Mengejar Gadis SPG

"37 juta tidak ada artinya bagi perusahaan ini, tapi kalau diteliti Lebih detail lagi, 37 juta itu untuk 1 jam, Bagaimana kalau untuk 1 hari atau 1 bulan bahkan untuk 1 tahun, sudah banyak itu kerugiannya" ucap Alea Menelisik lebih lanjut.

" benar... aku membiarkan semuanya, karena aku tidak menghitung untuk satu hari atau perbulannya yang aku lihat hanya 37 jutanya saja, benar-benar licik.... sengaja itungannya per jam jadi tidak terlalu terlihat" gumam Dave pelan tapi alea mendengarnya.

"bolehkah aku meminjam laptop mu kak, Aku akan mencoba meretas data-data para petinggi di sini?" kata Alea yang membuat Affan terkejut....

" meretas....?" tanyanya dengan tidak percaya...

Alea mengangguk

"apa kamu bisa meretas...?"tanya Affan yang masih belum percaya.

"insya Allah aku bisa kak...." jawabnya tersenyum....

Lalu Affan mengambil laptop canggihnya yang berada di lemari, di belakang dirinya yang saat ini sedang duduk.

" ini .... kau pakailah sesuka hatimu....".

Affan menyerahkan laptop kesayangannya kepada sang istri tercinta... padahal dia sangat menjaganya dengan baik agar orang lain tidak boleh menyentuhnya... tetapi ini berbeda... istrinya yang meminta... jangankan hanya laptop.... seluruh dunia dan isinya pun akan dia berikan kepada sang istri yang begitu sangat ia cintai.

" terimakasih kak" Alea tersenyum menerima laptop suaminya... laptop yang sangat canggih... hanya ada beberapa saja di dunia... bahkan alea pun tidak bisa membelinya Karena harganya yang tidak masuk akal... padahal fungsinya sama... mungkin hanya ada beberapa saja sedikit perbedaan dengan laptop lainnya.

bibirnya melengkung ke atas setelah dia membuka nya....

"Masya Allah... ini luar biasa".

Jari-jari lentiknya menari-nari di atas keyboard, Affan yang sedang fokus dengan layar monitornya sendiri sedikit melirik ke arah istrinya, matanya tercengang melihat kecepatan jari-jari sang istri dalam mengetikkan sesuatu sampai tak terlihat.

Affan penasaran dan meninggalkan monitornya sendiri, lebih fokus melihat keajaiban dari sang istri yang sedang bermain-main di atas keyboard-nya.

senyumnya tak pernah pudar melihat betapa canggih nya laptop sang suami, ternyata benar ada harga ada rupa....

Klik....

Tombol enter yang ia tekan.... membuka semua data-data dan sekarang terpampang jelas di layar....

"lihatlah kak.... ternyata dia pelakunya... padahal dia bukan bagian keuangan... tetapi bisa-bisanya dia mencuri... membuka data-data keuangan dan mengalihkannya kepada rekening pribadi miliknya" sungut Alea tidak percaya.

"memang kalau orang rakus itu ya begini, padahal gaji di sini sudah sangat besar, tetapi tidak pernah akan puas, padahal di luar sana banyak yang menginginkan jabatan itu seperti dia, tetapi dia tidak bisa memanfaatkannya dengan baik" gerutu Alea kesal seorang diri,

Melihat betapa liciknya orang yang ada di layar laptopnya.

menunggu jawaban dari sang suaminya tetapi dari tadi tidak ada suaranya, akhirnya Alea menoleh ke arah suaminya yang saat ini sedang menatap dirinya...

"kak...kak...hei...." ucap Alea menyadarkan sang suami yang saat ini sedang terpaku melihat istrinya sedang bermain-main di laptopnya , begitu terlihat sangat keren.

" eh iya....., ada apa....?" tanya Affan seperti orang bingung.

"Kakak kenapa sih... dari tadi aku bicara tapi tidak mendengarnya" Alea menatap kesal pada suaminya.

"eh iya maaf, coba jelaskan sekali lagi" ucapnya menatap dalam istrinya...

"hemmmm baiklah...."akhirnya Alea mengulang lagi perkataannya yang tadi.

"Bagaimana caranya kamu dengan cepat bisa mengetahui siapa pelakunya...?"tanya Afan yang memang benar-benar tidak mengerti apa yang dilakukan istrinya itu, dia pun bisa meretas tetapi tidak bisa secepat itu dalam mengungkap suatu kejanggalan.

"ini sangat mudah kak, ini juga karena laptop mu yang sangat mendukung" kata Alea tersenyum.

"walaupun laptopku sangat canggih tetapi kalau pemakainya tidak bisa ya percuma kan sama saja, seperti laptop pada umumnya" kata Affan tersenyum lembut, benar kan feeling nya memang benar, istrinya itu tidak sesederhana yang ia bayangkan sebelumnya.

Alea hanya tersenyum menunjukkan giginya yang berjejer rapi dan bersih.

" aku akan memberi perhitungan dengannya"kata Affan menatap tajam layar laptop yang menunjukkan seseorang sedang bermain curang.

Alea hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

lalu alea melihat jam tangannya " kak, aku harus ke kampus sekarang "

" aku antar ya....?" tawar Affan,

" tidak usah kak, kau selesaikan semuanya saja, sebelum bocor kemana-mana, kalau orang itu menyadarinya bisa berbahaya, apalagi dia sudah melihat wajah kita, bisa saja kan dia menyebarkan ke mana saja dan itu sangat merugikan" kata Alea membuat Affan terdiam sesaat akhirnya dia mengangguk,

Ya sudah biar Abbas yang mengantar mu, aku akan menyelesaikan ini secara langsung dengan Roger.

Alea mengangguk saja, dan beberapa saat kemudian Abbas masuk karena mendapat panggilan dari tuannya...

" ada apa tuan, apa ada yang bisa saya bantu....?" tanya Abbas sopan.

"kau antarkan istriku ke kampusnya dan segera kembali lagi setelah menyaksikan istriku sudah selamat sampai kampusnya" tegas Affan.

" baik tuan"

" kalau begitu aku pamit dulu ya kak" Alea mengambil tangan suaminya untuk mencium punggung tangan Affan dengan takzim.

" berhati-hatilah, kabari apapun Yang terjadi" ucap Affan mencium kening sang istri membuat Abbas membuang muka melihat kemesraan atasannya itu.

Alea tidak tahu hal itu akan terjadi, dia juga terkejut sekaligus malu, apalagi di ruangan ini tidak hanya dirinya dan suaminya saja, melainkan ada Abbas yang menyaksikannya.

" assalamualaikum....?" ucapnya menunduk karena wajahnya saat ini sudah memerah.

" waalaikumsalam sayang ... hati-hati di jalan" balasnya tersenyum, affan semakin berani menunjukkan cintanya... apalagi setelah kejadian malam itu,

alea langsung memakai maskernya untuk menutupi wajahnya yang memerah tak lupa kacamata hitam nya, lalu meninggalkan suaminya yang saat ini masih tersenyum melihat kepergiannya .

Abbas mengikuti nonanya berjalan.

setelah memastikan kepergian istrinya, Affan langsung mengambil teleponnya" ke ruanganku sekarang" tegasnya, suaranya berubah dingin, wajah nya datar, sorot matanya tajam. berbeda sekali saat dirinya bersama sang istri, hanya ada wajah hangat dan suara penuh kelembutan di sana.

**

" nona .... jangan cepat-cepat jalannya, kalau sampai terjatuh... Tuan bisa membunuh ku" ucap Abbas melihat cara jalan istri tuanya itu begitu cepat.

"aku sudah sangat terlambat , kau tenang saja... tidak akan ada yang berani menghukum mu kecuali aku" tegasnya, membuat Abbas tersentak....

" ternyata nona juga sangat kejam, suka mengancam seperti tuan Affan" gumam Abbas dalam hati.

Di dalam lift hanya ada keheningan semata. sampai pintu lift itu terbuka.

Alea langsung berjalan cepat dan masuk ke dalam begitu saja ke kursi kemudi, karena mobilnya sudah siap di depan lobby.

" nona... Kenapa Anda duduk di situ...?" tanya Abbas khawatir, pasalnya yang ia tahu nonanya itu tidak bisa mengemudikan mobil, dia hanya tahu kalau nona nya itu bisa mengendarai motor saja .

" mau ikut atau tidak....?" tawar nya datar. Melirik ke arah samping nya ,

" baik-baik " ucapnya pasrah lalu duduk di depan, di samping istri majikannya.

" bismillahirohmanirohim" ucapnya lalu menginjak pedal nya.... dengan pelan Alea keluar dari kawasan perusahaan nya, setelah sudah sampai jalan utama, Alea melesat dengan begitu cepat, karena waktunya sudah sangat mepet.