Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 AKTI
Hingga Erlan menghentikan langkahnya dan langsung mematung di tempatnya berdiri saat tak sengaja mata elangnya melihat sosok wanita yang dicarinya.
Wanita itu. Batin Erlan yang masih mengingat jelas wajah wanita yang pernah ditidurinya.
Dimana wanita itu tidak lain adalah Keysa yang sedang berpidato sekaligus melakukan edukasi perihal bisnis yang digeluti anak kembarnya dan cara memanfaatkan cangkang kerang yang bisa bernilai jual tinggi.
"Cukup sekian pertemuan kita kali ini. Saya sangat ucapkan terima kasih atas partisipasinya." ucap Keysa dengan luwesnya mengakhiri pidato singkatnya di hadapan ibu-ibu.
"Tuan muda, bukannya itu nona Keysa." ucap Pak Kasim dengan raut wajah terkejut sambil menunjuk kearah wanita yang paling menonjol sedang bersalam-salaman dengan para ibu-ibu. Untungnya pria itu masih mengingat wajah sosok wanita yang sedang dicari oleh tuannya.
"Iya benar." ucap Erlan dengan anggukan kepala tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.
"Kenapa tuan tidak menemuinya?" tanya Pak Kasim dengan sangat hati-hati.
"Aku masih ragu untuk menemuinya." ucap Erlan menghela nafas. Dia merasa serba salah dan belum yakin pada pendiriannya untuk bertemu langsung dengan Keysa, sosok wanita yang pernah ditidurinya.
"Lalu tuan hanya berinisiatif untuk melihatnya dari jarak jauh. Sementara rencana awal tuan mendatangi desa pesisir untuk mencari nona Erina dan sekaligus bertemu langsung dengan nona Keysa. Kalau salah satunya tidak berhasil, maka tuan bisa memilih pilihan yang kedua. Saya hanya tidak ingin tuan pulang dengan tangan kosong." ucap Pak Kasim dengan bijaknya dan kembali memberikan pencerahan untuk tuannya.
Erlan hanya mampu menghembuskan nafas kasar dengan pandangan tak lepas dari sosok Keysa yang terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi. Bahkan wanita itu sudah menaiki motornya lalu melajukan motornya meninggalkan kantor desa tersebut.
"Tuan muda, nona Keysa sudah pergi, kenapa tuan tidak menghentikannya." ucap Pak Kasim dengan hebohnya dan seolah barang tangkapannya baru saja lepas.
"Biarkan saja, sebaiknya kita lanjut mencari Erina." ucap Erlan dengan tatapan sulit diartikan. Dia lalu melangkah menghampiri ibu-ibu tadi yang masih asyik mengobrol dengan kelompoknya.
"Permisi, saya ingin bertanya kepada anda semua. Pernahkah anda melihat wanita ini?" tanya Erlan kepada kelompok ibu-ibu sambil menunjukkan foto adik tersayangnya kepada mereka semua.
"Tidak!" jawab beberapa ibu-ibu dan langsung terpesona melihat ketampanan Erlan.
"Kami belum pernah melihatnya di desa ini mas tampan." ucap salah satu ibu-ibu bertubuh gempal.
"Sama, kami belum pernah melihatnya akang tampan." sahut ibu-ibu lainnya dan mulai mendekati Erlan yang begitu tampan dan mempesona di mata mereka semua.
"Jika kalian melihat nona Erina, maka segera hubungi kami." ucap Pak Kasim sambil menyerahkan sebuah kartu nama miliknya kepada salah satu ibu-ibu. Bahkan pria paruh baya itu sampai menghadang ibu-ibu yang ingin mendekati tuannya.
"Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih ibu-ibu." ucap Erlan dengan santainya lalu mengajak Pak Kasim untuk melanjutkan perjalanan.
"Sama-sama mas tampan." teriak para ibu-ibu dengan kompaknya sambil melambaikan tangan kearahnya.
Erlan hanya mampu tersenyum lalu berbalik badan. Saat mendekat kearah mobilnya, Erlan menghentikan langkahnya, dia termenung menatap langit yang tampak mendung, seolah hujan akan turun ke permukaan bumi.
Sementara di dalam mobil, Bu Marwah hanya mampu mengamati situasi di luar. Dia pun bisa bernafas lega setelah melihat Keysa sudah pergi dari kantor desa. Untung saja dia tidak sempat turun dari mobil.
"Ayo cepat, sebentar lagi akan turun hujan." teriak Erlan kepada pak Kasim yang masih di dikerumuni oleh ibu-ibu yang begitu heboh mencari tahu tentangnya.
"Iya tuan" ucap Pak Kasim lalu segera berlalu menghampiri tuannya yang sudah masuk ke dalam mobil.
Tampak ibu-ibu kembali mengejarnya, dengan cepat pak Kasim masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut.
🍁🍁🍁🍁
Sementara itu, Zidan dan Zara sedang menunggu kedatangan ibunya, keduanya sedang duduk di bangku taman. Sementara teman-temannya sudah pada pulang, hanya Bu Farida yang menamainya. Hingga tak berselang lama kemudian, akhirnya ibunya datang juga.
"Maaf ya anak-anak ibu terlambat datang menjemput kalian. Soalnya ibu ada pertemuan dengan kelompok Kibude." ucap Keysa memberitahu anak-anaknya.
"Tidak apa-apa mama." ucap Zidan dan Zara bersamaan dan sangat mengerti akan pekerjaan ibunya.
"Uggghh pintarnya anak mama." ucap Keysa tersenyum sambil berjongkok di hadapan anak-anaknya lalu memeluk tubuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Mama, boleh ya kami makan es klim hali ini." ucap Zara dengan mata berbinar.
"Emm....tentu boleh sayang." ucap Keysa tersenyum sambil menoel pipi gembul putrinya.
"Yeeeaa holeee...holeee hali ini kita makan es klim." ucap Zara bersemangat sambil bersorak gembira. Sedang Zidan hanya mampu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku saudara kembarnya.
"Ayo sayang, sekarang kita pamit dulu sama ibu guru." ucap Keysa kepada anak-anaknya.
"Baik mama." sahut si kembar bersamaan. Lalu menghampiri ibu gurunya.
"Ibu guru, kami pulang dulu. Terima kasih untuk hari ini" ucap si kembar bersamaan lalu mencium punggung tangan ibu gurunya sekaligus pamit pulang.
"Iya anak-anak, sama-sama." sahut Bu guru Farida tersenyum kepada murid kembarnya.
Setelah itu, Keysa segera membawa anak-anaknya pulang ke rumah. Namun sebelumnya, dia memilih mampir ke supermarket terdekat untuk membeli es krim.
"Sayang, kalian mau es krim rasa apa?" tanya Keysa pada anak kembarnya.
"Rasa coklat!"
"Strawberry, mama!"
Si kembar begitu antusias memilih es krim kesukaannya dan ibunya hanya mampu memperhatikannya.
"Ya sudah, masing-masing ambil dua." ucap Keysa tersenyum melihat tingkah laku anak kembarnya yang begitu aktif.
"Baik mama." ucap keduanya dengan antusiasnya. Bahkan mereka sudah pengen membuka es krimnya lalu segera memakannya.
"Mama bayar dulu ya sayang." ucap Keysa tersenyum sambil mengelus puncak kepala anak-anaknya yang sudah menelan ludah ingin segera memakan es krimnya.
Setelah membayar belanjaannya, Keysa langsung memberikan es krim kepada anak-anaknya.
"Kalian tunggu disini dulu ya, soalnya mama lupa beli roti tawar." ucap Keysa tersenyum membuat Zidan dan Zara hanya mampu mengangguk yang sedang memakan es krim dengan lahapnya dekat dari pintu masuk supermarket.
Namun tiba-tiba seseorang bertubuh tinggi menabrak tubuh kecil Zara hingga es krim ditangannya terjatuh ke lantai.
"Ya...es klim nya jatuh." ucap Zara dengan mata berkaca-kaca melihat es krimnya jatuh ke lantai, bahkan anak perempuan itu sudah ingin menangis.
"Kakak!" ucap Zara melapor sambil melipat bibir bawahnya berusaha untuk tidak menangis.
Zidan langsung mendongak menatap sosok pria dewasa berkemeja hitam yang sudah menjatuhkan es krim milik adiknya. Tampak anak laki-laki itu menatap tajam pria dewasa dihadapannya sambil mengepak tangannya.
"Om yang akan ganti rugi es krimnya." ucap Pria tinggi itu sambil menatap keduanya dengan tatapan sulit diartikan.
"Benelan om?" tanya Zara ragu-ragu dengan raut wajah sendu, namun merasa takut pada pria asing tersebut.
"Iya, sekarang ambil semua es krim yang kamu suka, biar om yang bayar." ucap pria itu dan masih dilanda keterkejutan melihat wajah kedua anak-anak tersebut.
"Tuan Erlan, rupanya anda sini." ucap Seorang pria yang baru saja masuk ke dalam supermarket dan langsung membuyarkan lamunan tuannya.