NovelToon NovelToon
Drama Cinta Kaki Lima (Rujak Seblak Mesra)

Drama Cinta Kaki Lima (Rujak Seblak Mesra)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Perjodohan / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Laila ANT

Gunawan, penjual rujak bumbu yang pendiam, dan Dewi, pemilik seblak pedas yang independen, terjebak dalam perjodohan paksa setelah gerobak mereka bertabrakan, menciptakan kekacauan di lapak. Warga, di bawah arahan Pak RT, menghukum mereka dengan pernikahan untuk menjaga reputasi lapak. Awalnya, mereka sepakat untuk menjalani 'kontrak pacaran palsu', penuh kecanggungan dan konflik komedi. Namun, seiring waktu, serangkaian tantangan publik—mulai dari "Love Brigade" yang selalu mengawasi, drama keluarga, hingga sabotase pesaing—memaksa mereka bekerja sama. Tanpa disadari, sandiwara tersebut mulai menumbuhkan perasaan nyata, hingga akhirnya mereka harus memutuskan apakah akan tetap berpegang pada janji palsu atau jujur pada hati mereka, yang berarti menghadapi konsekuensi dari komunitas yang pernah memaksa mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila ANT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ulasan Mesra Palsu

"...semalam kalian berdua... menipu kami?!"

Bu Ida mengakhiri kalimatnya dengan nada menuduh, matanya menyipit, menunjuk gerobak seblak Dewi, lalu ke Gunawan. Bu Marni dan Bu Tuti ikut melotot, siap mendengar pengakuan dosa.

Gunawan menelan ludah. Ia tahu ia dalam masalah besar. Cat hijau lumut di gerobak Dewi, yang tadinya ia kira tidak akan terlalu terlihat, kini terasa seperti lampu sorot yang menyoroti kebohongannya.

"Eh, Bu Ida! Tentu saja tidak!" Dewi langsung menyahut, dengan nada yang terlalu cepat dan terlalu tinggi, tanda ia sedang panik.

"Maksud saya, menipu apa? Saya ini dari tadi pagi baru sampai, kok! Gerobak saya ya begini-begini saja!"

Bu Ida mendekat, mengusap bagian cat hijau itu dengan jarinya.

"Oh, ya? Lalu kenapa ini warnanya belang? Dan roda gerobakmu, Dewi, kemarin itu goyang-goyang, saya ingat betul! Kok sekarang jadi kokoh begini? Jangan-jangan... jangan-jangan Gunawan semalam datang diam-diam ke sini untuk... untuk merayu kamu dengan memperbaiki gerobak? Itu namanya modus, Gunawan! Modus!"

Wajah Gunawan memerah padam. Ia tidak menyangka Bu Ida akan sebegini jeli. Ia melirik Dewi, yang kini menatapnya dengan tatapan tajam, seolah berkata,

'Nah, kan! Aku sudah bilang jangan macam-macam!'

"Bu Ida ini ada-ada saja!" Gunawan mencoba tertawa, terdengar seperti suara bebek kejepit.

"Saya semalam itu di rumah, Bu! Tidur nyenyak! Mungkin roda gerobak Dewi jadi kokoh karena... karena dia semangat mau jualan, Bu! Semangat itu kan bikin semua jadi kuat!"

"Alasan!" Bu Ida mendengus.

"Semangat itu tidak bisa mengecat gerobak, Gunawan! Ini pasti ada udang di balik bakwan!"

"Udang di balik batu, Bu!" koreksi Bu Marni pelan.

"Ah, sama saja!" Bu Ida mengibaskan tangannya.

"Intinya, ada yang mencurigakan di sini. Kalian berdua ini kalau ada apa-apa harus lapor Love Brigade! Jangan main rahasia-rahasia!"

Dewi menghela napas, berusaha tetap tenang.

"Tidak ada yang dirahasiakan, Bu. Mungkin itu cuma... efek cat lama yang mengelupas sendiri, lalu jadi kelihatan beda. Saya juga kaget pagi-pagi lihatnya." Ia melirik Gunawan, memberi isyarat agar Gunawan ikut mendukung alibinya.

Gunawan mengangguk cepat.

"Betul, Bu! Betul sekali! Itu namanya... efek cat kaget, Bu! Kaget karena mau ditempeli cat baru, jadi warnanya berubah sendiri!"

Bu Ida memijat pelipisnya.

"Kalian ini. Sudahlah. Saya tidak mau dengar alasan aneh-aneh lagi. Tapi, saya punya ide. Karena kalian ini sering bikin warga penasaran, dan kata Pak Joko kemarin kalian serasi, maka ini waktunya kalian berdua menunjukkan kemesraan kalian secara... modern!"

Gunawan dan Dewi saling pandang, firasat buruk mulai merayapi mereka.

"Modern bagaimana, Bu?" tanya Dewi hati-hati.

"Begini!" Bu Ida mengeluarkan ponsel jadulnya, yang kini sudah dilengkapi fitur video.

"Sekarang kan lagi musimnya itu, lho, 'konten'! Kalian ini kan sudah viral lokal gara-gara pegangan tangan dan gerobak yang diperbaiki misterius ini. Banyak yang posting di Facebook lapak! Nah, sekarang saatnya kalian bikin video resmi! Video 'Ulasan Mesra Palsu'!"

Gunawan mengerutkan kening. "Ulasan mesra palsu? Maksudnya, Bu?"

"Iya!" Bu Ida mengangguk semangat.

"Kalian harus saling me-review masakan satu sama lain! Gunawan review seblak Dewi, Dewi review rujak Gunawan! Tapi... harus pakai bahasa yang mesra-mesra! Yang romantis! Yang bikin orang-orang di luar sana iri! Biar Lapak Kaki Lima Bahagia makin terkenal! Biar rating online kita naik!"

Bu Marni dan Bu Tuti langsung bersorak. "Wah, ide bagus, Bu Ida!"

"Pasti viral ini!"

Dewi menatap Bu Ida dengan tatapan tak percaya.

"Review makanan pakai bahasa mesra? Bu, itu kan aneh! Seblak pedas saya mau dibilang 'pedasnya bikin rindu sampai ke ubun-ubun'?"

"Nah, itu dia! Kreatif!" Bu Ida menepuk tangannya.

"Harus unik! Harus beda! Hari ini juga! Saya tunggu videonya!"

*

Sejak pagi itu, Lapak Kaki Lima Bahagia dipenuhi bisikan dan sorotan kamera ponsel. Bukan hanya dari Love Brigade, tapi juga dari pelanggan yang penasaran. Gerobak Gunawan dan Dewi, yang kini dijajarkan lebih rapat dari biasanya atas permintaan Bu Ida, menjadi pusat perhatian. Video ulasan mesra palsu itu harus dibuat di tengah keramaian, untuk

"memperlihatkan keaslian interaksi" mereka, begitu kata Bu Ida.

"Oke, siap!" Bu Marni, yang ditunjuk sebagai sutradara, mulai mengarahkan.

"Gunawan, kamu duduk di kursi ini, menghadap ke Dewi. Dewi, kamu berdiri di samping gerobakmu. Tatapan mata harus saling mengunci, penuh cinta!"

Gunawan dan Dewi duduk dan berdiri sesuai instruksi, wajah mereka kaku. Ini adalah siksaan tingkat lanjut.

"Siap, ya! Tiga... dua... satu... Aksi!"

Gunawan terbatuk.

"Eh... halo... teman-teman... dan... dan... cintaku, Dewi..." Ia menatap Dewi yang kini berusaha keras tidak memutar bola matanya.

"Hari ini, aku mau me-review... seblak pedas dari... dari bidadari hatiku ini..."

Dewi tersenyum paksa.

"Halah, Gunawan. Jangan lebay. Bilang saja seblak."

"Hus! Dewi! Jangan begitu!" tegur Bu Ida.

"Harus mesra! Harus dari hati!"

Gunawan menghela napas.

"Iya, Bu. Jadi, seblak ini... eh, seblak ini dibuat dengan... dengan cinta yang membara, seperti cabai rawitnya yang membakar jiwaku... Setiap suapan membawa kenangan akan... akan... saat pertama kali kita... uhm... menabrakkan gerobak. Pedasnya itu... pedasnya itu seperti... seperti tantangan hidup kita yang harus dihadapi bersama, tapi... tapi selalu ada manisnya di akhir, seperti... seperti... kuah kaldu seblak yang gurih."

Ia mengambil sesendok seblak, dengan kerupuk dan beberapa potong ceker, lalu menyuapkannya ke mulut. Wajahnya langsung memerah, keringat dingin mulai membasahi dahinya.

Pedasnya memang mampus. Gunawan berusaha keras menahan ekspresinya, tapi matanya sudah berkaca-kaca.

"Wah, wah, wah! Lihat itu, Bu Ida! Gunawan sampai terharu!" bisik Bu Tuti.

"Iya, itu tandanya seblak Dewi dibuat dengan cinta sejati!" Bu Ida mengangguk bangga.

Gunawan menelan seblak itu dengan susah payah, batuk-batuk kecil.

"Ehem... luar biasa... pedasnya... membakar... cintaku padamu, Dewi, semakin dalam... Aku... aku merekomendasikan seblak ini untuk semua pasangan yang ingin menguji... menguji batas cinta mereka!" Ia menatap Dewi, mata basah, seolah memohon pertolongan.

Dewi hampir tertawa melihat penderitaan Gunawan, tapi ia menahannya. Ia tahu ini gilirannya. Ia mengambil piring berisi rujak bumbu Gunawan.

"Sekarang giliran aku!" Dewi memulai, suaranya terdengar terlalu ceria.

"Hari ini, aku akan me-review... rujak bumbu dari... dari pangeran lapakku ini..." Ia menatap Gunawan.

"Rujak ini... setiap potong buahnya... mengingatkanku pada... pada setiap momen manis yang kita lalui bersama, seperti... seperti mangga yang manis dan bengkoang yang renyah. Bumbunya yang kental dan legit... itu seperti... seperti janji-janji manismu yang... yang selalu membuatku... uhm...?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!