popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
suasa rumah haji samsul hari itu sedikit sibuk dari biasanya, keluarga itu mempersiapkan hidangan untuk kedatangan keluarga setyo aji
kedatangan keluarga aji sudah di tunggu haji samsul, dari dalam rumah anton melihat mereka masuk ke halaman rumah..
"assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" salam mereka di sambut hangat keluarga haji samsul
"kawin kawin bentar lagi aku kawin, tidur ada yang nemenin... aduhhh sakit mbak" anton berdendang di hadiahi jeweran Sinta
"sudah keluar sana jemput calon adik ipar ku"
Anton menghampiri calon istrinya itu, bersalaman dengan calon mertuanya dengan sangat sopan
Satu persatu hidangan pemanis meja di keluarkan
"nak popy, semakin cantik saja, lama ndak ketemu nak" sapa umik laila
"terimakasih umik"
Pembicaraan 2 keluarga itu berlanjut, membahas waktu pertunangan anton dan bunga
"lebih cepat lebih baik Pak aji, biar tidak menimbulkan fitnah, kapan rencana pertunangannya kita bahas sekarang"
"kalau langsung menikah saja bagaimana bi? kelamaan kalau harus pakai tunangan dulu" ucap anton
"semua abi serahkan ke keluarga pak aji, jika memang siap langsung menikah malah lebih baik"
"yes kawinnn... " dalam hati anton girang
"bagaimana bunga? kamu tentukan, mau tunangan dulu atau langsung menikah?" tanya aji ke anak gadisnya
"bunga nurut saja pa, bagaimana baiknya"
"kalau mau langsung menikah juga boleh pak, kami juga sudah memilih tanggal yang tepat untuk pernikahannya"
Kedua keluarga sepakat pernikahan mereka di langsung kan setelah lebaran tahun depan, tahun yang hanya berumur beberapa hari lagi
Setelah itu keluarga aji pulang dengan hati gembira yang di bawa bunga
"besok persiapkan untuk kedatangan keluarganya pak hendro ya buk" ucap aji ke sang istri
"besok antar ibuk ke pasar ya pop"
"iya buk"
"kamu bersihkan rumah bung" perintah bu mala
"iya ma, siap... di suruh keplanet pun berangkat" canda bunga
****
Keesokan harinya pak Hendro mempersiapkan diri bersama keluarganya untuk ke kediaman keluarga aji.
tak lupa membawa buah tangan untuk keluarga itu
Ketika mobil berhenti sempurna di pekarangan rumah aji, sontak membuat Prasetya kebingungan, bakal di jodohkan dengan siapa? dengan popy atau bunga, seketika Prasetya panik
"pa.. pa tunggu sebentar" ucap Prasetya "ini rumah pak aji orang tua popy dan bunga kan?"
"iya, kamu masih ingat?"
"ingat pa" perasaan Prasetya sudah bingung, apakah bakal di jodohkan dengan bunga atau popy
"kamu kenapa? ayok turun, itu sudah di tunggu aji"
Merekapun turun dari mobil dan di sambut aji dan Nurmala di depan pintu rumah itu
"assalamu'alaikum ji"
"Walaikumsalam pak, silahkan masuk" mereka bersalaman satu persatu, kecuali Prasetya yang masih tertinggal di mobil, bingung dan gelisah
"lho Pras mana ma" ucap pak hendro
Tak lama kemudian Prasetya masuk ke rumah yang tak asing lagi baginya itu
"masih ingat dengan om aji kan pras?"
"ingat pa"
"wah sangat tampan dan gagah ya"
Pras tersenyum simpul
Bu mala ke dapur, memerintahkan kedua anaknya untuk menghidangkan sajian yang sudah mereka siapkan dari tadi
"bunga, popy, bantu ibuk ya, kamu sudah siap kan pop?"
"iya buk"
"ibuk jamin kamu akan suka sama calon suamimu, ganteng dan gagah" ucap bu mala
Pras tak berani menegakkan kepalanya, rasa takut jika yang di jodohkan dengannya adalah bunga bukan popy, terlebih lagi Pras takut kalau amarah popy akan meledak lagi seperti kemarin
"pak, ini anak saya bunga" ucap aji di diringi dengan jabat tangan bunga kepada tamunya hari itu "dan ini popy" Pras mengangkat kepalanya dan menyambut tangan halus itu, popy tak kalah terkejutnya siapa yang ada di depannya itu, yang menjabat tangganya
Secepat mungkin popy menarik tangannya dari kungkungan jemari Pras
"duduk nak" perintah aji kepada kedua anaknya itu, dan mereka pun menurut
"popy, bunga, kamu masih ingat dulu nak Pras pernah bermain dengan kalian waktu kecil dulu"
"ingat pa, ini mas yang jail itu kan? yang bikin tangan bunga sakit" popy hanya mengangguk pelan tak mau memandang Prasetya yang juga menundukkan Kepala juga
"iya, anak om sekarang sudah nak nakal lagi kok" ucap pak hendro
Tapi di dalam hati popy "tapi brengsek"
keluarga aji dan pak hendro berbincang santai
"bunga sini sebentar" ucap popy, sambil menarik tangan bunga
"maaf om tante popy tinggal sebentar" pamitnya
Pras hanya bisa memandang perginya 2 wanita itu, kalau popy sampai cerita kalau aku yang sudah menyakitinya, hancur dirinya di depan keluarga om aji dan menghadapi kemarahan papanya, siapa yang akan di jodohkan sama dia, itu isi kepala Prasetya saat itu
Terlihat gusar, Pras tak tenang dengan duduknya
"nak Pras kenapa?" ucap bu mala
"ndak tante, sedikit gerah"
"geraahhh???" ucap Rani "dingin seperti ini mas kegerahan? bukan gerah mas tapi gugup?"
sontak membuat kedua keluarga itu tertawa, Pras hanya bisa nyengir kuda, seandainya ada yang tau bagaimana di otak prasetya saat itu, ingin rasanya dia pergi dan menghilang dari tempat ini.
popy menarik bunga masuk ke dalam kamarnya
"kenapa sih pop, aduh sakit tauk"
"kamu tau siapa yang mau di jodohkan sama aku bung?"
"ndak"
"om ndak cerita?"
"endak pop, kenapa? ganteng ya?"
"dia itu laki2 yang aku ceritakan kemarin bung"
"apa??? laki2 itu... " ujar bunga dengan wajah syoknya "akan aku hajar dia pop" ujar bunga sambil mengepalkan tangganya
"kamu mau kemana?"
"menghajar laki2 itu pop, untuk kamu, menyakiti kamu"
"dengar bunga, kalau sekarang aku marah pasti keluarga ini jadi malu dan pak hendro terkejut, pikirkan m bagaimana akibatnya"
Bunga mencerna maksud popy
"trus gimana pop"
"aku bingung bung, aku harus bagaimana"
"kan kamu sudah bilang di jalani saja dulu"
Mereka kembali menemui keluarga pak hendro
"pak aji, maksud kedatangan kami sekeluarga ke sini menyampaikan niat baik kamu, seperti yang sudah kita bicarakan" ungkap pak hendro
"ijin kan saya memperkenalkan anak saya kepada salah satu anak pak aji"
Dalam hati Pras... "popy ya Allah.. popy... semoga bukan bunga... jangan bunga ya Alloh jangan bunga" Pras memejamkan matanya, hatinya berdegub kencang, ruangan yang tadinya dia pikir panas sekarang tambah panas lagi
"iya pak, saya menyambut baik maksud dan tujuan pak hendro dan keluarga datang ke kediaman kami, tapi semua saya kembalikan lagi kepada anak saya... "
jantung Pras berdegub semakin kencang, seakan mau keluar
"bagaimana popy...???" ucap aji ke arah popy yang sedari tadi tertunduk malu
Darah di sekujur tubuh Prasetya seakan mencair
"popy? apa betul popy? aku ndak salah dengar kan?" Pras meyakinkan dirinya sendiri, seakan tak percaya
Lama popy tak menjawab pertanyaan aji
"pop... " sekali lagi aji memanggilnya, popy tidak konsentrasi sama sekali, tak percaya dia bakal di jodohkan dengan siapa, seluas dunia ini tapi di jodohkan dengan orang yang sama, orang yang menyakitinya, orang yang pernah mengungkapkan perasaannya
"maaf om... " ucap popy pelan
Darah prasetya seketika membeku lagi, takut kata apa yang akan keluar dari mulut popy
"maaf om... saya... "
𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙗𝙪𝙣𝙜