Elena terikat pernikahan sejak umurnya menginjak 17 tahun. Awalnya pernikahan ini tidak ia ketahui, hingga saat umurnya menginjak 20 tahun, barulah ia mengetahui bahwa ia sudah menikah selama 4 tahun. Namun yang membuat Elena bertanya, siapa pria yang berstatus sebagai suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wendy081104, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Keesokan paginya...
Elena membuka matanya perlahan, namun yang dirinya lihat pertama kali adalah langit rumah yang berwarna hitam, Elena langsung bangun dengan cepat. Menyadari jika ini, bukan di apartemennya dan bukan kamarnya.
"Sejak kapan aku di sini?" gumam Elena terkejut, padahal semalam dia masih berada di apartemennya.
Sekarang Elena sudah berada di penthouse Alex, dan berada di kamar pria itu. Elena lalu turun dari ranjang itu, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu kamar itu. Elena turun perlahan, namun anehnya tidak ada orang di penthouse itu.
"Apa dia keluar?" batin Elena.
Elena melangkah ke arah dapur, namun sebelum itu dirinya melihat sebuah note yang ada di atas meja makan itu, Elena mengambil note itu dan membacanya.
"Aku sudah memindahkan semua barangmu ke sini, aku ada urusan penting yang harus di selesaikan, tetap di sini sebelum aku kembali."
Begitulah pesan yang ada di dalam note itu. Elena langsung naik kembali ke atas, dan benar saja saat Elena masuk ke dalam walt in closet semua pakaiannya sudah tertata rapi di dalam sana, bersebelahan dengan pakaian Alex.
Bahkan barang - barang pribadi Elena, semuanya sudah berada pada tempatnya. Saat Elena ingin keluar dari sana, matanya tidak sengaja menangkap bekas merah pada lehernya. Elena keluar dari dalam sana, dan berlari menuju wastafel kamar mandi.
Elena menatap lehernya dan bagian lainnya, yang di penuhi bekas kissmark
yang Alex tinggalkan semalam. Bukan hanya satu, tapi banyak kissmark. Wajah Elena langsung memerah, dirinya langsung masuk ke dalam kamar mandi, melepaskan semua bajunya lalu membersihkan dirinya.
·–·–·–·–·
Alex masuk ke dalam penthouse, namun suasananya sangat tenang, membuat kerutan halus muncul di keningnya. "Apa dia masih tidur?" gumam Alex.
Alex langsung naik ke atas, tujuannya adalah kamarnya. Saat Alex masuk, dirinya tersenyum melihat Elena yang tertidur di atas sofa kamar itu, dia sudah berganti baju, Alex menduga dia sudah membersihkan dirinya dan setelah itu langsung tertidur.
Alex menyimpan jasnya di sofa, mengguling kamejanya lalu menggendong Elena bridal, memindahkan gadis kecil itu ke atas ranjang.
Alex naik dan berbaring di sebelah Elena, mengulurkan tangannya dan mengusap pelan wajah Elena, membuat sang empunya menggeliat gelisah. Seketika Alex langsung mengingat kejadian tadi, yang membuat emosinya membuncang keluar. Dia tidak menyangka, Liu akan berkata seperti itu.
FLASHBACK ON
Alex memasuki mansion utama, dengan wajahnya yang dingin dan datar. Sesuai dugaan, Lily berada di sana dan sedang mengobrol bersama Liu. Saat melihat keberadaan Alex, Liu langsung memintanya untuk duduk di sofa itu.
Alex tidak menuruti perkataan Liu dan hanya berdiri, sambil melihat Liu dan Lily secara bergantian.
"Al duduk." perintah Liu.
"Jangan memerintahku, sejak awal aku sudah kehilangan hormat padamu." kata Alex dingin, yang membuat Liu dan Lily terdiam.
"Malam ini keluarga Lily akan datang makan bersama, jangan lupa untuk datang ke sini." kata Liu.
"Apa kamu ingin mengendalikanku? Setelah gagal melakukan itu pada ayahku?" tanya Alex, dengan nada sarkas.
Liu terkejut, wajahnya merah padam. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, untuk keluarga ini!." kata Liu membantah.
"Yang terbaik untukku? Seperti ini? Untuk keluarga? Apa kamu bercanda denganku sekarang?" kata Alex dingin, tidak ada nada dalam kalimatnya.
Hening...tidak ada yang berbicara. Bahkan Liu sama sekali tidak bisa membalas perkataan Alex.
"Sepertinya kamu sangat suka menaruh mata - mata di dalam perusahaanku, bahkan sampai mengirim foto dan video padamu. Kamu mengira aku tidak mengetahui semua yang kamu lakukan? Liu?" hilang sudah kesabaran Alex pada wanita ini, pada neneknya.
"Alex...kamu...bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?" Lily menatap Alex tidak percaya.
"Dan untukmu, jangan pernah berpikir untuk menikah denganku. Biarkan aku memberi tahu kalian berdua satu rahasia, yang sudah aku simpan selama 4 tahun, gadis yang ada di dalam foto itu, adalah istriku." kata Alex tegas.
Bagai di sambar petir di siang hari, Liu langsung bangun dari duduknya dan melemparkan cangkir ke arah Alex, namun pria itu menghindarinya dengan mudah. Wanita itu menatap Alex penuh benci dan amarah, yang tertahankan di bibirnya.
"Bohong! Kamu tidak akan menikah tanpa sepengetahuan kami!" Liu menggeram, matanya menyala - nyala.
"Benar, aku sudah menikah 4 tahun yang lalu, dan kamu tahu? Hanya ayah dan ibu yang mengetahui hal ini." kata Alex tenang.
Lily terdiam, hatinya berdesir. Dia tidak percaya apa yang dia dengar.
"Itu bohong! Kamu bahkan tidak pernah terlibat dengan wanita manapun, bagaimana..." Lily tidak berani melanjutkan perkataannya.
Alex hanya menatap kedua wanita itu dingin, bahkan tidak tertarik untuk membalas kalimat mereka. Saat Alex akan berbalik, kalimat Liu menghentikan langkahnya.
"Jika kamu pergi dari sini sekarang, jangan pernah berpikir untuk kembali ke sini, aku memutuskan semua hubungan denganmu. Dan untuk wanita itu, aku pastikan akan menyingkirkannya." ancam Liu.
Alex berbalik dan tertawa rendah, seperti bukan dirinya, "Mengancamku? Sayangnya itu tidak mempan sama sekali. Dengarkan aku...sekali kamu menyentuh istriku, aku akan membalasnya berkali - kali lipat, kamu beruntung aku tidak membunuh mata - mata yang kamu taruh di perusahaan." kata Alex, lalu berbalik meninggalkan mansion utama itu.
FLASHBACK OFF
"Al." panggil Elena.
Seketika Alex langsung kembali ke kesadarannya, menatap Elena yang melihatnya khawatir.
"Ada apa? Aku memanggilmu berulang kali." sambung Elena, nada kekhawatiran muncul di nadanya.
"Tidak apa - apa, hanya pikiran yang tidak penting." jelas Alex, sambil merubah cepat raut wajahnya.
"Benarkah?" Elena menatap Alex penuh selidik.
Alex mengangguk pelan, yang membuat Elena bernapas lega. Dirinya memanggil Alex lebih dari 30 detik, untung saja semuanya baik - baik saja. Tapi Elena tahu Alex sedang berbohong, terlihat dari raut wajahnya.
"Tapi wajahmu mengatakan sebaliknya, ada apa? Katakan padaku." pinta Elena.
Alex terdiam, Alex menghela napas berat. Dia tahu bahwa dia tidak bisa, terus menyembunyikan semuanya dari Elena. Jika dirinya terus diam, akan terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Alex pun menceritakan semuanya pada Elena, tanpa ada satupun yang di sembunyikan. Bahkan Elena sendiri lumayan terkejut, dengan apa yang di katakan oleh Alex.
"Lalu sekarang...bagaimana rencanamu?" tanya Elena.
"Tidak ada. Tapi jangan khawatir, dia tidak akan bisa menyentuhmu. Aku janji." kata Alex, mengusap pelan rambut Elena.
Elena tidak mengatakan apapun setelah itu, dirinya hanya masuk ke dalam pelukan Alex, yang membuatnya terasa aman. Jujur saja setelah mendengar penjelasan Alex, Elena menjadi sedikit takut. Elena meremas kameja Alex erat, segala pikiran berkecamuk di dalamnya.
Alex tahu Elena memikirkan semua itu, Alex mengatakan pada Elena untuk tetap tenang, dia ada di sini. Jika wanita itu ingin menyentuh istrinya, maka dia harus melangkahi mayat Alex lebih dulu.
·–·–·–·–·
Hening.
Mansion itu sangat hening.
Hanya ada teriakan dan suara barang yang pecah.
Bahkan para pelayan tidak ada yang berani mendekat.
Liu benar - benar menjadi setengah gila.
Bahkan semua hal yang dirinya temui, dia akan melampiaskannya pada mereka.
Bahkan memukul pelayan yang lewat dengan brutal, tanpa ampun.
"IBU HENTIKAN!!" Mariana berlari dan menolong pelayan, yang sudah menjadi korban Liu untuk yang kesekian kalinya.
Mariana memandang Liu tidak percaya, wanita ini benar - benar gila. Dia telah kehilangan kewarasannya. Mariana meminta pelayan lain, untuk membawa pelayan ini keluar dari mansion.
"Aku tidak pernah berpikir kamu akan seperti ini, ibu." tegur Axelion.
"ITU KARENA PUTRAMU!! KARENA DIA AKU SEPERTI INI! JIKA DIA MENURUTIKU, SEMUANYA TIDAK AKAN SEPERTI INI." teriakan Liu menggema di seluruh mansion itu.
Mariana menutup mulutnya, tidak percaya jika Liu akan mengatakan hal itu, untuk pertama kalinya. Ibu mertuanya, benar - benar sudah kehilangan kewarasannya.
"Jadi ibu menyalahkan putraku sekarang?" tanya Mariana.
"IYA!!" jawaban Liu selanjutnya, langsung membuat Axelion mengangkat tangannya.
PLAK
Hanya satu tamparan, tapi membuat hati Axelion sangat sakit. Untuk pertama kalinya, dia mengangkat tangan terhadap ibunya.
"Axel...kamu berani menampar ibumu?" Liu menatap Alex tidak percaya.
"Tentu saja aku berani! Kamu memang ibuku, tapi sikapmu sudah kelewatan. Aku bahkan tidak mengenalmu sama sekali. Di mana ibuku yang lemah lembut itu? Di mana ibuku yang penuh kasih sayang itu? Kamu bukan ibuku sama sekali!" bentak Axelion.
Liu mengeraskan tangannya, dirinya bahkan di katakan seperti itu, mereka tidak tahu semua yang dia lakukan adalah untuk Castellio, mereka tidak tahu hal itu. Dia ingin membuat Castellio, jaya seperti dulu.
"Hentikan semuanya sekarang ibu! Jika kamu melewati batas lagi, jangan salahkan aku, atau cucumu karena bersikap kasar padamu lagi." Axelion berbalik, menarik Mariana pergi dari sana, meninggalkan Liu seorang diri.
·–·–·–·–·
to be continue...