NovelToon NovelToon
Sukma Dukun Santet, Dalam Tubuh Detektif Tampan.

Sukma Dukun Santet, Dalam Tubuh Detektif Tampan.

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Mata-mata/Agen / Roh Supernatural
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yuni_Hasibuan

Tentang Dukun Santet Legendaris — yang berjaya dalam Mengusir Belanda, Tiga Abad Silam.
Tapi nasibnya berakhir tragis: dibakar hidup-hidup hingga arwahnya gentayangan

Sampai tahun 2025..
Jiwa LANANG JAGAD SEGARA:
tiba-tiba tersedot ke dalam tubuh ADAM SUKMA TANTRA, seorang INTERPOL Jenius, Muda dan Tampan.
Syarat tinggal di tubuh itu: cari dalang di balik pembunuhan Adam.

Maka dimulailah petualangannya menyelidiki kasus-kasus kriminal dengan cara aneh: Lewat Santet, Jimat Ghoib, dan Mantra Terlarang yang tak sesuai zaman. Tapi, justru cara kuno ini paling ampuh dan bikin partnernya cuma bisa terpana.

“Lho, kok jimatku lebih nendang daripada granat?!” — ujar Lanang, si Dukun Gaptek yang kini terjebak dalam lumpur misteri masa lalu.

Sanggupkah ia mewujudkan keinginan Jiwa asli sang pemilik tubuh?
Atau jangan-jangan justru terhantui rasa bersalah karena ternyata, penyebab Matinya Adam masih....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Kirani Tantri... atau???

***

'Bruk!'

Tubuh Bryan tiba-tiba terlempar keluar dari portal dan mendarat tepat di samping Dokter Elibrech.

"Astaga! Bryan?"

Dokter Elibrech, yang sejak tadi cemas menunggu kesadaran Lanang, langsung terkejut melihat Bryan muncul secara tiba-tiba dalam keadaan pingsan. Dengan refleks, ia segera memeriksa kondisi pemuda itu, wajahnya dipenuhi kepanikan.

"Hah... Dia masih bernapas. Syukurlah..." Dokter Elibrech menghela napas lega. Ia segera melakukan tindakan pertolongan pertama pada Bryan yang tak sadarkan diri. Namun, dalam kekhawatirannya terhadap Bryan, ia tanpa sengaja melupakan keadaan Lanang, yang jiwanya masih terjebak dalam perjalanan astral dan belum kembali, bahkan setelah setengah jam berlalu dari batas waktu yang sudah di tentukan.

Sementara itu, di dalam jalur Limbo, Lanang dan sang Entitas benar-benar tersesat. Mereka terombang-ambing tanpa arah, sudah mencoba berbagai gerbang dan celah yang mereka temui, tetapi selalu berakhir kembali ke tempat yang sama. Jalur tanpa waktu itu, bisa dibilang seperti labirin tak berujung.

Sialnya, setengah jam di dunia nyata terasa seperti keabadian di tempat ini. Lanang hampir putus asa, saat mencoba mencari jalan keluar sendiri. Sang Entitas, yang biasanya cerewet, kini memilih diam seperti anak kecil yang sedang ngambak. Energinya terkuras habis untuk melawan tarikan Limbo, dan sekarang ia kehilangan semangat untuk mengomeli Lanang.

"Hei... Ayo, bantu aku mencari ide. Jangan cuma diam saja," gerutu Lanang kesal, merasa diabaikan.

"Aku juga lelah, Bocah," jawab sang Entitas dengan suara lesu. "Energi spiritualku habis cuma untuk menghindari tempat ini, tapi malah berakhir terjebak di dalamnya."

"Dan sekarang energi otakku juga ikut habis, karena terkuras oleh kebodohanmu." Ucapannya datar, tanpa emosi, seolah ia sudah menyerah pada keadaan.

"Kalau kita tidak cepat keluar dari sini, tubuh Adam akan menunjukkan gejala kematian. Bagaimana jika Dokter Elibrech menyadari anak baptisnya itu sudah meninggal? Bisa-bisa dia malah tidak jadi memanggilku kembali. Padahal, itu satu-satunya jalan keluar untuk kita," lirih Lanang, suaranya penuh keputusasaan.

"Memangnya dia tahu nama aslimu, sampai bisa memanggil kita keluar?" tanya sang Entitas, menyadari sesuatu yang mencurigakan.

Mendengar pertanyaan itu, Lanang langsung teringat satu hal penting. Ia hanya berpesan kepada dokter itu 'untuk memanggil namanya dengan keras jika ia tidak kembali dalam waktu satu jam.'

Masalah besarnya adalah, Dokter Elibrech hanya tahu bahwa anak baptisnya masih hidup dan bernama Adam Sukma Tantra.

Dia sama sekali tidak tahu tentang jiwa Lanang Jagad Segara yang sedang mendiami tubuh Adam. Sekalipun dokter itu memanggil nama "Adam" berulang kali, itu tidak akan mengembalikan jiwa Lanang karena salah menyebut nama.

"Duh Gusti... Matilah kita. Aku lupa kalau Dokter Elibrech tidak tahu nama asliku," ucap Lanang, terduduk lemas di tengah kekosongan Limbo.

"Huh... Aku sudah tidak kaget lagi. Kau memang benar-benar bodoh," balas sang Entitas, suaranya terdengar jengah.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa ini artinya... kita berdua akan benar-benar mati di sini? Kalau aku tidak kembali, jasad Adam bisa saja benar-benar dikubur," Lanang mendesah lelah, hampir menyerah.

"Padahal... setelah sekian lama akhirnya aku bisa keluar dari ruang hampa tujuan itu, tapi sekarang malah berakhir di jalur ini... Apa mungkin ini memang takdirku?" Lanang mulai putus asa dan menyesali kebodohannya.

Tapi sang Entitas langsung memarahinya.

"Dasar tolol! Apa kau lupa dengan Bryan? Bukannya kau sudah menceritakan kebenaran padanya?"

Perkataan itu seperti petir di siang bolong menyambar otak leletnya Lanang, ia terkejut, lalu bernafas lega.

"Ah... ya! Untungnya aku sudah pernah menceritakan semuanya pada Bryan. Tentang aku, juga tentang sahabatnya yang sudah mati." Harapan seketika muncul kembali di benaknya.

"Hum... Kalau begitu, sekarang hanya manusia itu yang bisa mengeluarkan kita dari sini..." ucap Sang Entitas menyahuti.

Tapi nada suaranya tiba-tiba berubah datar, dan diikuti kalimat yang menusuk.

"Itu pun kalau dia masih mau terlibat dengan arwah penasaran yang menempati tubuh temannya."

"Kalau aku jadi dia, mungkin aku tidak mau. Biarkan saja temanku mati sesuai takdir, daripada jadi wadah arwah penasaran yang bodoh seperti kau."

Kata-kata itu menghancurkan mental Lanang. Harapannya yang sempat terbangun, langsung buyar seketika. Jadilah ia merajuk sepanjang penantian mereka di jalur Limbo yang tak berujung itu, sambil memendam rasa bersalah dan ketakutan yang kian menggunung.

.

.

Tapi tidak lama, karena beberapa saat kemudian terjadi pergolakan aneh di jalur Limbo, ruangan itu yang tadinya hampa, langsung berubah agak berisik. Terdengar sayup-sayup suara gelak tawa, juga jeritan aneh dari kejauhan serta bunyi-bunyian rapalan mantra samar yang memakai bahasa yang sangat di kenali Lanang di masa lalu.

"Hong... Weninging tyas... kabyaktèn... Tityang nyuwun... waras saking lara... sentosa..."

Suara itu seperti gema yang terpecah-pecah, terbawa arus chaos Limbo, namun beberapa patah kata kunci itu berhasil menusuk kesadarannya.

"A.. aku... tidak salah dengar kan? Kau juga dengar kan?" tanya Lanang kebingungan.

"Ya aku juga dengar. Itu... mantra Jawa?" balas sang Entitas mulai memusatkan pikirannya.

Tak mau ketinggalan, Lanang juga mulai memusatkan pikirannya untuk mempertajam segala Indra. Dia berusaha menangkap lebih jelas sisa-sisa suara mantra yang tenggelam dalam kebisingan.

Dan tak lama dari kejauhan jalur Limbo, Lanang mulai melihat bayangan samar yang menampakkan sosok seorang gadis cantik tengah berendam dalam telaga. Awalnya hanya bagian belakang gadis itu yang terlihat. Dia tengah memakai kemben kejawen dengan pola batik asli, Kulitnya Eksotis sawo matang, rambutnya keriting dan sengaja di gerai panjang, hingga separuh bagian rambutnya ikut terendam air telaga. Bibirnya komat-kamit seperti melanjutkan rapalan yang baru saja terdengar.

"Siapa dia? Kenapa wujudnya bisa terpantul di jalur Limbo?" tanya Lanang pada sang Entitas.

"Kalau kau segitu penasaran dan ingin tau, cepat pusatkan pikiranmu pada Adam. karena entah kenapa aku bisa merasakan kalau gadis itu ada kaitannya dengan dia." jawab sang Entitas.

"Hah??? maksudnya? Apa mungkin dia... Adiknya Adam, Kirani Tantri?" tanya Lanang.

"Yah bisa jadi itu benar-benar dia." ujar sang Entitas

Tak membuang waktu, Lanang langsung memusatkan pikirannya, bersiap untuk semedi dalam bentuk jiwa, dengan menyebutkan nama kedua kakak beradik itu.

Dan beberapa detik berikutnya, gambaran ghaib di jalur Limbo langsung berubah arah, jadi menyoroti bagian wajah gadis itu. Tapi Lanang malah terperangah di buatnya.

"Duh Gusti! Dia bukan Kirani Tantri. Tapi Mbakyu Ku, Roro Ajeng Wening Sari..."

***

Othor gabut ingin mengatakan sesuatu: Arti Mantra lengkap ada di bagian catatan, di bawah ini...

1
Nana Colen
hahaha kebohongan yang hakiki bryan
Maulana Alfauzi
Thor mau nanya nih, di awal bab kayaknya Lanang atau Adam punya jimat atau batu yang hilang, di kantong celananya. batu itu yang di buru sama musuh Adam kan ya ? itu gimana ceritanya??????
Nana Colen: ceritanya lagi dicari cuman waktu mau mencari dperjalanan banyak masalah
total 1 replies
Maulana Alfauzi
hmmm.
lanjut Thor 😍
Nana Colen
nah looooo baru sadar kau bryan
Nana Colen
aku bingung jadi nyimak aja yaaaa 😁😁😁
Yuni_Hasibuan: 😍Sabar dulu ya kakak, semua akan terbuka pada waktunya.

Semangat...... 💪🤭
total 3 replies
Maulana Alfauzi
Lanjut Thor
Nana Colen
ai si lanang bodoh kho dipelihara 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️dasar oon 😡😡😡
Yuni_Hasibuan: Tenang kakak... 🤭

Oon nya Lanang di flash light bentar aja kok, dia kan masih gaptek baru bangun dari mati. 🤭

Besok-besok dia langsung pakek jurus ultimate 💪
total 1 replies
Maulana Alfauzi
Lanjut Thor.
gimana itu kalau Lanang nggak bisa balik. kasian tubuh nya Adam Thor
Yuni_Hasibuan: Sama Jiwanya Adam, kasian nggak bang? 🤣
total 1 replies
Nana Colen
ada ada saja kau lanang disaat genting malah salah merapalkan mantra 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Yuni_Hasibuan: 🤭🤣 Selain Gaptek, ada goblok-gobloknya juga ya kak?
🙏
total 1 replies
Maulana Alfauzi
Tegang banget bacanya
tapi cuma dikit
Nana Colen
kenapa kau bodoh sekali lanang.... aduuuh sekarang lawan mu adalah kawanmu sendiri
Yuni_Hasibuan: Sabar kakak... sabar... /Applaud/

Lanjutannya masih OTW. Masih di review editor... /Kiss/
total 1 replies
Maulana Alfauzi
LANJUT THOR
Yuni_Hasibuan: Yuk, Lanjut Bang!
total 1 replies
Maulana Alfauzi
setiap episodenya menegangkan Thor
Maulana Alfauzi
Ok Thor.👍
Thor ada nggak mantra yang bisa bikin cepat kaya???🤣🤣
Yuni_Hasibuan: Kalau beneran ada, Othor juga mau bang..… /Facepalm/
total 1 replies
Maulana Alfauzi
Wow amazing
Nana Colen
lanjut thooooor aku suka 😍😍😍😍😍
Yuni_Hasibuan: Sabar kakak...
OTW... Bruuummmmm...
total 1 replies
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤🥰🥰
Yuni_Hasibuan: Terimakasih udah mau mampir kakak 🥰🥰🥰
total 1 replies
Maulana Alfauzi
Belanda memang licik
Yuni_Hasibuan: Liciknya kebangetan Bang.
total 1 replies
Maulana Alfauzi
hmm...
seru dan menyeramkan.
tapi suka
Maulana Alfauzi
Aku suka aja sama novel fantasi begini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!