Bercerita tentang dunia yang terserang oleh virus dan bakteri bernama Eclipse.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaiden - Catatan Asana: Bertemu Izrai
(POV 1 : Asana)
Aku memang telah lari kejaran Corp.
Terpaksa aku berada di sebuah pulau terpencil, yang aku tidak tahu ini daerah dengan apa?
Namun sepertinya, kehidupan di kota yang di penuhi mesin itu, membuat semua orang lupa tentang kehidupan alami ini.
Pulau ini baru saja terbentuk karena lempengan bumi dan erosi gunung merapi.
Aku ingin sekali berkultivasi di sini, ada sebuah danau kecil.
Di sini aku bisa melihat cahaya matahari melewati daun dari pepohonan.
Aku merasa di sini sangatlah damai.
'Oh iya... tunggu sebentar... ini bukankah suara dari sesuatu yang gaib.'
Seseorang muncul di belakangku.
"Lama tidak bertemu." Ucap Izrail.
Aku segera mendekat padanya.
"Wah, tidak kusangka kita bertemu!"
Aku menangis.
"Dunia manusia itu jahat, masa tidak punya identitas jelas saja, sudah menjadi buronan."
"Bahkan aku tidak tahu kamu diturunkan ke bumi." Ucapnya.
"Parah!" Aku memukul pundaknya.
....
Aku sudah menceritakan bagaimana keadaanku.
Mulai dari berkelahi dengan Malik sampai dikejar oleh federasi Corp.
Aku cukup menderita.
"Sungguh... itu tidak mudah''
Izrail menggunakan tongkatnya untuk membuka sebuah portal dunia penuh kekacauan.
"Apa dunia tempat aku pernah hidup juga terganggu?" Tanyaku.
"Ya, dunia itu sedang dalam kekacauan." Jelas sekali dengan anggukannya.
"Setelah aku naik ke surga, kenapa bisa begini?" Hanya itu yang ingin aku ketahui.
"Para pengguna Qi menyalahgunakan kekuatan mereka, demi mendapatkan kekuasaan tanpa henti." Hanya itu yang dia jelaskan.
"Aku sangat khawatir dengan keluargaku." Sungguh itu yang aku pikirkan.
"Mungkin mereka ada dalam lindungan benua Seahealt." Jelas Izrail dengan nada tenang.
Izrail kemudian menutup portal yang menampilkan dunia tempat aku pernah hidup sebagai manusia biasa.
Aku merasa heran.
"Kau harus mencari orang yang tepat, memiliki ketangkasan yang kuat di dunia ini, agar bisa menjadi pendekar pembawa kedamaian di dalam dunia tempat kamu pernah tinggal." Katanya sambil menghentak tongkat.
"Hai, itu tidak mungkin." Sungguh aku merasa kesulitan. Di sini saja diriku telah menjadi buronan dan hampir mati.
Hampir saja aku kehilangan nyawa.
"Aku menjadi sasaran para pasukan pelindung kota Atlantis. Karena aku dianggap sebagai penyihir kelas atas." Jelas diriku yang berpaling darinya.
Dia menghela nafas.
"Sepertinya aku tidak bisa membantu tentang itu. Kau harus bisa membela diri." Itu seakan perkataan yang mudah.
"Jika aku tahu orangnya, maka akan segera aku datangi, tetapi apa boleh buat, dunia ini luas." Ucapku karena kesal.
Kemudian Izrail menghilang di depanku.
"Tunggu." Aku ingin menyentuhnya.
"Ini adalah hukumanmu, dan tugasmu adalah itu. Jika ada waktu luang, aku akan mencari cara agar meringankan hukumanmu." Ucapnya yang merasa kasihan padaku.
....
Aku akan segera mencari buah-buahan di dalam hutan.
Seketika aku mendengar suara riuh dari tengah lautan.
Bukan hanya itu saja, tapi sejenis ledakan besar yang terlihat sekitar 100 meter dari permukaan pantai ini.
Dua kapal tempur saling menembak, bahkan Drone-drone juga memiliki peluru untuk menembaki para prajurit dengan pakaian busana Mecha, seperti yang ada di game-game anime. Dan aku hanya menonton pertempuran itu.
Kapal berwarna putih mengalami kebocoran pada bagian sisi kirinya, disebabkan oleh peluru meriam dari kapal berwarna hitam merah.
Aku tidak tahu yang mana benar atau salah, dan mereka memperebutkan apa.
Banyak sekali pasukan robot AI dan pemimpinnya.
Satu orang manusia adalah pengendali mereka.
Kapal warna putih pengendalinya adalah seorang gadis.
Tapi aku harus menyelamatkannya dari terkaman seorang lelaki tua, yang akan menembakkan peluru dari pistol itu.