NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Status: tamat
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.

Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

“Moon Lee, dalam situasi apa pun, Ben tetap akan memihak padaku. Dia percaya semua ucapanku. Selama aku bisa sedikit manja di depannya, Ben tidak akan meragukanku. Sakit, bukan? Cintamu selama delapan tahun hanya berakhir sia-sia,” ejek Viona.

“Viona, sejak awal aku tidak pernah berharap mendapatkan cintanya. Aku tahu diri. Tapi kau juga jangan terlalu percaya diri. Di luar sana masih banyak wanita yang lebih baik darimu. Ben mungkin tidak akan memilihku, tapi jika suatu saat dia tahu sifat aslimu, jangan salahkan kalau dia berpaling ke wanita lain,” jawab Moon tenang.

“Moon Lee, kau benar-benar menyedihkan. Lihat dirimu sendiri. Aku pastikan, sepanjang hidupmu kau tidak akan pernah bahagia,” balas Viona penuh sinis.

“Masa depanmu di perusahaan ada di tanganku. Kalau kau menolak menjalankan perintahku, jangan salahkan aku jika meminta Ben memecatmu,” kecam Viona.

Tiba-tiba ponsel Moon berdering.

“Halo,” sahut Moon.

“Selamat sore, Nona Lee. Mengenai pembayaran biaya pengobatan pasien, telah dilunasi. Besok pagi Anda bisa datang mengambil obat dan vitamin Anda,” jelas suara dari pihak rumah sakit.

“Pembayaran? Maksud Anda?” tanya Moon heran.

“Benar, Nona Lee. Biaya perawatan nenek Anda sudah lunas. Pengobatan akan terus berlanjut. Terima kasih,” ucap pihak rumah sakit sebelum menutup panggilan.

Moon terdiam, menatap layar ponselnya. "Aku belum bayar… bagaimana mungkin sudah lunas? Siapa yang menanggung biaya nenekku? batinnya."Dan kenapa dokter memintaku mengambil obat dan vitaminku?"

“Bagaimana?” Viona menyeringai. “Pihak rumah sakit pasti sudah mendesakmu membayar biaya pengobatan nenekmu, bukan? Kalau kau masih menolak menjalankan perintahku, aku akan mengadu pada Ben bahwa kau selalu melawanku.”

Moon menghela napas panjang, lalu menatap Viona dengan tenang.

“Aku tidak akan mendengar perintahmu lagi. Maaf mengecewakanmu, biaya rumah sakit nenekku sudah lunas. Jadi kau tak perlu bersusah payah mengancamku.”

“Moon Lee, berapa lama lagi kau di dalam sana? Aku masih ada tugas lain untukmu. Cepat keluar, aku menunggu di mobil!” suara Ben tiba-tiba terdengar dari luar toilet.

“Iya, aku segera datang,” sahut Moon sambil melangkah pergi.

Viona mengepalkan tangannya dengan geram. “Tidak mungkin… bagaimana dia bisa melunasinya dalam waktu sesingkat ini? Sudah aku periksa, biayanya sangat mahal. Dari mana dia mendapatkan uang itu?” gumamnya dengan wajah penuh amarah.

“Justin, antar Moon Lee pergi mengambil barang-barangnya. Setelah itu langsung ke apartemen,” perintah Ben.

“Baik, Tuan,” jawab Justin sambil menyalakan mesin mobil.

“Direktur, saya bisa turun di terminal saja. Saya akan pulang sendiri,” ucap Moon pelan.

Ben menoleh tajam ke arahnya. “Moon Lee, apa kau memang senang melawan perintahku?”

“Bukan itu maksud saya,” jawab Moon cepat. “Kalau Anda ada urusan penting, Justin bisa mengantar Anda. Lagi pula saya hanya mengambil beberapa pakaian.”

“Bawa semua barang kebutuhanmu. Kau akan tinggal lama di apartemen. Rumah itu tak perlu dilanjutkan lagi sewanya,” tegas Ben.

Moon terdiam sejenak, lalu menoleh. “Berapa lama? Bagaimanapun saya harus melanjutkan sewanya. Setelah tugas saya selesai, saya akan pulang ke rumah itu lagi. Kalau tidak saya lanjutkan, nanti saya kesulitan mencari rumah baru.”

“Tenang saja,” potong Ben. “Justin punya banyak kenalan. Dia bisa mencarikan rumah untukmu saat waktunya tiba. Dengar saja perintahku, hentikan sewanya.”

“Iya…” jawab Moon dengan suara lirih.

Justin melirik Ben melalui kaca spion, lalu menahan senyum samar. "Tuan, kenapa harus menggunakan namaku? Niatnya hanya ingin menolong, tapi seakan malu mengakuinya…" batinnya.

Tiba-tiba ponsel Moon bergetar, sebuah pesan masuk dari Wilson Fang.

Moon membaca sekilas lalu mulai mengetik balasan. Dari kursinya, Ben melirik dan menyadari gadis itu sedang sibuk membalas pesan pria lain.

“Apakah kau menyukainya?” tanya Ben tiba-tiba.

“Hah?” Moon menoleh dengan heran.

“Wilson Fang?” Ben menatap lurus ke arahnya.

Moon terdiam sesaat sebelum menjawab pelan, “Bisa dikatakan begitu. Dia baik dan ramah.”

“Baru bertemu sekali, kau sudah menganggapnya seperti dewa,” sindir Ben, menahan cemburu.

Moon menghela napas. “Memahami sikap seseorang tidak butuh waktu lama. Dia memang ramah dan baik. Lagi pula, dia kerabat dari bibi tetanggaku.”

“Latar belakangnya? Pribadinya? Apakah kau sudah benar-benar paham semuanya?” Ben kembali bertanya, nadanya seperti interogasi.

Moon menatap bingung. “Direktur, kenapa pertanyaan Anda terdengar seperti ayah yang menginterogasi anak gadisnya?”

Tatapan Ben mengeras. “Aku hanya tidak ingin gadis bodoh sepertimu dibohongi.”

“Kami tidak akan menikah besok. Masih ada waktu untuk saling memahami,” jawab Moon tenang.

Ben menahan napas, menatap lurus ke jalan, berusaha menyembunyikan gejolak dalam dirinya.

Justin yang duduk di kursi depan hanya bisa menahan tawa kecil melihat atasannya kesulitan menutupi rasa cemburu.

Malam hari.

Ben meneguk minuman di ruang karaoke bersama Justin. Wajahnya terlihat muram.

“Bagaimana latar belakang Wilson Fang?” tanya Ben, nada suaranya berat.

“Tuan, tidak ada yang buruk tentangnya. Dia hanya fokus pada pekerjaannya dan bergaul dengan rekan sesama bisnis. Tidak ada catatan kriminal. Bersih. Jadi… dia sangat cocok untuk Nona Moon,” jawab Justin, sengaja memberi tekanan pada kata terakhir.

Ben menatap tajam ke arah asistennya. “Cocok?”

Justin mengangguk, lalu menambahkan, “Ada satu hal lagi. Dia punya seorang mantan, mereka putus tahun lalu. Wanita itu seorang perancang busana ambisius, terlalu sibuk mengejar karier hingga mengorbankan hubungannya dengan Wilson. Setelah perpisahan itu, Wilson sempat terpuruk dan mengambil cuti. Tapi belakangan… wanita itu kembali.”

Ben mengetukkan jarinya ke meja. “Kembali? Terpuruk? Apakah kau yakin dia bisa setia pada Moon Lee?”

“Tuan, kenapa tiba-tiba peduli sekali? Kalau terlalu ikut campur, justru bisa membuat Moon tidak nyaman,” kata Justin hati-hati.

Ben terdiam lama, lalu dalam hati bergumam, "Karena aku peduli pada hidupnya. Tapi aku tidak bisa mengungkapkan perasaan setelah semua sikap burukku padanya. Yang bisa kulakukan hanyalah melindunginya diam-diam. Termasuk dari pria yang mendekatinya."

Dengan suara lantang ia berkata, “Moon Lee itu adik kelasku. Wajar aku peduli. Cari tahu apakah Wilson dan mantannya masih berhubungan. Kalau iya, segera laporkan padaku.”

“Baik, Tuan,” jawab Justin.

Ben menghabiskan minumannya sekaligus. Tatapannya kosong. "Moon Lee… akhirnya hatimu berlabuh pada pria lain. Meski begitu, aku harus memastikan dia benar-benar bisa menjadi sandaranmu. Hanya itu yang bisa kulakukan."

Ia berdiri tegak. “Antar aku ke apartemen Moon Lee.”

“Iya, Tuan,” jawab Justin.

Beberapa saat kemudian.

Ben berdiri di depan pintu apartemen Moon. Wajahnya merah karena mabuk, napasnya berbau alkohol. Ia menekan bel beberapa kali hingga pintu terbuka.

“Direktur?” Moon hampir tak percaya melihat atasannya berdiri di sana.

Tanpa berkata apa-apa, Ben melangkah masuk dan tiba-tiba merengkuh Moon dalam pelukannya.

Moon terbelalak, tubuhnya kaku, jantungnya berdegup keras.

"Apakah kau bisa jangan mencintai pria lain? Aku akan memberikan apa saja asal hatimu tetap di sini," ucap Ben yang memeluk Moon dengan erat.

1
kalea rizuky
keren ceritamu g ribet gk bertele tele aq suka
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Silla Okta
wah,,,, viona,,,, semoga segera tersiksa,,,,, lanjutkan Thor
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih..
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Bu Kus
lanjut
merry
sangat bisa,, dan juga menarik
Amazing Grace
dasar moon menye menye dan tidak sadar diri, memang nya siapa dirimu mengharapkan senyum dan perhatian Ben sedangkan dia punya viona
giliran dibalik nnti baru nangis kejer kalo si Ben perhatian dan senyum ke cewe lain pas mereka pacaran
mending moon mati aja deh gausah jdi fl
merry
berati moon sm ben sm sm hdp untuk kedua x ya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Wine Wins
ternyaata moon juga sama mati karna penyakitnya trus hidup lagi ..
makin seru😍..
dobel up
merry
🤔🤔🤔🤔🤔🤔viona ternyata tau klo moon ank kandung dr org tu angkt ya tp pura-pura gk tau krn mau nkmtinn kemewahan dr org tu moon lee
Qyzz🇲🇾
maksudnya?moon mengalami regresi juga?
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
alhamdulillah suka cerita nya
perahu kertas
😳😳😳😳 what
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lina Hibanika
terlalu lama melewati kematian untuk sadarnya,, klo ga gitu mana sadar kau Ben 😡
Bu Kus
udah gak sabar liat moon ketemu kedua orang tua nya sebenarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!