Renata di paksa menikah oleh orang tuanya untuk menggantikan Adik Tirinya. Di mana pria tersebut lumpuh dan hampir seluruh tubuhnya bernanah bersamaan keluar aroma busuk.
Enam bulan kemudian suaminya bisa berjalan, tubuhnya sudah tidak lagi bernanah dan mengeluarkan aroma busuk berkat perawatan Renata.
Keluarga dari pihak suaminya sangat senang akan hal itu namun sebulan kemudian suaminya ingin menikah dengan Adik Tirinya. Renata yang sangat kecewa langsung meminta cerai dan pergi meninggalkan suaminya.
Tanpa sengaja dirinya bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Renata yang memiliki hati baik menolongnya hingga pria tersebut sembuh dan mengajaknya untuk menikah.
Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah Renata mau menerima pria tersebut atau kembali ke suaminya di mana suaminya menyesali perbuatannya? Ikuti yuk kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kamu?
"Hanya saja apa?" Tanya William penasaran.
"Jika seandainya Kak William mempunyai kekasih atau Aku tidak sengaja melihat Kak William mempunyai kekasih maka Aku akan pergi dari kehidupan Kak William." Jawab Renata.
("Aku pergi dan tidak akan jatuh cinta lagi." Sambung Renata).
"Aku tidak akan melakukan hal itu karena Aku sangat tulus mencintaimu." Ucap William yang tidak mungkin menyakiti Renata.
"Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan tapi yang pasti Aku mulai menyukaimu dan tidak ada niat untuk mengkhianatimu." Ucap Renata.
"Aku pun juga sama." Ucap William sambil kembali duduk di kursi pengemudi.
"Mengenai pernikahan, kita jalani dulu. Kalau memang kita ditakdirkan untuk bersama maka kita bisa menikah tapi jika memang tidak ditakdirkan untuk bersama maka kita berpisah baik-baik." Ucap Renata.
"Aku setuju dengan apa yang kamu katakan." Ucap William.
"Karena kita sudah resmi menjadi pasangan kekasih maka ubahlah panggilanku." Pinta William.
"Bagaimana kalau Sayang atau Honey?" Tanya Renata dengan wajah bersemu merah.
"Emmm ... (sambil berpikir) ... Sayang saja." Jawab William sambil tangan kirinya menggenggam tangan Renata sedangkan tangan kanannya memegang setir mobil.
"Oke." Ucap Renata dengan singkat.
Renata membalas menggenggam tangan William hingga beberapa saat dirinya terkejut karena William mencium punggung Renata.
("Semoga pilihanku tidak salah." Ucap Renata sambil menatap ke arah wajah tampan William.
Sedangkan William sesekali melirik ke arah Renata yang sedang menatap dirinya. Dirinya sangat bahagia karena Renata bersedia menjadi kekasihnya.
"Sudah sampai." Ucap William sambil menghentikan mobilnya tepat di depan villa mewah.
Renata hanya tersenyum sambil melepaskan sealt beltnya lalu menatap ke arah William. Begitu pula dengan William di mana William membuka sealt beltnya lalu menatap ke arah Renata yang sedang menatap dirinya.
"Sayang." panggil Renata dengan wajah bersemu merah.
"Ulangi lagi." Pinta William.
"Sayang." Panggil Renata lagi.
"Ulangi lagi." Pinta William dengan suara menggoda.
"Tidak ada siaran ulang." Ucap Renata Sambil membuka pintu mobil.
William yang mendengar ucapan Renata langsung menahan pintu mobil agar Renata tidak turun dari mobil.
Cup
"Sayang, Aku pulang dulu." Ucap Renata dengan nada lembut kemudian mencium pipi William dengan singkat.
William sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Renata sedangkan Renata yang sangat malu langsung mendorong pintu mobil lalu menurunkan ke dua kakinya.
"Sayangku hati-hati di jalan." Ucap Renata sambil menutup pintu mobil.
William hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum bahagia kemudian William mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah orang tuanya.
Sedangkan Renata menatap ke arah mobil yang dikendarai William hingga mobil tersebut tidak terlihat lagi.
Renata kemudian membalikkan badannya dan berjalan dengan santai namun baru beberapa langkah seorang pria tampan memanggilnya. Hal itu membuat Renata menghentikan langkahnya sambil membalikkan badannya.
Renata menatap ke arah pria tersebut dengan tatapan malas. Hal itu dikarenakan pria tampan tersebut adalah Dian di mana Dian datang menemui Renata sambil membawa buket bunga mawar.
"Ada apa?" Tanya Renata tanpa basa basi.
Hati Dian sangat sedih ketika melihat Renata menatap dirinya dengan tatapan dingin dan penuh kebencian. Dian tahu kalau Renata sangat terluka karena dirinya berulang kali melukai hatinya. Karena itu dirinya berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang selama ini dilakukannya.
"Aku sangat menyesal atas apa yang sudah Aku lakukan selama ini padamu. Karena itu Aku berjanji untuk setia denganmu dan untuk menebusnya Aku tidak akan menikah dengan Diana." Jawab Dian.
"Maukah kamu kembali menikah denganku?" Tanya Dian penuh harap.
"Sampai kapanpun Aku tidak akan mau menikah denganmu." Ucap Renata dengan nada tegas.
"Selain itu Aku tahu kenapa kamu ingin menikah kembali denganku." Sambung Renata yang bisa menebak apa yang dipikirkan Dian.
"Aku ..." Ucapan Dian terpotong oleh Renata.
"Kamu ingin kembali menikah denganku karena penyakitmu kembali kambuh, benar bukan?" Tanya Renata.
"Dari mana kamu tahu?" Tanya Dian dengan wajah terkejut.
"Karena di ke dua tangan dan tubuhmu muncul bercak merah dan sebentar lagi berubah menjadi bernanah. Seharusnya dari kemarin kamu minum obat untuk menghiangkan bercak merah tapi sayangnya kamu dan Keluarga Besarmu tidak tahu obat apa yang harus kamu minum." Jawab Renata kemudian membalikkan badannya.
"Seandainya saja saat itu kamu tidak mengkhianatiku maka kejadian ini tidak akan terjadi. Selain itu penyakitmu benar-benar sembuh dalam waktu satu bulan asalkan kamu meminum obatnya tepat waktu." Sambung Renata.
"Renata maafkan Aku, Aku sangat menyesal karena sudah menya ..." ucapan Dian terpotong oleh Renata.
"Apa yang sudah kamu dan keluarga besarmu lakukan membuatku sadar kalau kamu tidak pantas untuk Aku cintai." Ucap Renata tanpa membalikkan badan.
"Re ..." Ucpan Dian terpotong oleh Renata.
"Sampai kapanpun kita tidak mungkin bisa bersama. Jadi lebih baik kamu cari dokter untuk mengobati penyakitmu." Ucap Renata.
Selesai mengatakan hal itu Renata berjalan meninggalkan Dian tanpa mempedulikan panggilan Dian. Hingga beberapa saat Renata mendengar suara orang batuk dan tidak berapa lama terdengar orang terjatuh.
Renata langsung menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya. Renata melihat Dian tidak sadarkan diri hingga dirinya mendengar suara teriakan.
"Tuan Muda Dian!" Teriak sopir keluarga sambil keluar dari mobil dan berjalan dengan langkah cepat menuju ke arah Dian.
"Nyonya Muda Dian, tolong sembuhkan Tuan Muda." Mohon sopir tersebut sambil menggendong Dian.
"Lebih baik bawa ke rumah sakit." Ucap Renata yang tidak mau menyembuhkan Dian sambil membalikkan badan.
"Oh ya, mulai sekarang dan seterusnya jangan panggil Aku dengan sebutan Nyonya Muda tapi Nona Renata karena Aku dan Dian sudah resmi bercerai." Sambung Renata dengan nada dingin.
"Baik. Bukankah dulu Nona Renata bersedia merawatnya hingga Tuan Muda Dian sembuh dari penyakitnya?" Tanya sopir tersebut.
"Memang benar. Tapi semenjak Dian mengkhianatiku maka Aku tidak akan mau merawatnya." Jawab Renata tanpa membalikkan badannya.
"Bukankah Nona Renata seorang dokter?" Tanya pria tersebut.
"Memang benar Aku seorang dokter." Jawab Renata.
"Seharusnya seorang dokter menyembuhkan pasien terlepas orang itu baik atau jahat." Ucap pria tersebut.
"Apa yang kamu katakan memang benar. Tapi Dian dan keluarga besarnya tidak tahu berterima kasih ketika Aku menyembuhkannya bahkan uang maharku digunakan untuk biaya Dian dan keluarga besarnya." Ucap Renata.
"Jadi orang seperti Dian dan keluarga besarnya tidak pantas menerima pengobatanku secara gratis." Sambung Renata sambil melangkahkan kakinya meninggalkan mereka.
Renata berjalan tanpa mempedulikan panggilan pria tersebut. Hal itu membuat pria tersebut terpaksa pergi meninggalkan tempat tersebut menuju ke rumah sakit.
("Tidak majikan, tidak pelayan sama saja. Tidak tahu malu dan tidak merasa bersalah." Ucap Renata dengan wajah yang terlihat sangat kesal.
Ketika Renata berjalan ke arah taman, tiba-tiba seseorang menarik tangan kanannya dari rimbunan pohon, di mana tempat tersebut agak gelap.
"Siapa kamu?" Tanya Renata sambil berusaha menarik tangannya.