Kayla Agustina, nama yang terdengar seperti melodi indah di tengah malam yang sunyi. Namun, kehidupan gadis muda ini tidaklah seindah namanya. Sepuluh tahun yang lalu, ibunya meninggalkannya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dengan pria lain, meninggalkan Kayla yang masih berusia sepuluh tahun dengan luka yang dalam. Ayahnya, yang berusaha keras untuk mengisi kekosongan itu, akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan membuat keluarga mereka menjadi salah satu yang terkaya di kota.
Tapi, kebahagiaan yang Kayla rasakan tidak berlangsung lama. Ayahnya tiba-tiba meminta dia untuk menikah dengan seorang laki-laki bisu, yang membuat Kayla merasa tidak percaya dan marah. "Aku tidak mau menikah dengan pria bisu! Papa rela mengorbankan aku hanya karena harta?" Valeria membentak papanya dengan emosi yang meluap.
Siapa sebenarnya laki-laki itu? Apa alasan ayahnya meminta Kayla menikahinya? Dan apa yang membuat Kayla begitu menolak? Mari baca kisah mereka di "Terpaksa Menikahi CEO Bisu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMCB
"apa? Kau bilang Kayla tidak ada di kamar nya? Katakan kepada ku kalau kau berbohong!" ucap papa Justin dengan tatapan khawatir.
"Tuan, bagaimana mungkin aku bisa berbohong, awalnya pintu kamar nona di kunci dari dalam, namun aku mengambil kunci cadangan yang ada di kepala pelayan, setelah aku membuka nya, kamar itu kosong, tidak ada siapapun, lemari pakaian terbuka, kunci mobil dan motor juga di letakkan di atas me ... " ujar sang pelayan terhentikan saat papa Justin berlalu pergi dari hadapan nya.
Beliau dengan cepat menaiki tangga segera menuju kamar Kayla. Benar saja, setelah tiba di sana, papa Justin mendapati kebenaran atas ucapan sang pelayan, lemari terbuka beberapa baju telah lenyap, balkon kamar juga di buka dan terlihat tali yang menjuntai ke bawah.
Trik kabur seperti ini memang sangat sudah di kuasai oleh Kayla, setiap ada pertengkaran dan perbedaan pendapat antara dia dan papa nya dia pasti akan kabur melipir dari rumah.
"Kayla, kau benar-benar menentang papa dengan cara seperti ini, papa tidak menyangka kau begitu menolak perjodohan," lirih Justin sambil menatap ke arah balkon sambil mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.
Beberapa puluh menit kemudian ...
"Tuan ada apa kau memanggilku?" tanya kepala pelayan yang saat itu adalah seorang laki-laki dia bukan sekedar kepala pelayan biasa, dia juga adalah orang kepercayaan papa Justin.
"Kayla kabur," ucap papa Justin singkat.
Terlihat wajah kaget dari kepala pelayan yang sedari tadi memeriksa di ruang penyimpanan.
"Tuan maafkan aku, hari ini adalah jadual pemeriksaan bahan-bahan makanan yang maru masuk di tempat penyimpanan jadi aku tidak mengawasi nona," jelas nya dengan wajah penuh rasa bersalah.
"Tidak, ini bukan salah mu, aku terlalu memanjakan Kayla sehingga membuat nya jadi seperti ini, dia meninggalkan ku karena menolak perjodohan itu, sekarang aku bingung harus bagaimana," ucap Justin sambil memijat alisnya, ia terlihat sangat bingung.
"Astaga, tuan sebenarnya aku punya satu cara yang mungkin bisa membuat hati nona luluh, tetapi aku tidak tau tuan akan setuju atau tidak dengan ide ku ini," kata Salim. Ya kepala pelayan tersebut namanya Salim.
"Ayo lah Salim kau bisa mengatakan apa saja, aku sudah benar-benar pusing memikirkan masalah ini selama tiga bulan terkahir, kau tau sendiri aku tidak mungkin menolak permintaan orang tua itu," ungkap papa Justin penuh harapan dengan ide Salim.
Salim mulai menunduk dan kemudian membicarakan beberapa patah kata, yang tak lain adalah ide yang telah dia siapkan untuk meluluhkan hati Kayla agar memenuhi permintaan papa nya.
"Aku percaya padamu, kau atur saja, intinya kali ini harus berhasil," ucap papa Justin. Kali ini wajahnya terlihat sedikit lebih tenang.
"Baik tuan, aku akan mengurus semuanya, jangan khawatir, kalau begitu aku permisi dulu," ucap Salim yang kemudian meninggalkan ruang tengah rumah megah itu.
Keesokan harinya ...
"Kayla kau benar-benar ingin pergi dari papa mu?" tanya Vania sambil membawa beberapa buku tebal di hadapannya dengan cara memeluk.
Mereka berdua masuk ke dalam gerbang kampus di pagi itu bersama dengan beberapa mahasiswa dan mahasiswi lainnya.
"Iya, karena ayah mu dekan, aku mau kau meminta ayah mu untuk membantu ku mengurus kepindahan," ucap Kayla tampa pikir panjang.
"Kau gila!" balas Vania.
"Tidak gila, kau kan tidak tau bagaimana rasanya jadi aku, sangat tertekan," jawab Kayla sambil buang muka, dia menahan gejolak di hatinya.
"Aku memang tidak merasakan nya karena aku bukan dirimu, tetapi keputusan yang di buat secara tergesa-gesa itu sama sekali tidak baik, lagipula ayah ku adalah sahabat baik papa mu, bagaimana bisa dia membantu mu pindah dari sini, kau adalah mahasiswi teladan di sini, memiliki beasiswa dan kau selalu menjadi bunga di kampus ini," oceh Vania panjang lebar.
Mendengar itu Kayla pun terdiam, dia mengerti dengan apa yang di maksud Vania, namun jika terus berada di kota itu, ia tau ayahnya pasti akan segera menangkap dan membawa nya kembali ke rumah.
"Terlebih lagi, apakah kau sudah tidak mau lagi melihat dia?" ucap Vania yang kini menghentikan langkah kakinya sambil matanya yang tertuju ke arah lapangan basket.
Kayla ikut diam, dia menatap arah yang sama dengan pandangan Vania, di dalam lapangan terlihat beberapa anggota tim basket kampus yang sedang latihan, padahal itu masih sangat pagi.
"Percuma, sudah satu tahun aku mengejarnya, dia sama sekali tidak mempedulikan ku, dia sudah punya wanita lain," kata-kata itu terucap dari bibirnya Kayla dengan tatapan nanar nya.
Vania kini mengalihkan pandangan nya ke wajah Kayla.
"Siapa wanita yang dia suka? Dan bukan kah kau pernah berkata padaku kalau kau sudah menginginkan sesuatu kau harus mendapatkan nya dengan cara apapun? Di mana semangat mu yang dulu, ayo lah jangan seperti itu, setidaknya jika kau punya pacar, papa mu mungkin saja akan mempertimbangkan perjodohan itu demi kebahagiaan mu, bukan begitu?" bujuk Vania yang sebenarnya tak ingin di tinggal pergi oleh sang sahabat.
Vania dan Kayla adalah sahabat sejak SMP, kedua orang tua mereka dulu nya punya rumah dalam satu komplek, sampai di mana ayah Vania memutuskan untuk pindah agar lebih dekat dengan tempat nya bekerja ya itu sebagai dekan di kampus ini.
Dulunya Vania juga bukan orang yang berada, namun tak lama setelah ayahnya jadi dekan, dan ibunya bekerja di sebuah perusahaan, akhirnya hal itu bisa mengubah takdir mereka, namun dia tidak pernah melupakan sahabatnya ya itu Kayla, sampai di mana papa nya Kayla juga berhasil jadi orang yang sukses, kini mereka berjaya bersama.
"Apa ucapan mu itu benar? Jika aku bisa mendapatkan nya papa ku akan mempertimbangkan perjodohan?" lirih Kayla dengan mata yang masih tertuju kepada lapangan basket itu.
"Aku tidak bisa mengatakan seratus persen iya, tapi jika kau punya pacar, mungkin papa mu akan melihat titik kebahagiaan mu yang lain kan?" ucap Vania lagi.
"Tapi dia sudah beberapa kali menolak ku tak peduli aku mengejarnya, sudah satu tahun," sambung Kayla lagi.
"Hmmm, begini saja, kau berusaha lagi dalam tiga hari, jika tidak mendapatkan nya aku akan membantu mu membujuk papa ku untuk pindah," ucap Vania sambil memegang kedua pundak Kayla.
"Benarkah? Jika gagal kau akan membantu ku kan?" tanya Kayla memastikan.
"Iya, tapi ku harap tidak gagal," jawab Vania sambil tersenyum.
Sementara itu di lapangan basket.
"Aldo, lihatlah di sana, aku pikir dia masih belum menyerah mengejar mu," ucap salah satu dari anggota tim basket itu kepada ketua tim yang bernama Aldo.
Aldo pun menoleh dan mendapati Kayla yang menatap nya dari jarak jauh.
Next?
jgn hrp kau bs mncapai kay...
bikin kapok dy kk
mn xavier... bkn ny jmpt istri ny
lgsg bgkar z...