Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Mencari Paijo
Mak Roh gelisah menunggu anak nya sejak tadi malam yang tak kunjung pulang kerumah, padahal ini sudah jam tujuh pagi dan bila memang pulang maka pasti nya sudah pulang lah kerumah. tapi ini sama sekali tidak muncul batang hidung nya, membuat Mak Roh cepat lah akan sangat anak yang tidak ada kabar.
Ia sedang sakit stroke dan hanya Paijo dan juga Ana yang mengurus diri nya di rumah ini, untung nya mereka punya kebun sawit sehingga bisa di jadikan sumber makanan mereka. kalau tidak punya sawit maka sudah pasti Paijo akan pontang panting mencari makan untuk mereka berdua, untung nya juga Ana sudah kerja walau cuma di toko pet shop.
"Ana, tolong lihat Mas mu di danau lah." suruh Mak Roh.
"Aduh ini udah mau jam delapan, Mak! tapi ya sudah lah aku nanti bilang saja kalau ada urusan jadi nya telat." Ana yang sudah sia siap jadi agak kesal juga.
"Tolong ya, nduk." pinta Mak Roh lembut.
"Iya, Mak tenang saja biar aku yang cari lah." Ana berucap pelan agar Emak nya tidak sedih pula.
Mak Roh pun lega karena anak bungsu nya mau di suruh, lagi pula masih ada satu jam lagi sehingga bisa untuk mencari Paijo yang masih entah di mana. Ana segera menghidupkan motor menuju danau tempat biasa orang orang mencari ikan, mungkin saja saudara nya masih ada di sana.
"Eh Pakde, apa lihat Mas Paijo tadi?" Ana segera turun dari motor.
"Paijo, apa Paijo cari ikan juga?" tanya Pakde Mus.
"Iya, tadi malam dia berangkat sekitar jam delapan lah dari rumah." angguk Ana.
"Pakde Ndak ketemu sama Paijo, Nduk! coba tanya sama yang lain." suruh Pakde Mus pula.
"Terima kasih ya, Pakde." Ana sangat sopan sehingga banyak yang suka pada nya.
Pakde Mus mengangguk sambil tersenyum, dalam hati nya dia semakin yakin untuk meminang gadis ini untuk putra nya. selain cantik Ana juga sangat sopan, dia rajin dan tidak pernah bicara kasar walau bersama teman teman nya.
Sampan nya Paijo juga tidak ada di sana yang berarti dia memang belum pulang, Ana mulai cemas juga karena para pencari ikan yang lain sudah pada pulang. bahkan ini terlalu siang, jadi rasa nya aneh saja kalau sampai siang begini tak kunjung pulang kerumah.
"Ya Allah semoga tidak ada apa apa sama Ma Paijo." harap Ana dengan tangan yang mulai gemetar.
"Na, kok kamu di sini?" tegur Naldi.
"Aku cari ini Mas Paijo ini loh, Mas." jawab Ana segera menoleh.
"Mas Paijo cari ikan juga? tapi enggak ada ketemu sama aku." jawab Naldi pelan.
"Enggak ketemu ya? kok sampai jam segini dia tidak pulang." keluh Ana sangat tidak nyaman.
"Mau cari di danau atau mau kerja kamu nya?" tanya Naldi yang baru mencari ikan juga.
"Tapi Mas Naldi mau menjual ikan ikan itu, nanti busuk pula." ujar Ana.
Naldi segera turun dari sampan nya dulu dan menghubungi adik nya untuk mengambil ikan ikan ini lalu di bawa lah ke pasar, dia ingin menemani Ana yang mau mencari Paijo, jujur saja kalau Naldi memang ada rasa dengan gadis cantik berkulit hitam manis ini.
"Mas bongkar dulu ikan nya ya, nanti baru kita cari." ucap Naldi.
"Maaf ya jadi merepotkan kamu, Mas." Ana agak sungkan.
"Tidak apa apa, itu Fajar sudah datang kok." Naldi tersenyum manis.
"Ayo mana ikan nya? memang kalian mau kemana sih." Fajar jadi kepo pula sekarang.
"Mas Paijo hilang, Jar." jawab Ana pelan.
Fajar mengangguk sambil menatap arah danau yang tenang itu, Naldi sendiri segera membongkar ikan ikan dan di masukan kedalam gerobak yang di bawa oleh Fajar. ikan ikan ini kalau terlambat nanti malah tidak bisa mau di jual, karena orang orang mau yang fresh.
Lalu Naldi dan Ana segera mencari di mana saat ini Paijo berada, rasa nya tidak mungkin pula bila jam segini tapi masih sibuk mencari ikan di danau saja. tidak ada yang mencari ikan sampai siang, sebab itu tidak membuahkan hasil sama sekali hanya akan kepanasan saja karena matahari sangat lah terik.
Sampan nya Naldi mulai menyusuri danau untuk mencari di mana sampan Paijo berada, kalau ada sampan nya maka sudah pasti akan ada orang nya juga. Naldi sebenar nya tidak seberapa cemas, sebab tidak ada buaya di danau ini sehingga tidak mungkin lah ada pemangsa yang siap membunuh atau pun Paijo mati tenggelam.
"Mas Paijo bisa berenang kan ya, Na?" tanya Naldi.
"Bisa kok, Mas." angguk Ana yakin karena dia pernah melihat nya.
"Di mana ya dia, sampan nya juga tidak kelihatan masih." gumam Naldi.
"Mas, di danau ini tidak ada buaya nya kan?" tanya Ana yang cemas sendiri.
"Kata nya sih tidak ada, memang belum pernah ada yang melihat kok." jawab Naldi pelan karena pamali mau bicara soal hewan buas di air begini.
Ana menarik nafas berat sambil mata nya mengedar kemana mana untuk mencari Paijo, hingga kemudian saat di lorong yang sama sekali tidak pernah di masuki oleh para pencari ikan. mata Ana melihat sampan, walau tidak pasti itu sampan siapa, namun setidak nya bisa di lihat dulu.
"Mas itu ada sampan di sana!" tunjuk Ana pada Naldi.
"Eh kok iya! ya sudah mari kita lihat dulu kesana." angguk Naldi setuju.
"Wih adem sekali ya karena pohon pohon nya melengkung." gumam Ana kagum juga melihat pemandangan sini.
"Bagus kan, maka nya kadang orang kota pengen main di sini." jelas Naldi.
"Iya bagus sekali, adem dan nyaman lorong ini." angguk Ana sambil tersenyum.
Naldi sendiri juga merasa sangat bahagia, karena dia akhir nya merasakan bagai mana jalan berdua dengan gadis yang ia sukai, walau saat ini perjalanan karena mau mencari saudara nya yang mendadak hilang saat sedang mencari ikan di sini.
"Tidak ada orang nya itu." ujar Naldi saat dekat dengan sampan.
"Itu sampan nya Mas Paijo, lihat lah ada tulisan nama dia di badan perahu." tunjuk Ana.
"Loh kemana orang nya, kenapa cuma ada sampah nya saja?" Naldi menatap kesana kemari.
"Maaaaas!" Ana berteriak karena tidak melihat Paijo ada di mana.
Dua orang ini saling berteriak satu sama lain, tidak ada yang melihat bahwa sebenar nya tidak jauh dari tempat mereka berada, tubuh Paijo mengambang di atas air. tapi karena agak tertutup rumput dan sampah sampah, maka nya mereka tidak melihat itu.
Selamat pagi besty, jangan lupa di like ya walau yang ini up santai.
lanjut thor 🙏
jgn buat Andini Musnah yaaa kak Nov' 🙏
semoga Arya bisa memusnahkan si iblis selendang merah .
kekuatan nya Api ,, seperti kekuatan Xavier ,,, smg Arya bisa mengalahkan nya , seperti Arya mengalahkan Xavier waktu itu 🤗🤗
mbk pur ayo temukan adik dan member mu mereka dalam bahaya,,