Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29 Manuel yang putus asa
Manuel masih nampak betah duduk di lantai dan bersandar daun pintu yang juga tetap tertutup sejak tadi.
" baiklah Amara...aku akan mencoba mengerti dengan keadaanmu,
aku tahu kau pasti takut dengan Mattew, aku juga sadar...
Apalah diriku jika di banding dengan Mattew Nix..." kata Manuel kemudian setelah ia terdiam sekian lama.
Perlahan ia bangkit berdiri namun ia masih menempel pada daun pintu.
" Amara..dengarkan aku baik baik, aku akan berusaha membangun diriku di atas kakiku sendiri.
Aku akan berjaya...dan saat itu tiba aku akan kembali datang mencarimu.
Tunggu aku...." kata Manuel yang terakhir kali sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari ruangan itu.
Walau berat,
Tapi Manuel tahu...ia bukan saingan yang sepadan dengan Mattew.
Saat ini ia memilih berlogika lebih dulu.
Sementara itu di sebuah club malam,
Dua orang pria tampan nampak duduk di sebuah sofa yang melingkari sebuah meja di dalam sebuah ruangan privat.
" kemana saja dia ?! Kenapa lama sekali datangnya ?!
Kau yakin kau sudah katakan pesanku padanya agar ia tak datang ke apartemenku kan ?! " Mattew bertanya kepada Isa tentang Manuel yang sudah sejak satu jam yang lalu mereka tunggu tapi tak kunjung datang.
" sudah Matt..aku sudah katakan padanya, aku yakin dia hanya sedang terjebak macet saja " jawab Isa dengan hati tak tenang.
Diam diam ia merasa ragu dengan jawabannya sendiri,
Jika di telisik dari jawaban Manuel tadi, ia merasa khawatir sabatnya itu telah berada di sana.
Pasalnya ini sudah hampir satu jam lebih keduanya sampai di klub ini dan menunggu Manuel.
Tapi laki laki itu tak kunjung juga muncul.
Dua orang wanita cantik nampak mendatangi ke duanya.
" pergilah...cari orang lain saja, kau tak akan dapatkan apapun dariku " Isa yang malas mengusir salah satu dari dua orang wanita yang baru saja mendekat ke arahnya itu.
Wanita itu diam tak bergeming.
Satu orang yang lain duduk di sisi Mattew dan menyalakan korek kemudian menawarkannya kepada Mattew yang saat ini tengah memegang cerutu mahalnya.
Mattew tersenyum tipis sambil kemudian menghisap cerutu mahalnya yang telah di bakar dengan bantuan wanita itu.
" lakukan saja apa maumu Sa...percuma kau menahan dirimu hingga seperti itu,
Kali ini...kau benar benar tak memiliki harapan dengan Lyli "
celoteh Mattew sambil tertawa.
Isa hanya mencebik saja mendengar ledekan sahabat sekaligus calon kakak ipar tak jadinya itu.
Bukan rahasia di antara para sahabatnya memang jika ia menyukai adik Mattew itu.
Mattew makin tertawa lebar melihat wajah Isa yang telah berubah masam.
" hai brow...sorry, aku telat...macet " tiba tiba Manuel datang dan duduk di salah satu sisi lain kursi kosong di ruangan itu.
Mattew menoleh dan menatap ke arah Manuel, saat itu tanpa sengaja ia melihat bekas luka di bibir Manuel.
Pencahayaan di ruangan itu memanglah tidak terlalu terang,
Tapi untuk melihat luka seperti luka di bibir Manuel,
Cahaya di ruangan itu sudah lebih dari cukup.
Dan luka di bibir Manuel itu adalah luka seperti bekas gigitan.
Mattew menyeringai.
" kau terjebak macet atau terjebak kenikmatan hah....?! " sentak Mattew ke pada Manuel.
Manuel sedikit terkejut dan tergagap.
" lihat...apa kemacetan bisa membuat bibirmu tergigit sampai seperti itu ?!
jujur saja Manuel...siapa yang menggigit bibirmu itu ?!
Apa seranganmu terlalu kasar hingga ia menggitmu sampai seperti itu " oceh Mattew lagi.
Manuel mengusap bibirnya, dan benar...darah masih ada di sana.
Manuel tersenyum terpaksa kepada Mattew demi menutupi apa yang baru saja terjadi dan kenapa ia bisa mendapat luka gigitan itu.
Ia belum siap kehilangan semua yang telah ia miliki selama ini sebagai konsekuensi yang mungkin harus ia terima jika Mattew tahu.
Isa pun menatap Manuel penuh selidik, di matanya...
Manuel nampak sangat gugup dan seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Brukk....
Tiba tiba Mattew meletakkan sebotol minuman beralkohol berharga fantastis di hadapan ke dua sahabatnya itu.
" ini hadiah penyambutanku atas kedatangan kalian hari ini ke negara ini.
ini juga sebagai tanda permintaan maafku karena aku tidak bisa meminjamkan apartemenku kepada kalian seperti biasanya " kata Mattew lagi.
Manuel menatap dengan mata yang sedikit menyipit kepada Mattew.
Sementara Isa sibuk memperhatikan tingkah Mattew yang menurutnya juga aneh saat ini.
" satu lagi...pilih wanita mana yang kalian suka...dan semua biayanya akan menjadi urusanku.
Sorry aku tidak bisa menemani kalian, aku harus pergi " pamit Mattew sambil kemudian ia bangkit berdiri dari duduknya.
" kau mau kemana ?! Ke apartemen mu ?! " tiba tiba Manuel menghentikan Mattew dengan mencekal lengannya.
Mattew menatap Manuel aneh.
" ya...aku akan ke apartemenku, kenapa ?! " tanya Mattew sambil menatap Manuel tajam.
Sadar dengan tatapan Mattew kepadanya, Manuel dengan reflek melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Mattew.
" tidak apa apa, aku hanya ingin tahu..." jawab Manuel kemudian dan Mattew menganggukkan kepalanya.
" nikmati jamuan dariku ini untuk kalian kawan " Mattew mempersilahkan ke dua kawannya itu sebelum akhirnya ia benar benar berlalu dan meninggalkan ruangan itu.
Manuel terus mengiringi kepergian Mattew dengan tatapan matanya.
Hatinya tiba tiba terasa panas dan seperti terbakar membayangkan Mattew akan bertemu dan bersama Amara.
" tuangkan minumannya untukku " perintah Manuel.
Wanita di sisi Isa segera mendekat dan melakukan permintaan laki laki itu.
Glek...
Manuel menenggak satu gelas penuh minumannya hingga tandas.
" lagi..." katanya dan sukses membuat Isa menatapnya penuh tanya.
Lagi lagi wanita berpakain seksi di sisi Manuel melakukan perintah laki laki itu, dan lagi lagi Manuel melakukan hal yang sama.
Menenggak minumannya hingga habis dalam satu kali tenggak.
Wajah Manuel sontak memerah, kerongkongannya terasa panas dan seperti terbakar.
" isi lagi...." perintah Manuel.
Wanita itu menatap Manuel sedikit bingung.
" tapi tuan...kau..."
" jangan banyak bicara, isi lagi gelasku " perintah Manuel.
" akhh...lama " Manuel merebut botol yang di pegang oleh wanita itu kemudian menenggaknya.
glek glek...glek....
Uhuh uhuk.....
Brakk....
Manuel meletakkan botol di tangannya dengan kasar di atas meja, laki laki itu terbatuk.
" uhuk uhuk uhuk...." batuk Manuel.
" cukup Manuel...ada apa denganmu ?! "
Isa menghentikan dan mencekal tangan Manuel yang hendak meminum minumannya lagi.
" jangan khawatir tak kebagian Isa....kau pesanlah lagi,
kali ini aku yang bayar "
Jawab Manuel.
Isa menggeleng.
" aku tidak berminat " jawab Isa
" lalu ?! Kenapa kau menghalangiku minum...lepaskan tanganmu dan biarkan aku minum " kata Manuel.
" tidak, sudah cukup...kau sudah mabuk..."
" lepaskan aku Isa...aku masih ingin minum...aku tidak mabuk " bantah Manuel sambil mengibas kasar tangan Isa yang masih mencekal lengannya dan kemudian ia kembali menenggak botol berisi minuman di tangannya.
" ha ha ha....kemari kau...kemari....senangkan aku...." Manuel mulai kehilangan kendali atas dirinya.
Laki laki itu menarik tangan wanita di sisinya dan membuat wanita itu duduk di pangkuannya.
" senangkan aku...aku sangat menginginkanmu...." kata Manuel sambil tangannya mulai bergerak liar menjelajah tubuh wanita di pangkuannya itu.
Manuel membenamkan wajahnya di kedua bukit kembar wanita itu dan kemudian melahapnya dengan liar.
" Amara....hemmm...." desisnya lirih,
Dan hal itu sontak membuat Isa menatapnya dengan mata yang melebar.
" Amara.....?! " cicit Isa ikut menyebut sebuah nama yang baru saja di sebut oleh Manuel itu dengan tatapan mata penuh terarah kepada sosok Manuel di hadapannya yang tengah asyik mencumbu wanita di pangkuannya.
Isa merasa seperti tak asing dengan nama itu, tapi ia lupa di mana ia pernah mendengar nama itu.
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗