NovelToon NovelToon
35 Hari Setelah Pernikahan

35 Hari Setelah Pernikahan

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Pelakor / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama / Berondong / Tamat
Popularitas:7.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Yaya pikir mereka benar sebatas sahabat. Yaya pikir kebaikan suaminya selama ini pada wanita itu karena dia janda anak satu yang bernasib malang. Yaya pikir kebaikan suaminya pada wanita itu murni hanya sekedar peduli. Tak lebih. Tapi nyatanya, ia tertipu mentah-mentah.

Mereka ... sepasang kekasih.

"Untuk apa kau menikahi ku kalau kau mencintainya?" lirih Yaya saat mengetahui fakta hubungan suaminya dengan wanita yang selama ini diakui suaminya sebagai sahabat itu.


(Please yg nggak suka cerita ini, nggak perlu kasih rating jelek ya! Nggak suka, silahkan tinggalkan! Jgn hancurkan mood penulis! Dan please, jgn buka bab kalo nggak mau baca krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertiannya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang

Tiga hari sudah Yaya berada di kota dimana ia akan membangun cabang restorannya. Setelah melakukan survei dan Yaya merasa cocok, ia pun segera mengurus perjanjian jual beli lahan tersebut. Lokasinya memang cukup strategis. Selain di dekat pemukiman padat penduduk, tempat juga tidak jauh dari lokasi perkantoran, kampus, dan Islamic School. Meskipun harga tanahnya cukup tinggi, mengingat lokasi yang strategis dan cukup menjanjikan, Yaya pun tak berpikir dua kali. Karena untuk mengurus pengalihan kepemilikan tanah tersebut cukup memakan waktu, alhasil Yaya memperpanjang waktunya di sana hingga 5 hari. Setelah lima hari berlalu, barulah Yaya kembali ke kotanya.

Sementara Yaya sedang mengalihkan beban pikirannya dengan mengembangkan restorannya, maka di tempat lain ada seorang laki-laki yang begitu kesal karena panggilannya tak kunjung diangkat sejak lima hari yang lalu. Laki-laki yang tak lain adalah Andrian itu kesal bukan main. Ia sampai melempar ponselnya ke meja kerjanya karena kesal.

Tok tok tok ...

Rekan kerja Andrian mengetuk meja kerjanya. Andrian tersentak.

"Apa?"

"Meeting, Woy. Lupa loe! Mau kena omel pak Dava loe?" ucap rekan sedivisinya.

Andrian membelalakkan matanya. "Kenapa nggak ngomong dari tadi?" ketus Andrian.

"Loe sibuk ngelamun aja sambil masang muka asem gitu, gue dah manggil-manggil nama loe dari tadi, jadi siapa? Kenapa? Nggak dapat jatah semalam?" ejek rekan kerja Andrian tersebut.

"Ck, sotoy." Andrian pun segera mengumpulkan berkas-berkas yang akan dibawa meeting. Mereka pun segera beranjak menuju ruang meeting. Saat masuk ruang meeting, tampak semua mata menatap kesal pada Andrian. Andrian seketika gugup. Apalagi saat mata CEO mereka sudah menatap tajam ke arahnya.

"Jam berapa ini? Apa kau tidak bisa melihat jam sehingga tidak tahu kalau meeting seharusnya sudah dimulai sejak tadi?" desis Madava, CEO perusahaan itu. Karena kinerja dan loyalitasnya terhadap perusahaan, Madava akhirnya diangkat menjadi CEO perusahaan yang masih berada di bawah payung perusahaan raksasa Angkasa Grup.

"Maafkan saya, Pak," ucap Andrian merasa malu sekaligus gugup.

"Kau tau 'kan saya paling tidak suka orang yang tidak disiplin?"

"Sekali lagi maafkan saya, Pak. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi," ujar Andrian sungguh-sungguh.

"Baiklah. Saya harap ini kesalahan pertama dan terakhir kali. Bila kembali terjadi, kau tentu tahu 'kan konsekuensinya?"

"Iya, Pak. Saya mengerti."

"Baiklah. Segera mulai rapat," ucap Madava tegas. Andrian pun segera mengambil tempat dan duduk di sana. Rapat pun akhirnya dimulai hingga satu jam lamanya.

Setelah rapat usai, mereka pun segera bubar. Beberapa mata menatap kesal Andrian. Andrian sadar, itu karena kesalahannya. Ia pun hanya bisa diam, tanpa berkata apa-apa.

...***...

Seperti biasa, Andrian selalu saja pulang saat langit sudah menggelap. Saat Andrian masuk ke dalam unit apartmentnya, mata Andrian terbelalak.

"Yaya, kau sudah pulang?" ucap Andrian tersenyum lebar.

"Ya. Kenapa? Apa Mas tidak senang melihatku kembali?" ucap Yaya datar. Padahal niatnya kembali ini ingin memperbaiki hubungan mereka yang semakin merenggang. Tapi entah kenapa, setiap melihat Andrian, Yaya tiba-tiba merasa kesal.

"Kata siapa? Mas senang kok." Andrian meletakkan tas kerjanya ke atas sofa. Kemudian ia mendekat ke arah Yaya dan memeluknya.

"Mas merindukanmu," ujar Andrian. Tapi Yaya tidak merasa tersentuh sama sekali. "Oh ya, kenapa kamu pulang nggak bilang-bilang? Kalau Mas tau 'kan Mas bisa jemput," ujar Andrian seraya tersenyum lebar.

"Nggak perlu repot-repot, Mas. Aku nggak mau kena php lagi," ucap Yaya menohok Andrian.

"Nggak kok. Mas nggak sengaja. Sungguh. Mas janji lain kali Mas akan lebih memprioritaskan kamu." Andrian berucap seraya menangkup pipi Yaya. Andrian mendekatkan wajahnya hendak mencium Yaya, namun Yaya justru memalingkan wajahnya.

"Mandi dulu, Mas. Aku tadi udah masak kalau mau makan. Ah, itu kalau Mas belum makan sih," ucap Yaya sedikit menyindir.

"Mas belum makan kok. Tolong siapkan makanannya ya. Mas mandi dulu." Andrian tidak memedulikan penolakan yang Yaya lakukan saat ia hendak menciumnya. Ia pun segera berlalu menuju kamar mandi. Sebenarnya tebakan Yaya tidaklah salah. Ia sudah makan, namun untuk kali ini biarlah ia mengalah. Ia tidak ingin Yaya kembali kecewa dan marah padanya.

Usai mandi dan berpakaian, Andrian pun gegas ke meja makan. Perutnya yang tadi kenyang, seketika lapar kembali saat melihat aneka hidangan di atas meja. Andrian akui, kemampuan memasak Yaya memang sangat bagus. Tak ada makanan yang tak enak. Semua hasil olahan tangannya tak pernah gagal. Semua sesuai dengan lidahnya. Bahkan Andrian bisa menambah berkali-kali saat memakan hasil masakan Yaya. Mungkin karena itulah ia bekerja di restoran, pikir Andrian. Sebab ia memang memiliki keahlian di bidang memasak.

"Masakanmu memang tidak pernah gagal, Ya. Selalu enak. Mas sampai nambah berkali-kali kalau kau yang memasak," puji Andrian jujur. Sayur capcay, ayam lada hitam, tempe bacem, dan sambal cabe hijau, sudah sangat menggugah seleranya. Perut Andrian sampai terasa penuh sesak. Karena ia makan sampai nambah dua kali.

Yaya tersenyum mendengar pujian itu. Namun ia tidak merasa tersanjung sama sekali. Entahlah. Mungkin karena sebelumnya Yaya sudah berkali-kali dipatahkan hatinya oleh Andrian sehingga sakit hatinya masih terasa. Belum pulih sempurna.

Kini keduanya sedang duduk di sofa ruang tamu. Seakan menjaga jarak, Yaya justru duduk di sofa single, sementara Andrian duduk di sofa panjang.

"Sayang, kok kamu di situ? Sini dong! Emangnya kamu nggak kangen sama Mas?" ucap Andrian lembut. Yaya menoleh sekilas.

"Sepertinya nggak tuh."

"Kamu masih marah?"

"Menurut Mas?"

"Maafkan Mas yang lagi-lagi buat kamu kecewa. Hari itu Mas nggak sengaja lewat butik Marissa. Jadi Mas mampir aja. Beneran deh, Mas cuma bantu jemput dia aja. Nggak ada yang aneh."

"Oh ya?" Yaya merasa ragu dengan ucapan Andrian.

"Beneran, Sayang."

Andrian lantas berjalan mendekat. Ia memeluk Yaya dari samping.

"Beneran, Sayang. Mas nggak bohong." Andrian berucap seraya mengecup daun telinga Yaya. Lalu kecupan itu turun ke leher. Merasa mendapatkan lampu hijau, Andrian pun hendak melancarkan aksinya dengan mencumbu bibir Yaya. Namun belum sempat Andrian merealisasikan kata-katanya, Yaya lebih dulu menarik mukanya. Ia tahu, kemana arah yang akan Andrian lakukan.

"Maaf, Mas. Aku sedang datang bulan." Yaya berucap datar. Mendengar kata-kata itu, Andrian sontak menghela nafas panjang.

"Ya udah. Nggak papa. Udah mau tidur? Kamu pasti capek."

Yaya mengangguk. Ia pun segera berdiri dan berjalan menuju kamar. Sedangkan Andrian mematikan televisi dengan wajah masam. Helaan nafas kasar terdengar jelas. Namun Yaya tidak peduli. Ia justru memilih masuk ke kamar dan berbaring di atas ranjang sambil menyelimuti seluruh tubuhnya hingga sebatas leher.

...***...

...Happy reading 🥰 🥰 🥰 ...

1
Prikk
cowo" disini knpe pda bodoh ya🤣🤣
Mut Mainah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣alifa oh alifa
Mimi Sanah
bener Thor minta di tempeleng bolak balik tuh si Wawa 😄😄😄😄
Mimi Sanah
Marissa ??
Nora ???
a
djerrih leni
🤣🤣🤣 emang itu yg di nanti ya Wa.. segera halalin..
djerrih leni
soulmate yg pertama di infoin ya Wa.... akhirnya Artha dan Djiwa sama2 halalin kekasih hatinya masing2.. 😍
djerrih leni
pas tepat waktu djiwa dan albiru datang, jangan kasih ampun awan yg coba melecehkan alya
djerrih leni
eettt... ada yg terpancing juga nih.... mulai atur strategi biar nyusul halalin ayang nih.... slow but sure Wa, mentang2 soulmate jd hrs samaan terus ya Djiwa n Artha🤭
djerrih leni
Djiwa soo sweet...langsung gercep dah siapin dr jakarta nih... n beneran soulmate banget ya Djiwa dan Artha, sampai ngelamar /nikah pun bisa barengan ..
djerrih leni
papa dambaan seorang anak..salut dgn papa Giandra..
Mimi Sanah
benar dugaan ku ternyata ini butik milik Alma anaknya mami ana , karna nama butik nya ALMA 😃
djerrih leni
semangat jalankan misinya masing-masing ya Artha n Djiwa
djerrih leni
eehhh.. sampai segitunya Wa, hati2 salah diagnosa pas lg tugas Wa, .. akibat dr penyesalan n blm ada kesempatan utk minta maaf sama alya..
Siti Aminah
ceritanya sangat bagus/Good/
D'wie author: terima kasih sudah mampir, Kakak🥰🥰🥰
total 1 replies
djerrih leni
Wa kan kamu kenal n dekat sama alifa, minta tolong sama bubun nya, semakin cepat semakin baik ayo WA..
Mimi Sanah
pemilik asli datang 😃✌️
djerrih leni
ramah dikit apa Wa sama Alya,.. gimana alya mau ramah lach kamunya aja tdk ramah...
Mimi Sanah
oh pantesan ayah tiri✌️
Mimi Sanah
seperti nya pasta dan cicak punya hubungan ini 😃✌️
djerrih leni
Wa kayaknya yg amnesia itu kami deh... coba ingat2 terakhir bertemu kan kamu yg setuju kalau alya tdk akan pura2 tdk kenal lg setalha hari itu... mulai ya kehilangan perhatian kecil yg pernah alya berikan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!