Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 8
Pesta undangan kembali di lakukan disebuah bar, namun ini pengalaman kedua untuk Fayola agar tidak kembali terjebak, gadis itu sangat hati-hati ia tidak ingin kesalahan yang ia alami kembali terjadi.
"Itu Pryli," Wilea menunjuk seorang gadis yang menggunakan gaun merah.
Keduanya berjalan menuju tempat Pryli berdiri, sepanjang keduanya berjalan tidak sadar tatapan semua pria mengarah pada keduanya terutama Fayola yang menjadi pusat perhatian semua mata.
Fayola yang memiliki kulit putih bersih begitu kontras menggunakan gaun hitam selutut, belum lagi bentuk tubuhnya yang begitu seksi membuat para pria seperti melihat mangsa yang begitu segar.
"Pryli, selamat ya." Keduanya memberikan ucapan selamat dan hadiah untuk sahabat kelasnya itu.
"Terima kasih sudah mau datang, jangan sungkan pesta ini aku buat untuk kalian semua." Pryli tersenyum manis.
"Sama-sama, kami kesana dulu." Wilea menunjuk meja yang menyediakan banyak makanan.
"Nikmati saja, semoga kalian puas."
Setelah itu Fayola mengajak Wilea pergi, tenggorokannya terasa kering dan Fayola ingin megambil minum.
Bar yang Pryli pesan khusus di mana mereka bebas melakukan apapun. Fayola ingat di tempat ini dirinya jatuh dalam permainan Arcel dan bertemu dengan Calvin.
Tidak banyak yang menggunakan bar ini, karena hanya orang-orang kaya yang bisa mereservasi tempat ini.
"Jangan ambil minuman dari pria manapun ingat itu." Pesan Fayola pada sahabatnya, pengalaman adalah guru terbaik.
"Iya...iya...lagi pula aku sudah puas dengan minum jus ini." Wilea tertawa lebar.
Fayola hanya geleng kepala, hingga seorang pemuda tiba-tiba mendekati mereka dan mengajak kenalan.
"Permisi, boleh bergabung."
Keduanya menatap pria yang tersenyum sambil memegang gelas minuman.
"Em, silahkan ini tempat umum." Balas Fayola ramah.
Fayola ini tipe gadis ramah dan baik, sangking baiknya ia tidak bisa menebak isi kepala pria yang banyak modus padanya.
Tak lama datang satu lagi pria dan mengajak Wilea mengobrol, keempatnya terlihat obrolan hingga Fayola tanpa sadar tangannya megambil minuman yang salah.
Dimeja banyak sekali jenis minuman, dan Fayola megambil gelas berisikan alkohol.
"Engh, minuman apa ini." Gumamnya setelah menenggak minuman berwarna putih seperti air biasa, siapa sangka jika itu adalah alkohol ia kira hanya soda.
"Yola apa yang kamu minum!" Pekik Wilea saat melihat sahabatnya langsung terlihat sedikit oleng dan menyentuh kepalanya.
"Em, aku pikir soda. Tapi ini rasanya sedikit pahit dan panas." Katanya dengan suara yang terdengar serak.
"Ya ampun." Wilea kelabakan sendiri.
"Biar aku bantu, dia tidak memiliki teleransi baik pada alkohol." Ucap pria yang sejak tadi mengobrol dengan Fayola.
"Tapi-" Wilea tidak yakin dengan pria yang baru dia kenal.
"Jangan khawatir, aku sepupu Pryli. Aku sering datang ke sini, dia hanya perlu istirahat sebentar untuk menghilangkan pusing nya."
Pasrah, Wilea panik dan tidak tahu harus melakukan apa karena dia tidak begitu mengenali tempat seperti ini.
"Baiklah aku ikut."
Wilea mengikuti pria itu yang membawa Fayola, tapi saat masuk kedalam lift tiba-tiba seseorang berpakaian hitam menerobos masuk dan memukul tengkuknya hingga jatuh pingsan.
"Hey, sialan! Siapa kalian!"
Bugh
Tidak bisa melawan karena memapah Fayola yang sudah mabuk, pria itu lebih dulu jatuh tersungkur dan Fayola diambil alih oleh pria berpakaian hitam itu.
"Bereskan mereka, dan pulangkan gadis itu." Titah seseorang yang baru saja muncul dan mengambil alih tubuh Fayola.
"Baik sir."
"Ummm, kenapa kau merasa berputar-putar." Gumam Fayola yang sedang mabuk.
"Kamu nakal baby, berani sekali memakai pakaian seperti ini." Desis Calvin dengan tatapan menggelap
Jika dirinya terlambat datang mungkin pria tadi akan melakukan hal yang senonoh pada gadisnya, tidak ada pria yang melakukan dengan tulus saat melihat paha mulus dan body spanyol.
"Kau harus dihukum."
Ummm