NovelToon NovelToon
My Little Girls

My Little Girls

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Encha

Kehidupan seorang gadis cantik bernama Calista Angela berubah setelah kepergian Ibunya dia tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Ayahnya menikah dengan Ibu dari sahabatnya, dan semenjak itu, Calista selalu hidup menderita dan sang Ayah tidak lagi menyayanginya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Makan Malam

Bagas sudah bersiap dengan setelan jas berwarna biru, sama seperti gaun yang dipakai Silvia istrinya. sedangkan Talita memakai gaun bernuansa bunga dan rambut yang di biarkan tergerai indah. Mereka sedang menunggu tamu kehormatan yang akan datang ke rumah untuk makan malam bersama.

"Papa mau kalian haru sopan dan ramah nanti."Ucap Bagas sembari membenarkan dasinya.

"Maaf Tuan, semua sudah siap." Bik Iyem datang menghampirinya.

"Ya, dan dengar kalian semua jangan ada yang berani memberi makan Calista."

"Tapi Tuan,-

"Jika ada yang berani, saya akan memecat kalian."

Bik Iyem mengangguk dan berjalan pergi. Dia sempat melirik ke arah dimana kamar Calista tertutup. Dia belum makan dari siang.

"Bagaimana Bi, apa kita antar saja makanan ini ke kamar Non Calista?"

"Tuan Bagas melarangnya, kita tunggu mereka lengah baru kita ke kamar Non Caca."

"Iya Bik, saya kasihan melihat Non Calista. Semenjak kedatangan Nyonya Silvia juga Non Talita Tuan menjadi kasar dan selalu membentak Non Calista."

"Sudah-sudah kalian kembali ke dapur, jangan sampai Tuan atau Nyonya dengar."

Bik Iyem masuk ke dalam dapur bersama dua pelayan lainnya. Mereka sudah menyiapkan makan malam untuk Calista dan mereka akan mengantarkannya.

Di dalam sebuah mobil Lexus sport berwarna hitam doff terlihat Zidan juga Leon yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Bagas untuk Undangan makan malam.

"Jadi hari ini mereka kembali menyiksa Little Girl.?"

Leon sudah begitu geram dengan tingkah Bagas yang selalu menyiksa Calista.

"Benar Tuan, dan mereka tidak membiarkan Non Calista makan malam."

"Berapa persen?"

"40% Tuan, dan malam ini ada setengah kehancuran dalam perusahaan milik Bagas."

Leon mengangguk. Dia baru awal kehancuran mereka karena sudah berani menyiksa gadisnya.

Mobil mereka masuk kedalam sebuah gerbang putih tinggi. Terlihat Bagas berdiri didepan pintu bersama Istri dan juga anaknya.

"Selamat datang dirumah kami Tuan Leon." Sapa Bagas tersenyum mendekat.

Leon mengangguk.

"Perkenalkan istri dan putri saya." Lanjut Bagas membuat Silvia juga Talita tersenyum.

Leon hanya diam dan menatap mereka. Dua wanita yang dengan beraninya menyentuh gadisnya.

"Selamat datang Tuan." Sapa Silvia ramah.

Gila nih cowok ganteng banget njir,, Abian aja lewat. Fix gue bakal minta Papa buat deketin gue sama Leon.

Talita menatap kagum Leon. Laki-laki tinggi tegap, sorot mata tajam, rahang keras hidung mancung dan alis tebal. Siapa yang tidak akan terpesona melihatnya.

"Silahkan masuk.."

"Terimakasih.."

Leon berjalan masuk diikuti Zidan, dan mereka langsung menuju ruang makan. Terlihat begitu banyak masakan dimeja.

"Silahkan, Anggap saja rumah sendiri."

Leon melirik sebuah pintu yang tertutup dilantai dua, sudah pasti itu adalah kamar Calista.

"Terimakasih karena Anda sudah mengundang saya malam ini dan seharusnya tidak perlu repot-repot." Ucap Leon.

"Tidak masalah Tuan, ini sebagian perayaan kerjasama kita."

"Dimana putri Anda?"

"Talita, ini putri kami." Jawab Silvia mengusap bahu Talita yang tersenyum.

"Bukannya Anda memiliki dua putri?"

Deg.!

Bagas terdiam, dia berusaha tenang dan tersenyum.

"Oh ya, saya memang memiliki dua putri. Tapi dia sedang sakit."

Leon mengangguk namun dengan tatapan tidak biasa.

"Oya Leon, kamu coba ini deh. Udang asam manis ini sangat enak." Ucap Talita berinisiatif mengambilkan makan.

"Maaf Nona, Tuan alergi udang." Ucap Zidan membuat Talita kaget.

"Sorry aku gak tau, atau Ayam bakar mentega ini juga enak aku ambilkan ya."

Silvia tersenyum melihatnya, dia tau putri sengaja untuk mendekati Leon. Dan jika di lihat Leon sangat cocok dengan Talita putrinya apalagi dia Leon memilik kekayaan yang tidak akan pernah habis.

"Maaf Non, biar saya saja." Cegah Zidan langsung mencegahnya.

"Putri saya memang begitu ramah Tuan, dia memang selalu melayani tamu bahkan dia juga begitu sangat pintar memasak dan sebagian adalah masakan yang dia masak." Lanjut Bagas membuat Talita tersenyum malu.

"Benar Tuan, Talita memang anak yang sangat rajin bahkan dia selalu bangun pagi sebelum kami bangun. Dia menyiapkan sarapan sebelum pergi kuliah." Lanjut Silvia.

"Oh ya.." Ucap Leon membuat Talita tersenyum.

"Papa, Mama jangan gitu. Talita jadi malu kan?"

"Kenapa harus malu, kami bahkan bangga sebagai orang tua kamu."

Leon hanya diam menatap mereka, cukup muak dengan pembahasan yang menurutnya sangat tidak penting.

"Astaga asik ngobrol jadi melupakan makan, silahkan Tuan Leon, Pak Zidan."

"Terimakasih Tuan Bagas." Ucap Zidan. Tersenyum.

Di dalam kamar, Calista memegangi perutnya yang terasa perih. Dia belum makan dari siang dan malam ini, dia tidak diijinkan makan malam.

Calista melangkah untuk keluar, namun dia teringat ucapan ayahnya jika malam ini dia tidak boleh keluar kamar. Calista menghela napas dan kembali berbaring ditempat tidur.

Aduh Laper banget, mana perut gue perih lagi,,

Calista mencoba memejamkan matanya. Berharap dia bisa melupakan rasa laparnya.

Makan malam baru saja selesai dan mereka duduk di rumah tengah. Talita masih bersama mereka mencuri pandang Leon yang begitu tampan.

"Jadi Tuan Leon belum menikah?" Ucap Silvia

"Saya masih single."

Silvia melirik Talita yang tersenyum, dia berniat untuk bisa menjodohkan mereka.

"Terus keluar Tuan Leon di Jakarta juga?"

"Orang tua saya sudah meninggal."

"Maaf saya tidak tau.

"Tidak masalah.

"Bagaimana kalau-

"Saya sudah memiliki seseorang dalam hati saya."

Deg.!

Talita mendongak. Apa yang dia dengar barusan seseorang.

"Anda sudah tunangan?"

"Belum tapi saya begitu mencintai gadis itu."

Silvia mengangguk, dia mengusap tangan Talita.

Tenang sayang, mereka belum menikah yang artinya kamu tetap bisa mendekatinya. Dan Mama akan bantu kamu. Bisik Silvi.

"Maaf, Saya ijin ke toilet." Ucap Leon beranjak

"Silahkan Tuan, Toiletnya ada di sebelah sana."

Leon mengangguk dan beranjak bangun. Dia berjalan masuk dan menatap sekeliling sebelum akhirnya dia naik ke lantas atas dan masuk ke dalam kamar Calista.

Gadisnya tampak terlelap, tapi bukan itu yang Leon lihat. Calista tidur meringkuk dengan tangan memeluk perutnya. Leon berjalan mendekat dan duduk disisi ranjang. Wajahnya sedikit pucat dan Leon benci akan hal itu. Ingin rasanya dia membawa gadisnya pergi.

"Eugh.." Leguk Calista merubah posisi tidurnya.

Leon tersenyum melihat bagaimana gadisnya tidur. Benar-benar menggemaskan.

"Mama,, Caca kangen.."

Leon terdiam saat Calista mengigau, dia mengusap wajah cantik Calista.

"Sst,, good night Little girls."

Leon membenarkan selimutnya, dia kembali menatap wajah cantik Calista sebelum akhirnya berjalan keluar. Tidak mungkin dia berada lama di sana.

Bisa saja Bagas atau siapa pun akan lihat.

1
meynur
asek kontrak
Cindy
lanjut kak
wo te
perusahaan keluarga x yah 🤭🤭
wo te
menjual x kak bukan menjauh 🤭🤭
wo te
ko up nya cuma 1 SH kak
meynur
next
Fani Septiani Putri
lanjut kak
rhani bhelLo💕
suka sama ceritanya
karya ka encha emang best bgd
rhani bhelLo💕: sama" ka enchaa 🌹
total 2 replies
Fani Septiani Putri
up trs kak cerita nya baguss/Drool/
Encha Imout: siap Kapten 🫡
total 1 replies
Fani Septiani Putri
suka bgt sama alur cerita nya kak, semoga happy anding calista dan leon
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!