NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat
Popularitas:227.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Cinta Karena Kasihan

"Kalau begitu, agar mereka tak salah paham bagaimana kalau kita menikah saja, Aisyah," cicit Alby.

Aisyah terkejut hingga langkah kakinya terhenti mendengar ucapan pria itu.

Aisyah memandang Alby dengan mata yang terbelalak, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar. "Menikah?" ulang Aisyah dengan suara yang hampir berbisik. "Apa maksudmu, Mas Alby?" tanya Aisyah dengan hati yang berdebar-debar.

Alby tersenyum dan memandang Aisyah dengan tatapan yang serius. "Aku serius, Aisyah. Aku tahu ini mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi aku pikir ini bisa menjadi solusi untuk masalah yang kamu hadapi," ucap Alby dengan suara yang tenang.

Aisyah merasa seperti sedang bermimpi, tidak percaya bahwa Alby benar-benar mengusulkan pernikahan. "Tapi, Mas Alby, kita tidak memiliki perasaan seperti itu satu sama lain. Aku tak mau kamu menikahi aku hanya karena rasa kasihan," tutur Aisyah.

Alby memandang Aisyah dengan tatapan yang dalam. "Aku tahu, Aisyah. Cinta itu bisa datang karena terbiasa bersama. Kita bisa saling mengenal lebih dekat lagi setelah menikah."

Alby dan Aisyah bicara sambil terus melangkah, hingga sampai di depan apotik rumah sakit. Mereka memilih duduk paling belakang agar tak mengganggu yang lain saat bicara nantinya.

"Mas, antara kita tak memiliki rasa. Aku juga tau kalau kamu mendekati aku karena memiliki nasib yang sama dengan adikmu. Aku tak mau dikasihani, Mas," ucap Aisyah selanjutnya.

"Aisyah, menurut Buya Hamka, cinta itu punya banyak pintu, dan pintu yang terbaik adalah lewat rasa kasihan. Dan cinta yang di awali rasa kasihan tidak mengharapkan balasan, dan imbalan," balas Alby.

Aisyah terkejut mendengar kalimat Alby yang mengutip ucapan Buya Hamka. "Tapi, Mas, rasa kasihan tidak sama dengan cinta. Aku tidak ingin menjadi objek kasihanmu," ucap Aisyah dengan suara yang tegas.

Alby memandang Aisyah dengan tatapan yang dalam. "Aku tidak melihatnya seperti itu, Aisyah. Aku melihat rasa kasihan sebagai awal dari sesuatu yang lebih dalam. Aku ingin membantu kamu, melindungi kamu, dan menjadi tempat berlindung'mu. Aku ingin menjadi rumah tempat kamu pulang dan tempat kamu berlindung," ungkap Alby dengan suara yang hangat.

Aisyah terdiam sesaat. Dia tampak menarik napas. Dia bukannya tak menghargai perasaan Alby. Tapi, dia juga berpikir realistis. Pria itu menerima dan menolongnya karena memiliki nasib sama dengan adiknya yang telah tiada. Semua diketahui dari cerita sang mama. Takutnya nanti ada penyesalan setelah pernikahan.

Aisyah menggelengkan kepala, tidak ingin terjebak dalam situasi yang tidak nyaman. "Aku mengerti niatmu, Mas, tapi aku tidak bisa menerima pernikahan tanpa cinta yang tulus. Aku ingin dicintai karena kamu memang memiliki rasa padaku, bukan karena rasa kasihan," cicit Aisyah dengan suara yang lembut.

Alby memandang Aisyah dengan tatapan yang panjang, sebelum akhirnya mengangguk perlahan. "Aku mengerti, Aisyah. Aku tidak akan memaksakan kamu." Akhirnya Alby menyerahkan semua pada Aisyah.

"Mas, aku sangat menghargai niat baikmu. Tapi, Mas ... aku hanya ingin menikah satu kali. Sebaiknya kita sama-sama berpikir. Mas juga harus memikirkan semua ini dengan matang, begitu juga denganku. Jangan ada penyesalan nantinya."

"Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu seminggu lagi. Kebetulan besok aku akan pergi ke luar kota. Aku ingin tau perasaan ini saat jauh darimu. Kamu juga bisa ambil cuti. Aku ingin kamu di rumah saja. Seandainya kamu tak.hamil, pasti aku akan mengajakmu juga ikut serta. Aku pergi dengan Mayang."

"Baiklah, Mas. Semoga semua berjalan lancar."

Alby dan Aisyah pulang setelah mengambil resep vitamin yang Dokter Maya berikan.

**

Di tempat lain, tampak terbaring lemah seorang wanita. Dia adalah Mia. Dia di rawat karena baru saja mengalami pendarahan dan keguguran.

Ammar yang baru mendapat kabar, langsung minta izin dan terbang pulang. Dia saat ini sedang dinas di luar kota.

Sampai di rumah sakit, Ammar langsung menuju ke kamar inap sang istri. Tanpa mengetuk, dia menerobos masuk. Melihat sang suami, tangis Mia kembali pecah. Di dalam ruangan itu juga ada kedua orang tua Mia dan Ammar.

Ammar mendekati istrinya dan memeluknya erat. Terdengar suara isak sang istri.

"Ammar, maafkan aku," ucap Mia dengan terbata.

"Kenapa harus minta maaf, Mia. Ini bukan salahmu!" seru Ammar. Dia mencoba menghibur sang istri. Walau sebenarnya dia juga sedih dan kecewa. Anak yang dia harapkan harus pergi sebelum waktunya lahir.

Ammar memeluk Mia erat, mencoba menghibur sang istri yang sedang menangis. "Jangan menangis, Mia. Semua sudah takdir. Nanti yakin kita akan dapat yang jauh lebih baik," ujar Ammar dengan tersenyum.

Mia terus menangis, tidak bisa menahan perasaannya. "Aku sedih, Ammar. Aku merasa gagal sebagai ibu," ucap Mia dengan suara yang terbata.

Ammar memeluk Mia lebih erat, mencoba menghibur sang istri. "Kamu tidak gagal, Mia. Ini bukan salahmu. Aku yakin kamu juga tak menginginkan hal ini terjadi."

Orang tua Mia dan Ammar memandang pasangan itu dengan mata yang penuh kasih sayang. Mereka juga sedih melihat menantu mereka mengalami keguguran, tapi mereka mencoba untuk tetap kuat dan mendukung pasangan itu.

Setelah cukup lama menangis, akhirnya Mia melepaskan pelukan. Ammar memberikan senyuman sebagai penguat bagi sang istri.

"Ammar, seandainya aku tak bisa memberikan kamu keturunan apakah kamu akan meninggalkan aku?" tanya Mia dengan suara pelan.

Ammar memandang Mia dengan tatapan yang penuh kasih sayang. "Mia, kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu, apa pun yang terjadi. Kamu adalah istriku, aku cinta kamu karena kamu, bukan karena kamu bisa memberikan aku keturunan," ucap Ammar dengan suara yang hangat mencoba meyakinkan istrinya itu.

Mia membalas menatap Ammar dengan mata yang berlinang air mata lagi. "Terima kasih, Ammar. Aku sangat mencintaimu," ucap Mia dengan suara yang lembut.

Ammar memeluk Mia lagi, tapi kali ini lebih lembut. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Mia. Kita akan menghadapi apa pun yang terjadi bersama-sama," kata Ammar dengan suara yang penuh kasih sayang.

Mia merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar kata-kata Ammar. Dia yakin Ammar benar-benar mencintainya, dan itu membuatnya merasa lebih aman dan dicintai.

1
Lydia
angkat saja di nyalaka speaker nya spy Alby bisa dengar
Lydia
Aisyah maafkan Alby lah... kan itu masa lalunya... skrg pikir ke masa depan.
Hafifah Hafifah
suamimu yg sering nyebut nama aisyah
Hafifah Hafifah
emangnya dulunya alby kenapa nih
darsih
ga usah d angkat Aisyah
Cindy
lanjut kak
Ma Em
Si biang kerok telepon dulu dia yg ninggali n Aisyah sekarang Aisyah sdh bahagia dgn suami yg sangat mencintainya malah diganggu , dasar pebinor .
Sumar Sutinah
jngan egois aisyah, masa lalu kmu jg g bener kmu udah d angkat ferajat y sm alby, ms alby aka nerima kmu, knp kmu hrus kcw, justru kmu harus bersukur alby mencintai kmu dn menjaga kmu dn anak kmu
Sunaryati
Angkat saja dan speaker yang keras tapi setelah Alby mengizinkan. Syukur Alby masih di rumah jadi nanti bisa mendengarkan provokasi Ammar pada Aisyah
Sunaryati
Kamu jangan egois Aisyah toh Alby sudah dapat karma, adiknya bunuh diri karena laki-laki yang menghamili tak bertanggungjawab. Jika Alby tak menikahimu bagaimana status Xavier, pikiran itu. Toh Alby sudah menebus kesalahannya.
Teh Euis Tea
angkat aj trs longspeker biar alby tau apa yg akan ammar omongkan
Sunaryati
Jujur saja pada Aisyah pasti Aisyah, tak akan meninggalkan kamu. Jangan sampai Ammar bisa ketemu Aisyah dan memprovokasi. Tapi tak ada untungnya bagi Ammar toh Aisyah sudah tak mau kembali pada Ammar apalagi Ammar sudah punya istri
ken darsihk
Saat nya berjuang bersama Aisyah Alby , tetap bersatu apa pun yng terjadi 😍😍
Rahma Inayah
angjt aja sya laouspekr knn mau nya apa tu lelaki pecundang dia yg mutusin tp dia jg yg blm ns move on.bilg nya pilh hdp masinh2 jgn ganggu tp nyata nya dia sendri yg mau merusak rumh tangga aisyah
🌷💚SITI.R💚🌷
apakah akan terjadi kesalahan pahalanya lg antara aisyah jg alby..smg si tdk dan alby bisa menguasai keadaan
🌷💚SITI.R💚🌷
aturan bilng jg aja alby biar aisyah ga kecewa dua kali
ken darsihk
Aisyah hanya terkejut setelah ini Aisyah akan ke mode awal lagi
Jadi tetap sabar Alby jngn terpancing dan jadi ikutan emosi , yang calm By semua nya akan baik baik saja
Oma Gavin
angkat dan di nyalain speaker nya biar alby denger itu ammar mau modus membongkar rahasia kelam alby untungnya kamu sdh diberitahu sama alby, jadi jgn marah santai saja saat jawab biar ammar makin sakit hati
Patrick Khan
amar mulai beraksi
Nar Sih
pasti aamar mau ksih tau rahasia alby
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!