NovelToon NovelToon
Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Kau Sewa Aku, Ku Dapatkan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Romansa / Fantasi Wanita / Pihak Ketiga
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kau sewa aku, Kudapatkan cintamu

Semua berawal dari selembar kertas perjanjian.
Ia hanya butuh uang, dan pria itu hanya butuh istri… meski sementara.

Dengan tebusan mahar fantastis, mereka terikat dalam sebuah **pernikahan kontrak**, tanpa cinta, tanpa janji, hanya batas waktu yang jelas. Namun, semakin hari, batas itu mulai kabur. Senyum kecil, perhatian sederhana, hingga rasa yang tak pernah mereka rencanakan… pelan-pelan tumbuh menjadi sesuatu yang tak bisa disangkal.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...
jangan lupa kasih dukungannya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part. 28- Toh, Orang asing

Setelah menyaksikan Keira melangkah pergi dengan gaya khasnya, ceria, cuek, dan sedikit konyol, Riko masih berdiri di tempatnya sambil tersenyum. Pertemuan singkat tadi benar-benar meninggalkan kesan padanya.

"Keira… nama yang gampang diingat. Ah, ternyata kampus ini nggak se-boring yang aku kira," ujar Riko.

Ia segera membenahi map berisi tugas yang hampir tenggelam tadi, lalu bergegas menuju ruang dosen. Hari itu, ia memang dijadwalkan menyerahkan langsung tugas mata kuliah pada salah satu dosen favorit mahasiswa, yaitu Arga.

Sesampainya di ruang itu, Riko mengetuk pintu. Tok tok tok!

“Silakan masuk," suara dari dalam ruangan.

Riko melangkah masuk dengan sopan. Dan nampak Arga sedang duduk di balik meja kerjanya sambil menatap layar laptop, lalu menoleh begitu menyadari kehadiran Riko.

“Oh, Riko. Sudah selesai tugasnya?”

Riko pun mengangguk cepat, lalu meletakkan map di atas meja. “Iya, Pak. Sempat hampir jadi makanan ikan koi, sih. Untung ada yang nolongin tadi.”

Arga mengangkat alisnya karena sedikit penasaran. “Makanan ikan koi?”

“Haha... Eh, maksud saya… tadi tugas ini hampir jatuh ke kolam. Untung ada mahasiswi yang sigap nyelametin. Kalau nggak, saya habis, Pak.”

Arga menutup map itu dengan tenang, meski dalam hatinya muncul rasa ingin tau siapa mahasiswi yang dimaksud. Namun, ia tidak bertanya lebih jauh.

“Baguslah kalau bisa selamat. Tugas ini memang penting. Jangan sampai ceroboh lagi," pesan Arga.

Riko menggaruk belakang kepalanya dan agak malu. “Iya, Pak. Saya jadi belajar harus lebih hati-hati. Pak Arga juga sibuk banget, ya? Tiap saya lihat, Pak Arga kayak nggak ada capenya.”

Arga menoleh sebentar, lalu tersenyum tipis. “Kerja memang nggak ada habisnya. Yang penting dijalani dengan disiplin, bukan soal terlihat sibuk atau tidak.”

Riko mengangguk-anggukan kepalanya karena merasa terkesan dengan jawaban itu. “Kalau semua dosen kayak Bapak, mungkin mahasiswa bakal rajin semua," tuturnya.

Arga menutup laptopnya lalu membalas, “Belum tentu. Tergantung mahasiswanya juga. Dosen hanya memberi jalan, sisanya tetap pilihan kalian.”

Riko pun terkekeh kecil, dan merasa semakin hormat pada Arga. “Betul juga, Pak. Oke deh, saya pamit dulu. Makasih banyak sudah mau nerima langsung tugas saya.”

“Ya, hati-hati. Jangan sampai ada cerita tugas hampir masuk kolam lagi.”

Keduanya pun tertawa ringan dan nampak dekat. Jelas saja, Riko merupakan adik kandung Rani yang juga berhubungan dekat dengan keluarga Arga. Tapi saat pernikahan Arga, ia tidak datang karena sebuah urusan jadi ia sama sekali tidak mengenal Keira.

_____

__________

Sore itu, halaman kampus mulai lengang, karena sebagian besar mahasiswa sudah banyak yang pulang. Keira berjalan pelan menuju gerbang dengan tas di punggungnya. Meski sedikit lelah, tapi wajahnya tetap ceria.

Namun langkahnya mendadak terhenti ketika matanya menangkap sosok yang familiar. Di sisi parkiran sana Arga berjalan berdampingan dengan Rani.

Mereka berbicara ringan, dan meski ekspresi Arga tetap dingin, sorot matanya terlihat lembut, suaranya juga terdengar menenangkan ketika bersama Rani.

Melihat Rani yang menyadari keberadaanya, Keira pun buru-buru menunduk. Tapi suara lembut Rani menyapanya lebih dulu.

“Eh, Keira… kamu udah mau pulang?” tanyanya, tersenyum ramah.

“Iya, Kak Rani. Lagi nunggu jemputan," jawab Keira ceria.

Rani pun mengangguk, lalu menoleh ke Arga sekilas. “Kebetulan banget ya, kita ketemu. Dunia ini kecil sekali.”

Arga tidak banyak bicara dan hanya melirik sekilas ke arah Keira. Tak lama, sebuah mobil hitam berhenti di dekat mereka. Lalu sopir keluarga Arga keluar menghampiri Keira.

“Maaf Nona, saya sedikit terlambat."

Keira lalu menoleh pada Arga. “Kamu nggak ikut pulang?”

Arga memasukkan tangannya ke saku, lalu menjawab dingin tanpa menatapnya lama-lama. “Kamu pulang duluan sama sopir. Aku ada urusan, pulangnya bareng Rani.”

Kata-kata itu terasa menohok. Keira seakan baru saja ditampar, meski wajahnya tetap ia paksakan biasa saja. "Oh, gitu ya. Yaudah deh. Selamat bersenang-senang.”

Rani melihat ekspresi Keira dan tampak salah tingkah dengan ucapan Keira. "Keira, jangan salah paham, ya. Aku cuma kebetulan satu arah sama Arga.”

"Aku nggak salah paham, Kak. Toh, aku tau siapa aku di antara kalian," timpal Keira dengan senyum ceria.

Arga sempat menatap Keira dengan sorot mata yang sulit terbaca. Namun, bukannya menjelaskan, ia hanya berkata dengan tegas. “Pulanglah, Keira. Jangan bikin kakek khawatir.”

Keira menghela napas, lalu masuk ke mobil dengan senyum yang lebar namun terkesan dipaksakan. Dari balik kaca jendela, ia masih sempat melihat Arga membuka pintu mobil untuk Rani dengan sopan, perlakuan yang belum pernah ia terima dari Arga.

"Kenapa aku harus peduli? Bukankah dari awal aku tau, aku cuma orang asing di hidupnya?”

**

Mobil keluarga berhenti di halaman rumah. Keira lalu turun dengan langkah yang pelan. Sesampainya di ruang tamu, ia langsung disambut kakek, ayah, dan ibu Arga yang tengah berbincang santai.

“Keira, kamu sudah pulang. Mana Arga? Tidak bersamamu?” tanya sang kakek sambil tersenyum.

Keira mengangguk lalu menjawab, “Arga masih ada urusan, Kek ... bersama kak Rani. Jadi aku pulang duluan.”

Kakek menghela napas ringan lalu menatap ke arah luar jendela, seolah mengenang sesuatu.

“Hmm… mungkin urusannya dengan Rani. Kau tau, Keira, sejak kecil Arga dan Rani itu sudah dekat. Mereka tumbuh bersama, bahkan sering dianggap jodoh oleh banyak orang.”

“Ayah, jangan terlalu jauh bicara begitu di depan Keira," sela ibunya Arga seraya melirik Keira.

“Aku hanya bercerita apa adanya. Tapi sekarang, Arga sudah menikah denganmu, Keira. Itu kenyataan yang harus kita syukuri," lanjut kakek.

Keira menunduk sopan seraya tersenyum tipis. Walau kata-kata kakek tak bermaksud menyudutkannya, tetap saja ada perasaan tidak nyaman di hatinya.

"Dekat sejak kecil, ya? Pantas saja tuan dingin itu susah move on," batinnya.

Setelah itu keira buru-buru meminta izin. “Permisi, Kek... Aku mau istirahat dulu, soalnya hari ini jadwal kuliah lumayan padat.”

“Iya, pergilah. Istirahat yang cukup, Keira.”

Keira pun beranjak ke kamar dengan langkah yang cepat tapi hatinya terasa berat. Begitu pintu tertutup, ia langsung berbaring di kasur sambil menatap langit-langit.

"Sudahlah, Keira. Toh ini cuma pernikahan kontrak. Tidak perlu berharap lebih…” gumamnya.

**

Malam harinya...

Suara mobil memasuki halaman rumah terdengar jelas dari kamar Keira. Ia yang masih terjaga segera duduk, dan menatap pintu dengan tatapan tajam.

Klek!

Pintu kamar terbuka, lalu Arga masuk dengan kemeja yang sedikit kusut dan wajah yang terlihat lelah. "Kamu belum tidur?” tanyanya.

Namun Keira berpura-pura cuek dan menarik selimut hingga ke dada. “Baru mau. Kamu pasti capek… habis jalan sama Rani, kan?”

Nada bicara Keira terdengar datar, tapi cukup menohok. Arga menutup pintu pelan-pelan, lalu menaruh ponselnya di meja. “Kenapa harus dibahas?”

“Bukan masalah. Aku hanya merasa… aku yang terus kena interogasi keluarga setiap kamu menghilang, padahal aku sendiri nggak tau apa-apa. Dan ternyata kakek cerita kalau kamu dan Rani memang sudah dekat sejak kecil.”

Arga terdiam beberapa saat, lalu menatap Keira dengan wajah dingin. "Itu memang kenyataan. Rani memang bagian dari keluarga kami. Kamu tidak perlu merasa terganggu.”

Keira tersenyum kecut lalu membalas dengan lirih. “Ya, aku tau. Aku cuma orang luar, kan? Jadi nggak ada alasan buat aku terganggu.”

Keira lalu memalingkan wajahnya dan berbaring membelakangi Arga, hingga suasana pun menjadi sunyi.

Arga menatap punggung Keira lalu duduk di tepi ranjang, dan berkata, "Keira… aku tidak menganggapmu orang luar. Jangan berpikir macam-macam.”

Keira menggigit bibirnya dan matanya pun terasa panas, tapi ia tetap berusaha terdengar baik-baik saja. “Tenang saja. Aku nggak pernah berpikir macam-macam. Tidurlah. Aku juga sudah capek.”

BERSAMBUNG...

1
Nurul Awula
lanjut Thor seru banget ceritanya
Aurora: siap... di proses
total 1 replies
Nurul Awula
aku selalu menanti dan menunggu
Aurora: Makasih.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
makin seruu ini , jadi penaran😂🤣🥰🥰
Aurora: lanjut baca lagi kak.... udah update beberapa episode tuh 🥰
total 2 replies
Mia Camelia
🥰👍😄
Aurora
Maksudnya baru lulus sekolah ya, typo😄🙏
Mia Camelia
lanjut thor, makin seruuu🥰🥰🥰
Aurora: siap.. 🌹🥰
total 1 replies
Mia Camelia
lanjut thor ,makin seru nih😍😍😍
Aurora: siap kak... jangan lupa kasih bintang juga ya... 😍😍🙏
total 1 replies
Wiwik Susilowati
hadir kk
Aurora: Terima kasih kakak... Semoga suka dengan karya barunya.. 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!