NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:946
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Udara di sekitar berubah tegang seketika. Tatapan Kevin yang penuh amarah menjadi aba-aba jelas bagi kelompoknya. Dengan nada penuh kejengkelan, dia meraung:

“Berikan gelandangan itu pelajaran!”

Tiga orang anak buahnya langsung melangkah maju. Aura mereka bergetar, berkilat liar, menandakan kekuatan yang tak bisa diremehkan. Senyum sinis terbit di wajah mereka saat mendekati Jinwoo.

“Jangan salahkan kami, merundung gelandangan sepertimu memang kelihatan kejam,” ucap salah satunya, nada penuh ejekan. “Sebenarnya kami kasihan… tapi karena kau sudah berani menyinggung bos kami, hanya dirimu sendiri yang bisa disalahkan.”

Yang lain menambahkan dengan tatapan angkuh, “Ingatlah, gelandangan… masih ada langit di atas langit.”

Jinwoo hanya berdiri diam, menatap dingin. Seolah kata-kata itu hanya angin lalu.

Salah satu dari mereka tiba-tiba melesat, tinjunya menghantam dengan kecepatan mengerikan. Suara angin mendesis, tanah bergetar. Serangan itu seharusnya cukup untuk mematahkan tulang manusia biasa.

Namun, dalam pandangan Jinwoo, gerakan itu terasa… lambat. Seperti siput merayap.

“…Hanya segini?” gumamnya, datar dan mengecewakan.

Detik berikutnya—plaak!

Tamparan Jinwoo mendarat begitu keras hingga wajah pria itu terpelintir ke samping. Tubuhnya terhempas sejauh dua meter, menghantam tanah dengan keras. Sunyi.

Semua mata membelalak.

Kevin tercekat, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Satu tamparan? Dia mengalahkannya hanya dengan satu tamparan?!

“Dasar sialan!!” Kevin meraung panik. “Aku membayar kalian untuk apa! Hancurkan gelandangan itu dengan serius!!”

Dua orang lainnya segera menghunus senjata—sebuah pedang panjang dan tombak perak. Aura membara melingkupi bilah mereka, udara di sekitar bergetar karena tekanan energi.

Mereka menerjang. Pedang dan tombak itu menusuk ke arah Jinwoo dengan presisi mematikan.

Namun, sebelum keduanya sempat menyentuhnya—Jinwoo menghilang.

“Dia… dimana?!” salah satu dari mereka berseru panik.

Jawaban datang bukan lewat kata-kata, melainkan rasa sakit yang luar biasa.

Kraakk!

Jeritan meledak. Kedua tangan mereka sudah hancur, tak berbentuk. Tulang retak, daging robek, darah mengalir deras. Senjata mereka terlepas, jatuh berdering di tanah.

“Aaaaarghhhh!!” raung mereka bersamaan, berguling di tanah sambil menahan perih.

Semua orang terdiam.

Ethan, yang sejak tadi memperhatikan, hanya bisa bergumam lirih, “Dari sekian banyak orang… Kevin malah menyinggung monster.”

Mark, yang ikut menyaksikan, bahkan sampai pucat pasi, lututnya gemetaran. “K-…karma… is real.”

Jinwoo berdiri dengan tatapan datar, menatap langsung ke arah Kevin.

Kevin tersentak mundur, wajahnya penuh ketakutan. Tubuhnya gemetar, kakinya tersandung hingga hampir terjatuh.

“Jangan dekati aku!!” teriaknya panik. “Apakah kau tidak tahu… ayahku orang berpengaruh di sini!!”

Namun langkah Jinwoo tetap mantap, semakin dekat.

“Berhenti! Kubilang berhenti!!” Kevin berusaha menahan getar di suaranya. “Jika kau tidak mau keluarga dan orang terdekatmu dalam bahaya, berhenti sekarang juga!”

Langkah Jinwoo terhenti.

Kevin mendadak menyeringai. Rasa lega bercampur sombong muncul di wajahnya. Ancaman itu sepertinya berhasil.

“Hah… kau sepertinya tidak bodoh.” Kevin menghela napas, suaranya kembali angkuh. “Begini saja, aku akan melupakan semuanya… kalau kau mau jadi anjing setiaku. Bagaimana? Dari pada jadi gelandangan seperti sekarang, aku bisa menjadikanmu orang terpandang.”

Keheningan menyelimuti udara. Jinwoo tidak langsung menjawab.

Kevin semakin percaya diri, siap melanjutkan tawarannya. Namun, tiba-tiba—

“Aku…” suara Jinwoo terdengar dingin. “…sangat membenci orang yang suka mengancam.”

Sekejap kemudian—

BOOOOM!!

Tekanan dahsyat meledak dari tubuh Jinwoo.

Kevin langsung terhempas ke tanah, tubuhnya gemetar hebat. Seolah gunung raksasa menindih tubuhnya. Nafasnya tercekik, matanya melebar ketakutan.

“Aaaarghhh!!” teriaknya histeris, busa mulai keluar dari mulutnya. Otot-ototnya menegang, matanya berputar hingga memutih.

Jinwoo menatapnya tanpa emosi. “Kau benar satu hal… memang ada langit di atas langit.”

Dia menundukkan kepala sedikit, suaranya bergema penuh dominasi.

“Tapi sayangnya… aku adalah orang yang menjadikan langit sebagai pijakanku.”

Bwaaaarrghhh!!

Raungan Kevin berubah menjadi jeritan terakhir sebelum tubuhnya tak sanggup lagi menahan tekanan itu. Dengan wajah penuh ketakutan, dia akhirnya pingsan, tergeletak tak berdaya.

Ketika Jinwoo menarik kembali tekanannya, suasana di sekitar sudah kacau.

Ethan dan anggota lainnya terduduk lemas. Nafas mereka tersengal-sengal, wajah pucat pasi. Mark bahkan sudah kehilangan kontrol, celananya basah karena mengompol. Rasa takut dari tekanan Jinwoo terlalu menakutkan untuk ditahan manusia biasa.

Bawahan Kevin yang tersisa pun sudah jatuh pingsan, wajah mereka penuh horor.

Jinwoo menatap mereka datar. “Kita berpisah di sini. Terima kasih sudah memberiku informasi.”

Ethan menelan ludah, tubuhnya gemetar hebat. “D-dengan… senang hati, Tuan…”

Saat Jinwoo berbalik hendak pergi, Ethan masih memberanikan diri membuka suara. “T-tuan… kalau boleh tahu, siapa nama anda?”

Jinwoo berhenti sejenak. Lalu menjawab dingin. “…Jinwoo.”

Ethan tercengang.

Dia ingin bicara lagi, tapi Jinwoo sudah melangkah pergi, meninggalkan mereka dalam ketakutan yang mendalam.

Namun, sebelum sosok itu benar-benar menghilang, Ethan berkata lagi, kali ini dengan suara parau. “Tuan… anda harus berhati-hati. Ayah Kevin… dia pasti akan menggunakan wewenangnya untuk membalas dendam pada anda.”

Langkah Jinwoo tak terhenti. Ia hanya menjawab dingin.

“Hanya beberapa serangga… yang bahkan tidak perlu dikhawatirkan.”

Hening.

Ethan terdiam, dadanya bergemuruh. Serangga? Orang berpengaruh seperti ayah Kevin… hanya dianggap serangga?

Dia bergumam lirih, “Orang itu… mungkin lebih mengerikan dari boss monster level SS.”

Matanya melebar. Ingatan samar muncul di kepalanya.

“Jinwoo…” gumamnya. “Kenapa aku merasa… pernah mendengar nama itu?”

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!