NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

“Pria ini sikapnya sama saja dengan majikannya yang dingin itu.” Kata Celline kesal dalam hati.

Benny membuka pintu belakang mobil untuk Celline.

Celline pun masuk ke dalam mobil. James sudah duduk di dalam mobil sedari tadi. Celline tampak diam saja. Dia tidak berani menatap James.

Sepanjang perjalanan tidak terdengar suara sedikit pun. Suasana tampak hening dan menakutkan yang dirasakan oleh Celline.

30 menit kemudian, mereka sampai di depan mansion. Benny membukakan pintu untuk kedua majikannya itu. James keluar dari dalam mobil, diikuti Celline serta Pak Dar di belakangnya.

Kemudian Pak Dar menaruh tas dan jas James di kamar. Setelah itu dia meninggalkan James dan

Celline di kamar berdua. Celline terlihat sangat bingung dan kaku. Dia bingung harus berbuat apa.

“Kenapa diam saja?”

“Oh iya, tuan.” Dengan cekatan Celline membantu James membukakan semua pakaian James dengan tangan yang gemetaran.

James tersenyum sinis melihat tangan gadis itu gemetar saat membuka kancing demi kancing kemeja yang James pakai itu.

Matanya menatap Celline seolah-olah sedang meremehkan gadis itu. Saat melihat Celline gemetaran sambil menutup kedua matanya, sehingga membuat James jadi terhibur.

Padahal tadi moodnya sangat buruk sekali, tapi kini bibir James sudah bisa mengulas senyuman, saat melihat Celline dengan ekspresi yang tak biasa itu.

Celline terlihat sangat lucu sekali. Bagi pria sejenis James, Celline pandai sekali berakting gemetaran seperti itu. James terus mengumpulkan pandangan buruk terhadap Celline.

“Lama sekali!” Cibir James saat melihat Celline yang terlihat sangat lambat membukakan bagian celana James. Bagaimana pun Celline sangat malu bukan main, karena baru pertama kali dirinya membukakan pakaian James.

Setelah itu James masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa malu-malu dia hanya menggunakan celana dalam saja.

“Huh! Mengapa dia bisa bersikap tidak tahu malu seperti itu?” Gerutu Celline.

Setelah itu dirinya menyiapkan pakaian santai untuk James pakai. Setelah menunggu sekitar dua puluh menit, akhirnya James keluar dari dalam kamar mandi, kemudian memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Celline. Sedangkan Celline berjalan menuju kamar mandi, bergantian dengan James.

Setelah selesai mandi, mereka segera turun ke lantai bawah untuk makan malam. Selama akan malam itu, James tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

30 menit kemudian, Celline sudah berada di kamarnya. Sedangkan James berada di ruang kerjanya. Tak lupa dia memberitahukan Pak Dar supaya menyuruh Celline bersiap-siap.

“Baik, tuan.”

Pak Dar berjalan menuju kamar, dimana Celline berada saat ini. Pak Dar mengetuk pintu kamar.

Tok….. Tok……… Tok……

Celline mendengar suara ketukan pintu, lantas membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Pak Dar sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

“Ada apa, pak?” Tanya Celline pada Pak Dar.

“Maaf mengganggu, nona. Tuan menyuruh saya memberitahu nona, supaya nona bersiap-siap malam ini.”

“APA??!!” Celline mulai terlihat panik.

“Kalau begitu, saya permisi dulu, nona.” Pak Dar berjalan meninggalkan Celline yang masih terlihat beku di tempatnya.

Dengan susah payah gadis itu menelan salivanya sendiri. Perasaan cemas bercapur was-was kini sudah menjalar di sekujur tubuhnya.

Malam ini, pria yang baru saja menikahinya beberapa hari yang lalu itu akan melakukan misi pertamanya. Dan sebentar lagi Celline harus menampung benih itu.

Kalau berhasil, maka benih itu akan tumbuh. Dan dalam hitungan bulan, Celline bisa terbebas dari semua jeratan yang mengikat dirinya.

Dengan satu syarat, Celline harus rela melepaskan calon anaknya yang nanti akan dia lahirkan ke dunia ini. Hal ini tidak akan sulit bagi dirinya. Pasti akan mudah bagi dirinya.

Setelah melahirkan, dibayar kemudian menghilang dengan banyak uang yang telah diberikan oleh James pada Celline.

Akan tetapi, yang sulit bagi Celline saat ini adalah bagaimana cara memulainya. Berpacaran saja dia belum pernah. Lalu bagaimana nanti saat James mula mendekat pada dirinya.

Celline yang terbiasa hidup dengan keluarga om-nya. Selama ini, Celline selalu menuruti perintah orang yang telah merawatnya. Dia malah kelewatan menjaga dirinya, sehingga tidak punya teman laki-laki yang dekat dengannya, kecuali Chris.

Saat ini Celline malah sedang dilanda kecemasan yang berlebihan. Mungkin juga merasa sangat takut, karena James terlihat seperti orang yang pemarah.

Sikap James yang terlihat sangat dingin serta nada bicaranya yang selalu keras terhadap Celline.

Bagaimana bila nanti pria itu berbuat kasar padanya? Celline pun bergidik ngeri membayangkannya.

4 jam kemudian, James sudah berada di luar kamar. Awalnya James ingin langsung masuk ke dalam kamar, namun pintunya dikunci dari dalam. Akhirnya dia tidak punya pilihan, selain mengetuk pintu itu.

Tapi, pintu kamar tak kunjung dibuka juga. Dia menggedor-gedor pintu kamar itu.

“Kenapa pintu kamar malah dikunci??!!”

sedangkan Celline yang sedang berada di dalam kamar jadi kaget bukan main saat mendengar kamarnya digedor-gedor sekeras itu.

Tadi Celline memang sengaja menguncinya dari dalam. Jujur saja, dia sangat takut malam ini. Dia takut pada pria yang bernama James Chandra itu.

Celline takut dengan apa yang akan terjadi malam ini. Celline adalah gadis yang polos dan lugu. Bersentuhan dengan lawan jenis saja dia tidak pernah.

Celline hanya mondar-mandir seperti setrikaan. Ke sana dan ke sini dengan perasaan tidak menentu. Saat James mulai meneriakkan namanya, barulah dia langsung membuka pintu kamarnya.

“Kenapa dikunci??!!” Sorot mata James menatapnya tajam sehingga membuat Celline jadi semakin bertambah was-was.

“Itu….. Itu…..” Gadis berusia dua puluh tahun itu tidak bisa menjawab saat James bertanya pada dirinya. Mendadak Celline menjadi gagap, grogi dan bercampur rasa takut, sehingga membuat lidahnya jadi kelu.

Tidak ada kata yang lolos dari bibir yang ranum itu, sehingga membuat perhatian James jadi teralihkan. Kini James malah menatap Celline dengan tatapan yang aneh.

“Apa dia sedang menggodaku sekarang? Mengapa bibirnya jadi berubah seperti itu?” Tanya James dalam hatinya sambil mengunci pintu kamar.

Deg….. Deg…. Jantung Celline seperti dipasang sebuah bom, yang sebentar lagi pasti akan meledak.

Duar!!!

Suara pintu yang terkunci semakin membuat bulu kuduk Celline semakin bertambah berdiri. Belum apa-apa, Celline sudah ketakutan duluan.

Seketika hawa dingin langsung terasa, karena James menyalakan AC.

“Mengapa AC-nya tidak dinyalakan? Apa kamu tidak merasa gerah?” Tanya James sambil meletakkan remote AC di atas kulkas.

“Saya lebih suka angin dari jendela itu, tu…. Tuan.”

James melirik sebentar ke arah Celline, kemudian langsung duduk di tepi ranjang. “Sudah mandi?”

“Mandi? Mengapa dia menanyakan aku sudah mandi atau belum? Tadi aku sudah mandi setelah dia mandi. Masa sudah malam begini disuruh mandi lagi?”

Gadis yang tidak memiliki pengalaman apa-apa itu pun melirik ke arah jam dinding. Dilihatnya sekarang sudah pukul sebelas malam. Kalau mandi lagi, malah akan jadi sakit, pikir Celline.

“Apa saya harus mandi lagi?” Tanya Celline dengan wajah polosnya.

“Kamu itu belum mandi sedari tadi. Aku tidak suka dengan sesuatu yang kotor.”

“Kotor? Maksudnya aku ini kotor, begitu? Oh iya, mungkin pria ini menganggap aku kotor.”

Tidak mau dibilang kotor, Celline pun segera pamit untuk mandi lagi.

“Baiklah kalau begitu, saya akan mandi lagi.” Celline terlihat pasrah.

“Memangnya kamu ngapain saja sedari tadi? Sudah pukul berapa sekarang? Mengapa baru mandi sekarang? Apa kamu sengaja mnegulur-ngulur waktu?” Tuduh James tanpa perasaan sama sekali.

“Bukan….. Bukan begitu, tu…. Tuan….”

“Celline, kamu jangan berpura-pura polos di depan saya!” Bentak James.

Celline langsung ketakutan mendengar suara bentakan James barusan. Tapi, gadis itu memang tidak sedang berakting polos. Celline memang seperti itu adanya.

Kini kamar kembali jadi hening. Celline masih berdiri tidak berpindah posisi. Masih di tempat yang sama, dengan katakutan yang sama pula.

Bersambung…….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!