tahtanya, melayang sembilan pilar batu giok hitam Monumen Jiwa Jenderal Iblis. Delapan di antaranya berdenyut dengan cahaya merah darah yang stabil, tetapi dua di antaranya tampak retak.

Tiba-tiba, salah satu pilar yang lebih kecil dan sudah retak yang bertuliskan 'Gu Yao'—bergetar hebat.

KRAKK!

Pilar itu hancur berkeping-keping, abunya larut ke dalam ketiadaan.

Di atas tahta, sosok bayangan itu tidak bergerak. "Jadi, Tetua Kesepuluh telah jatuh," sebuah suara kuno yang dalam dan tanpa emosi bergema di kehampaan. "Bidak yang tidak berguna. Dia gagal bahkan untuk pulih."

Master Aula itu tampak tidak peduli. Kehilangan seorang Dou Zun Puncak tidak berarti apa-apa baginya. Ia kembali ke keheningannya yang abadi.

Namun, beberapa saat kemudian, getaran yang jauh lebih dahsyat terjadi.

Pilar batu giok hitam terbesar dan terkuat kedua di antara sembilan pilar itu yang bertuliskan 'Tetua Pertama' tiba-tiba menjerit. Rune-rune di permukaannya berkedip-kedip liar.

KRAAAAAAAAAAKKK!

Dengan ledakan energi jiwa yang dahsyat, pilar Dou Sheng Puncak itu retak dari atas ke bawah, sebelum akhirnya meledak menjadi debu spiritual yang tak terhitung jumlahnya.

Kali ini, keheningan di penjara itu pecah.

Rantai-rantai Hukum Dao yang mengikat Master Aula bergetar hebat saat aura Dou Di Puncak yang tak terbayangkan meledak dari sosok bayangan itu. Dua titik api merah darah yang menyala matanya terbuka di kegelapan.

"TIDAK!" Raungan yang mengguncang dimensi itu bergema. "Tetua Pertamaku?! Jenderal Iblisku yang terkuat di dunia fana... juga telah binasa?!"

Ini adalah bencana. Kehilangan satu Dou Sheng Puncak adalah kerugian besar yang akan menggagalkan rencananya selama ratusan tahun. Siapa di dunia fana itu yang memiliki kekuatan untuk membunuh Tetua Pertama dan Gu Yao dalam waktu yang hampir bersamaan?! Lin Hao? Kura-kura tua itu seharusnya tidak memiliki kekuatan seperti itu.

Master Aula itu memejamkan matanya yang menyala. Ia memfokuskan kehendak Dou Di Puncak-nya, melacak jejak terakhir dari jiwa Tetua Pertama yang hancur, mencari gema terakhir dari pembunuhnya.

Ia melihatnya. Sebuah bayangan yang kabur namun tak terbantahkan.

Ia melihat kehancuran Benteng Api Penyucian. Ia melihat Tetua Pertamanya meledakkan Domain Iblis Jiwa. Dan ia melihat sosok yang menghancurkannya.

Sosok itu diselimuti oleh Api Naga Surgawi berwarna merah keemasan. Ia memegang Segel Kaisar Naga di dahinya. Dan tubuhnya... tubuhnya memancarkan aura fisik yang agung dan murni... aura Dou Di.

Sosok bayangan di atas tahta itu membeku. Wajahnya yang tak berbentuk terdistorsi oleh keterkejutan dan kebencian yang melampaui zaman.

Ia mengenali aura itu. Ia mengenali jiwa itu. Jiwa yang seharusnya telah ia hancurkan di Alam Mistik tiga tahun lalu. Jiwa yang telah ia perintahkan Mo Chen untuk musnahkan.

"TIDAK MUNGKIN!" teriaknya, rantai di sekelilingnya berderak hebat di bawah amarahnya. "TIAN FENG!"

Dewa Langit yang jatuh itu... tidak hanya hidup. Ia telah kembali. Dan ia telah mewarisi kekuatan Naga Primordial.

"Dia... dia kembali..." Master Aula itu tertawa, tawa serak yang dipenuhi kegilaan. "Dia kembali untukku!"

Ia menyadari bahwa Inti Dou Di yang ia incar di Akademi Qing Yun kini telah jatuh ke tangan musuh bebuyutannya. Pertaruhan di dunia fana kini telah berubah total.

"Delapan Jenderal Iblis yang tersisa..." gumamnya, matanya yang merah menyala dengan intensitas baru. "Mereka harus menemukannya. Mereka harus membunuhnya sekarang! Sebelum dia menyerap inti Dou Sheng itu! Sebelum dia benar-benar menguasai kekuatan barunya!"

"Aku harus mempercepat rencananya," desisnya. Ia mulai menarik rantai-rantai yang mengikatnya. "Aku HARUS keluar dari penjara ini!"