Seorang Pemuda yang telah lulus sekolah yang kini berusia 19 tahun yang memiliki cita-cita menaikkan derajat keluarganya
Tetapi ia di hadang oleh sebuah pahitnya hidup yaitu betapa sulitnya mencari pekerjaan
Akhirnya ia pun banting sekitar mencari pekerjaan seadanya, karena untuk kerja di sebuah perusahaan terlalu sulit, terlalu banyak menuntut kriteria dan ia telah mencoba dan kebanyakan gagal.
Hingga beberapa tahun kemudian takdir ia pun berbelok ke arah yang????
Ia beralih profesi kembali dan sekarang menjadi farmer game VR mmorpg tetapi setelah bermain selama beberapa tahun mendatang.......
Jika ingin tahu kelanjutannya silahkan baca dan ikuti perjalanan pria bernama Darius Khvaous seseorang yang berasal dari kasta rendah dan seorang perintis
REVISI
MAAF UNTUK KALIAN PARA PEMBACA AKAN ADA REVISI SECARA MENYELURUH
PERUBAHAN CERITA SECARA MENYELURUH
KONSEP CERITA NYA MASIH TETAP SAMA
UNTUK PARA PEMBACA SETIA🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buluk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembuka (Final)
Aku membawa piring bekas makan ke dapur dan mulai mencucinya, lalu Maria mulai menghampiri ku sambil berkata
"Kaila akan pulang sebentar lagi dari praktek kelasnya, aku menaruh kunci rumah di ruang tamu di samping televisi, jika Kaila bertanya bilang saja aku sedang ada urusan kerja, mungkin akan pulang dalam 2, Baiklah aku berangkat dulu"
Ia menuju ke sebuah halaman depan, di pinggirnya ada sebuah bagasi mobil dan ada sebuah mobil super car mewah di depan rumah dengan warna biru dan abu, warnanya saling bercampur abstrak tetapi cukup indah seperti sebuah karya seni.
Aku seperti seorang pemilik rumah atau mungkin keluarga, berada di luar pintu, melihat Maria memasuki mobil yang telah di nyalakan selama kurang 5 menit dan menyalakan klakson tanda akan pergi,
Dengan suara yang nyaring keluar dari mobil tersebut ketika pergi.
Aku membungkuk tanda jawaban ketika klakson berbunyi.
Aku mulai memasuki rumah, aku tidak berdiam di dalam rumah, tetapi menuju ke arah taman di sebuah rumah kayu yang sederhana tempat untuk bersantai, karena aku merasa tidak enak untuk berada di dalam apalagi ini adalah rumah seseorang.
Aku mulai berbaring, melamun dan berpikir dalam hati
'Apakah ini sesuatu yang tepat?'
Entah kenapa, semenjak ia bertemu dengan Bu Maria, hidupnya mulai berubah, hanya hidupnya! Tidak dengan keluarga, Aku merasa menyimpang, aku hanya merasakan kenyamanan sendiri, sedangkan untuk keluarga tidak! Keluarga nya bisa di bilang cukup miskin, rumahnya saja menyewa, kehidupannya hanya cukup untuk bertahan hidup dan ketika aku mulai bekerja beban mulai berkurang.
Beban yang ia tanggung selain menambah peluang bertahan hidup dan sedikit menabung, ia perlu membantu membiayai adiknya yang sudah memasuki jenjang sekolah menengah pendidikan.
Dalam hati aku merasa bersalah karena di sini ia hidup cukup enak, inilah yang membuat aku tidak enak berlama-lama di sini, ia takut akan melupakan tujuannya, karena ia masih kurang pengalaman hidup di luar, aku takut terbawa arus karena pikirannya masih muda.
Memikirkan hal itu membuat aku semakin merasa bersalah dan pikiranku mulai pusing hingga tanpa sadar aku tertidur lelap.
20 menit kemudian aku terbangun, bukan terbangun sendiri, tetapi terbangun oleh sebuah teriakan seorang wanita yang marah.
"Ibu!! Buka pintunya, mengapa lama sekali!"
Berteriak ambil mengetuk pintu sambil cemberut dan bergumam
"Kenapa harus di kunci sih!"geramnya
Tubuhnya cukup mungil, cantik dan postur tubuhnya mempesona mirip dengan ibunya, memakai seragam sekolah dengan rambut di ikat.
Aku yang sedang berada di taman buru-buru bangun dan berlari menuju halaman depan dengan rambut acak-acakan karena habis bangun tidur, tidak siap merapikan penampilannya.
dengan suara krekk, pintu kunci terbuka dan akhirnya pintu pun terbuka dengan perlahan
"Maaf Kaila.."dengan suara masih lemah, sebelum melanjutkan bicara Kaila menerjang pintu yang setengah terbuka dengan marah, tidak mendengar perkataan aku karena terlalu kecil dan Kaila berteriak"Ahhh!"
Dengan suara dukk pintu terbanting dan Kaila menerjang Darius dengan marah tanpa melihat kedepan, ia menerjang sambil menunduk ingin menabrak.
Tabrakan pun terjadi, Kaila menerjang perutku hingga aku berteriak
"Ughh"
"Ibu!!" dengan kepala tertunduk sambil memegang kepala yang kesakitan.
'Mengapa ini sakit sekali, biasanya ibu akan memengang kepalaku ketika aku menerjang'pikirnya dalam hati.
Itu sudah menjadi kebiasaanya ketika sedang marah dan tidak berpikir jernih.
Kaila langsung mendongkak ke atas menatap wajahku sambil berkata dengan suara yang pelan dan belum selesai
"I.."dengan ekspresi kaget sekaligus malu
"Ehhh, kakak kamu disni"katanya dengan senyum malu lalu mulai menundukkan kepalanya.
Aku tersenyum masam sambil menahan rasa sakit
"Ya, maaf aku mengunci pintunya, apakah kamu menunggu lama?"
"Tidak! Aku baru saja pulang"tegasnya dengan kepala tertunduk karena mau"Kalau begitu aku ke atas dulu untuk ganti baju"
Kaila langsung berlari menuju lantai atas
Aku menggaruk kepala karena heran, lalu aku melanjutkan kembali ke taman sambil menahan rasa sakit.
Beberapa menit kemudian pun berlalu
Aku yang sedang tidak melakukan apa-apa merasa sangat bosan, ia terbiasa sibuk tetapi kali ini ia hanya bertugas menjaga rumah, tentu saja merasa sangat bosan, ia juga tidak memiliki alat komunikasi.
Tak lama setelah itu Kaila datang ke arahnya dengan penampilan santai, memakai celana pendek di atas lutut, memakai pakaian terbuka dengan rambut terurai berkibar tertiup angin di taman.
Aku yang sedang berbaring tidak melihat kedatangan Kaila.
Ia tiba-tiba saja muncul di depan mukaku yang sedang melamun hingga membuatku kaget dan secara refleks mundur.
"Ughh"kataku
"Kakak kamu sedang apa? Melamun di sini sendirian"katanya sambil tersenyum.
"Hey kalau datang bilang-bilang, kenapa harus begini"kataku dengan kesal.
"Habisnya, kakak selalu melamun jadi aku ingin mengerjai hehe"dengan senyum menyeramkan
"Jadi ada apa?"kataku
Sambil perlahan berdiri dan duduk.
"Berhubung kakak ada di sini, bagaimana kalau ajari aku belajar lagi, kakak jadi sangat jarang kemari dan selalu pergi"katanya dengan nada murung.
Bagaimana ia tidak merasa begitu, setiap kali ia berada di sini ia merasa jati dirinya perlahan menghilang karena merasa sangat nyaman di sini, selain mereka terlalu baik terhadapku seperti sebuah keluarga, hingga aku melupakan tujuan ku.
"Oke, bawa perlengkapan belajar kamu kemari"katanya.
"kenapa tidak belajar di dalam saja?"katanya sambil memiringkan kepala dengan bingung
"Tidak! Di sini lebih sejuk"Tegasku.
Alasanku tidak masuk ke dalam pertama selain tidak enak yaitu, ia takut orang-orang akan berpikir yang tidak-tidak terhadapnya dan membuat hidupnya semakin sulit, karena para pekerja sudah tau ia terkadang sering berkunjung, hingga membuat nya di jauhi oleh pekerja lain, mungkin merasa iri
Lingkungan kerjanya menjadi semakin tidak menentu dan asing serta tidak nyaman tetapi ia tetap bertahan karena baru beberapa bulan bekerja.
Aku sudah terbiasa di perlakukan seperti ini jadi aku cukup kuat untuk bertahan, ia cukup beruntung karena tidak mengalami pembullyan di lingkungan kerja karena pemilik rumah ini yang selalu turun tangan untuk menghentikan dan agar tidak menyebar luas.
Ini juga merupakan salah satu ketidaknyamanan ketika berada di sini.
Ia merasa cukup berhutang Budi, makannya kali ini ia menerima tawaran tersebut.
"Baiklah kak Darius, tunggu sebentar!"katanya
Kaila langsung berlari menuju rumah.
Beberapa menit kemudian ia sampai membawa buku tulis.
"Oke kak Darius aku sudah siap" katanya sambil meletakkan alat belajar di lantai.
Lalu pembelajaran pun di mulai.
Itu berlangsung selama lebih dari 1 jam.
Sisanya bermain entah itu menonton televisi sebuah film atau mendengarkan sebuah cerita, tetapi kebanyakan Darius hanya sendirian.
Ia semakin jarang ber interaksi dengan Kaila tidak seperti dulu.
Kaila sedikit muram dan cemberut melihat perubahan sikap Darius.
Hingga pulang nya Maria dengan suara mobil yang kencang terdengar dari luar ke dalam.
Maria sudah dekat dalam perjalan pulang.