NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Balas Dendam Istri Marquess Yang Difitnah

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: BlackMail

Dieksekusi oleh suamiku sendiri, Marquess Tyran, aku mendapat kesempatan untuk kembali ke masa lalu.

​Kali ini, aku tidak akan menjadi korban. Aku akan menghancurkan semua orang yang telah mengkhianatiku dan merebut kembali semua yang menjadi milikku.

​Di sisiku ada Duke Raymond yang tulus, namun bayangan Marquess yang kejam terus menghantuiku dengan obsesi yang tak kumengerti. Lihat saja, permainan ini sekarang menjadi milikku!

Tapi... siapa dua hantu anak kecil itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlackMail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Transaksi Selesai

Fajar menyingsing, mewarnai langit dengan semburat oranye dan ungu. Tapi aku tidak melihat keindahannya. Mataku terpaku pada surat di tanganku.

Sebilah pedang yang dingin dan tajam.

Aku tidak punya banyak waktu. Hari ini adalah hari penandatanganan kontrak. Aku harus menyampaikan pedang ini ke tangan Duke Raymond sebelum Ayah dan Cedric meninggalkan kediaman sore nanti.

Aku menyelinap keluar untuk terakhir kalinya. Jalanan ibu kota baru saja menggeliat bangun, udaranya masih terasa segar dan dingin.

Aku tidak pergi ke kedai teh. Aku pergi ke titik pengiriman yang telah diatur oleh Nyonya Mawar, sebuah toko buku tua yang berdebu. Toko dan kios masih belum buka dan para pemabuk baru pulang dari bar setelah pesta malam mereka.

Aku menyerahkan surat itu, yang telah kubungkus dengan rapi, kepada seorang pria tua yang tampak mengantuk di balik meja. Aku hanya membisikkan satu kata: "Laksamana." Kata sandi yang diberikan Nyonya Mawar untuk komunikasi dengan Duke Raymond.

Pria itu mengangguk tanpa bertanya.

Transaksi selesai.

Aku telah melepaskan anak panahku. Sekarang, aku hanya bisa berdoa agar anak panah itu mengenai sasarannya.

Pagi itu terasa seperti berjalan di atas lapisan es yang tipis. Aku dipaksa untuk sarapan bersama keluargaku.

Cedric mengenakan setelan terbaiknya, wajahnya berseri-seri karena antisipasi. Dia tidak berhenti bicara tentang bagaimana hari ini akan menjadi hari bersejarah bagi keluarga Hartwin. Bodoh sekali.

"Setelah ini, Ayah, para bangsawan lain akan memandang kita dengan hormat yang baru!" celotehnya. "Kita akan menjadi pusat kekuatan ekonomi di selatan!"

Ayah mengangguk puas, menyesap kopinya. Dia melirikku sekilas, tatapannya masih dingin karena pertengkaran kami. Dia mungkin berpikir aku sedang merajuk di sudut seperti anak kecil. Dia tidak tahu bahwa aku sedang menunggu badai yang akan kuhadirkan sendiri ke depan pintunya.

Setiap kali aku mendengar suara kereta kuda di luar, jantungku berdebar kencang. Apakah itu dia? Apakah rencanaku berhasil?

Jam terus berdetak. Pukul sepuluh. Pukul sebelas. Cedric sudah mulai gelisah, mondar-mandir di aula depan, menunggu kereta untuk membawanya ke upacara penandatanganan.

Aku lebih gelisah dari itu. Banyak skenario buruk yang terbayang di pikiranku.

Lalu, tepat pada pukul dua belas siang, terdengar keributan di luar.

Seorang pelayan yang biasanya tenang dan terkendali, menerobos masuk ke ruang keluarga, wajahnya pucat pasi dan napasnya terengah-engah.

"Tuan Count! Tuan Count!" serunya panik. "Di... di luar! Sebuah kereta kuda... dengan Lambang Keluarga Kekaisaran!"

Gelas di tangan Ayah bergetar. Cedric membeku di tempat.

"Lambang Keluarga Kekaisaran?" tanya Ayah, suaranya tegang. "Siapa?"

"Duke Muda Raymond Leonian, Tuan! Beliau meminta untuk bertemu dengan Anda!"

Seluruh kediaman langsung dilanda kepanikan yang sunyi. Para pelayan berlarian, Ayah merapikan pakaiannya dengan gugup, dan Cedric tampak bingung antara merasa terhormat dan cemas.

Aku tetap duduk diam, memainkan peran sebagai putri naif yang ketakutan, sementara di dalam, hatiku berdebar dengan ritme perang.

Dia datang. Anak panahku mengenai sasaran.

Kami semua berkumpul di ruang kerja Ayah. Ruangan yang sama tempat aku menyelinap beberapa malam yang lalu. Ayah dan Cedric berdiri di satu sisi meja, tampak kaku dan penuh hormat. Aku berdiri di belakang mereka, menundukkan kepalaku seolah-olah aku tidak layak berada di sana.

Duke Raymond duduk dengan santai di kursi tamu, memancarkan aura kekuasaan yang tenang. Dia mengangguk sopan ke arahku, tapi matanya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa kami pernah bertemu sebelumnya. Dia adalah aktor yang sempurna.

"Yang Mulia Duke," Ayah memulai dengan suara yang sedikit bergetar. "Sebuah kehormatan besar menerima kunjungan Anda. Apa yang membawa Anda ke kediaman kami yang sederhana ini?"

"Langsung saja ke intinya, Count Hartwin," kata Duke, suaranya tenang namun tegas. "Sebagai Kepala Dewan Intelijen Kerajaan, sudah menjadi tugas saya untuk memantau semua transaksi besar yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara. Termasuk investasi Anda yang akan datang dengan Baron Latona."

Wajah Ayah menjadi tegang. Cedric tampak bangga. "Ah, ya! Investasi itu! Sebuah langkah yang brilian, bukan begitu, Yang Mulia? Bahkan Marquess Tyran pun ikut serta!"

Duke Raymond menatap Cedric dengan tatapan dingin yang membuat senyum di wajah kakakku membeku. "Benarkah? Karena menurut informasi saya, situasinya sedikit berbeda."

Dengan gerakan yang lambat dan disengaja, Duke Raymond mengeluarkan sebuah surat dari balik jubahnya. Suratku. Dia meletakkannya di tengah meja mahoni yang berkilauan. Segel ular yang rusak terlihat jelas di atasnya.

"Anomali terbesar dari investasi Anda, Count," lanjut Duke, "Adalah fakta bahwa mitra utama Anda telah meninggalkan kapal bahkan sebelum kapal itu berlayar."

Ayah menatap surat itu, kebingungan di wajahnya. Dia mengambilnya dengan tangan gemetar. Aku melihat momen ketika matanya mengenali segel dan tanda tangan Marquess Tyran yang angkuh itu.

Darah seolah terkuras dari wajahnya.

"Tidak... tidak mungkin..." bisiknya, membaca kata-kata di surat itu berulang kali.

Cedric merebut surat itu dari tangan Ayah. "Palsu! Ini pasti palsu! Marquess tidak mungkin—"

"Saya jamin, Tuan Muda Hartwin," potong Duke, suaranya sedingin es. "Segel dan tanda tangan itu asli. Intelijen saya tidak pernah salah. Marquess Tyran telah menarik semua dananya dari proyek Baron Latona. Anda dan para investor lainnya ditinggalkan untuk menghadapi badai sendirian."

Ruangan itu sunyi senyap. Yang terdengar hanyalah suara napas Ayah yang berat dan tersengal-sengal. Aku melihat seorang pria yang selama ini kubanggakan sekaligus kubenci, hancur di depan mataku. Egonya, harga dirinya, keyakinannya pada penilaiannya sendiri, semuanya runtuh dalam sekejap. Dia menatap surat itu seolah itu adalah seekor ular berbisa yang baru saja menggigitnya.

Cedric telah jatuh terduduk di kursi, wajahnya pucat seperti mayat, bibirnya bergumam tak jelas.

Duke Raymond berdiri. "Saya sarankan Anda segera membatalkan kontrak itu, Count. Kerajaan tidak bisa membiarkan salah satu keluarga bangsawan pentingnya bangkrut karena kecerobohan." Dia berhenti sejenak di dekat pintu, melirikku sekilas. "Semoga hari Anda menyenangkan."

Dengan itu, dia pergi, meninggalkan kehancuran di belakangnya.

Keheningan yang menyiksa menyelimuti ruangan. Ayah masih berdiri mematung, menatap kosong ke surat di atas meja.

Lalu, perlahan, dia mengangkat kepalanya. Matanya yang biasanya penuh dengan otoritas dan amarah, kini kosong. Dia tidak menatap Cedric yang gemetar. Dia menatapku.

Kemarahan masih ada di sana, tapi di baliknya, ada sesuatu yang baru. Sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Rasa takut.

Dia tidak lagi melihatku sebagai putrinya yang manis dan pembangkang. Dia melihatku sebagai sesuatu yang asing, sesuatu yang tidak ia mengerti. Sesuatu yang berbahaya.

Suaranya serak, nyaris tak terdengar, saat dia mengajukan pertanyaan yang akan mengubah segalanya di antara kami selamanya.

"Siapa... kau sebenarnya?"

1
Ria Gazali Dapson
jdi ikut²an dag dig dug derrr😄
BlackMail
Makasih udah mampir.🙏
Pena Santri
up thor, seru abis👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!