NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabur dari rumah

"Aku harus ,kabur aku nggak mau menikah,dengan tua bangka itu ." sepeninggal ibunya dari kamarnya Reva nampak terdiam ,dia berfikir untuk mencari jalan untuk bisa keluar dari pernikahan yang akan di rencanakan dua jam kedepan .

Malam itu gelap gulita. Bulan tertutup awan tebal, seolah langit pun ikut berduka atas nasib Reva. Di dalam kamarnya yang sempit, Reva duduk memeluk lutut, tubuhnya gemetar menahan tangis yang tak kunjung reda. Matanya bengkak, suaranya serak, tapi hatinya masih keras—ia tak akan menyerah.

*“Aku juga ingin bahagia…”* bisiknya pelan, mengulang teriakannya di bukit tadi sore.

Di luar, suara motor mulai terdengar mendekat. Lampu sorot menyala dari halaman depan. Orang suruhan Pak Ringgo datang—membawa pakaian pengantin, riasan, dan mahar yang telah disepakati. Reva tahu, waktu semakin sempit.

Ia menoleh ke jendela kamarnya yang menghadap ke belakang rumah—tepat ke arah bukit tempat ia tadi menjerit frustasi. Di sanalah satu-satunya jalan keluar baginya.

"Aku harus ,cepat kabur ,sebelum aku benar benar menikah dengan pak Ringgo ."

Dengan cepat, Reva mengambil tas kain kecil yang biasa ia gunakan untuk mengajar ngaji. Ia memasukkan beberapa potong pakaian, uang tabungan hasil mengajar dan hasil kerjanya di pasar —hanya sekitar tiga ratus ribu rupiah—dan sebuah foto kecil dirinya bersama almarhum ayah kandungnya dan juga ibunya . Foto itu satu-satunya kenangan yang ia miliki.

"Aku harus hati - hati ,aku nggk mau kalau ibu sampai tahu ,dan mengagalkannya ."

Ia membuka jendela perlahan, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara. Udara malam menusuk kulitnya yang hanya berbalut kaus lengan panjang dan celana training. Tapi ia tak peduli. Lebih baik kedinginan daripada terpenjara dalam pernikahan paksa.

Reva melompat turun dari jendela, kakinya mendarat di tumpukan daun kering. Ia menahan napas, menoleh ke arah rumah. Tak ada yang keluar. Suara tawa,bapak ibu dan Dian terdengar dari ruang tamu—mereka sibuk menyambut tamu dari Pak Ringgo.

"Aku harus cepat cepat pergi dari sini ,"

Tanpa menunggu lama, Reva berlari ke arah bukit. Kakinya tergelincir di tanah licin, tapi ia bangkit lagi. Ia tak boleh gagal. Di puncak bukit, ia berhenti sejenak, menoleh ke belakang. Rumahnya tampak kecil dari sini, tapi cahaya lampu yang terang menyala terasa seperti penjara yang siap menelannya hidup-hidup.

*“Maafkan aku, Bu… Tapi aku tak bisa jadi tumbal hutang Bapak.”*

Ia melanjutkan larinya, menyusuri jalan setapak yang hanya diterangi cahaya redup dari ponsel lamanya. Tujuannya: terminal desa. Ia tahu, setiap jam lima pagi ada angkot yang berangkat ke kota kabupaten. Dari sana, ia bisa naik bus menuju kota besar—tempat ia tak dikenal, tempat ia bisa memulai hidup baru.

Tapi sebelum itu, ia harus melewati ladang jagung milik Pak Harun, melewati jembatan bambu yang rapuh, dan menghindari anjing-anjing penjaga di sepanjang jalan.

Tiba-tiba, suara teriakan menggema dari kejauhan.

**“Reva! Reva, kembali! Kamu mau ke mana?!”**

Itu suara ibunya. Mereka sadar ia kabur.

Jantung Reva berdebar kencang. Ia menambah kecepatan, napasnya tersengal-sengal. Ia tak boleh tertangkap. Kalau tertangkap, malam ini juga ia akan dipaksa menikah—tanpa restu, tanpa cinta, hanya demi uang dan hutang.

Saat melewati jembatan bambu, kakinya terpeleset. Ia hampir jatuh ke sungai kecil di bawah, tapi berhasil menahan diri dengan memegang erat tiang jembatan. Tangannya lecet, lututnya berdarah, tapi ia tak menyerah.

Di kejauhan, suara motor mulai mendekat. Mereka mengejarnya.

Reva menoleh—ada dua motor. Salah satunya dikendarai Bapak tirinya, yang lain oleh tetangga yang mungkin disuruh ibunya.

*“Aku harus lebih cepat…”*

Ia melompati pagar bambu, menyusup ke kebun kopi yang gelap. Daun-daun basah membasahi bajunya, nyamuk menggigit kulitnya, tapi ia terus berlari. Sampai akhirnya, di balik semak-semak, ia melihat sesuatu yang membuat napasnya tertahan.

Sebuah warung kecil di pinggir jalan—masih buka. Di depannya, sebuah angkot tua terparkir. Sopirnya sedang duduk sambil minum kopi.

Reva ragu sejenak. Tapi ini satu-satunya kesempatan.

Dengan napas tersengal, ia keluar dari semak dan berlari ke arah warung.

**“Pak… Pak, tolong… saya mau ke terminal. Saya… saya kabur.”**

Sopir angkot itu menatapnya heran, lalu melihat ke arah jalan—ia mendengar suara motor mendekat.

Tanpa banyak tanya, pria paruh baya itu mengangguk. **“Naik! Cepat!”**

Reva melompat masuk ke dalam angkot. Pintu belum sempat ditutup, sopir itu sudah menginjak gas. Ban angkot berdecit di jalan berbatu, meninggalkan kejaran yang semakin dekat.

Di kaca belakang, Reva melihat ibunya berdiri di pinggir jalan, menangis sambil memanggil namanya. Bapak tirinya terlihat marah, menendang batu ke arah angkot yang menjauh.

Reva menunduk, air matanya jatuh di atas foto ayahnya.

*“Aku akan bahagia, Buk… dengan caraku sendiri.”*

Angkot itu melaju kencang menuju terminal. Fajar mulai menyingsing di ufuk timur. Hari baru dimulai—dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Reva merasa bebas.

Namun, di balik kebebasan itu, ia tahu: perjuangannya belum selesai. Di kota nanti, ia harus bertahan hidup sendiri. Tapi setidaknya… ia masih punya pilihan.

Dan itu lebih berharga daripada uang lima puluh juta sekalipun.

1
Napoleon
woop , rasanya gimana tuh Raka manis pasti
Napoleon
Buruk
Napoleon
Kecewa
Jena
Asiknya baca cerita ini bisa buat aku lupa waktu
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
kawaiko
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
MayAyunda: siap kak 🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!