NovelToon NovelToon
Wanita Kontrak Sang CEO

Wanita Kontrak Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Kontras Takdir
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Ariana termenung di hadapan Lily. matanya masih berkaca-kaca namun kosong. memandang arah yang pudar di depannya. hatinya masih berkecamuk. ucapan-ucapan dokter soal kondisi ibunya terus terngiang yang dipikirannya. dia belum siap kehilangan satu-satunya wanita yang dia punya sekarang.

" Aku ada satu jalan keluar buat kamu. Tapi Aku nggak tahu kamu mau apa nggak sama pekerjaan ini." Ucap Lily setelah beberapa menit mereka berdiam duduk di dalam kafe.

" Apa pun itu. Akan aku lakukan. Saat ini aku udah nggak punya pilihan lain untuk memilih pekerjaan yang cocok atau tidak cocok untukku. Aku harus melakukan sesuatu untuk membayar biaya operasi ibu." Jawab Ariana dengan penuh keyakinan.

Ariana tidak ada pilihan lain selain meminta bantuan pada sahabatnya itu. pekerjaannya sebagai waiters hanya cukup untuk biaya makan mereka sehari-hari.

" Jual diri." Kata Lily singkat.

Tak percaya sahabatnya akan menyuruhnya menjual dirinya untuk mendapatkan uang dengan cepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ariana Mabuk ++

*****

Ceklek

Gibran terdiam mematung di tempat nya saat melihat penampilan Ariana.

Arina benar - benar terlihat cantik dengan penampilan nya malam ini. Ariana yang melihat Gibran terdiam, merasa sedikit heran.

" Hai..." Sapa Ariana.

" Ya, hai. Masuk." Gibran mempersilahkan Ariana berjalan lebih dulu.

Gibran menatap Ariana dari belakang. Tubuh wanita itu benar - benar terlihat sangat indah. Apa lagi kedua bokong nya yang tengah bergerak - gerak saat Ariana tengah berjalan. Membuat Gibran tidak sabar untuk menyentuh bokong itu.

" Bagaimana pekerjaan kamu? Apa sudah selesai?" Tanya Ariana saat kedua nya sudah duduk di sofa.

" Sudah. Lebih cepat dari yang aku perkirakan." Jawab Gibran.

Ariana pun membuka blezer nya dan meletakkan di atas sofa.

Dari tempat nya Gibran bisa melihat bahu mulus Ariana yang terekspose dengan sangat jelas. Tak hanya bahu nya saja, Gibran juga bisa melihat belahan gunung milik Ariana yang benar - benar sangat menggoda.

Setelah mengobrol dengan Gibran, perasaan gugup Ariana lebih baik dari yang tadi. Sudah tidak segugup di awal.

" Bagaimana kalau kita bersulang terlebih dahulu." Ajak Gibran. Gibran mengalihkan mata nya ke arah meja yang di atas nya sudah ada dua gelas minuman beralkohol.

" Minuman apa itu? Aku tidak pernah minum minuman beralkohol."

" Minuman ini berkadar alkohol rendah. Aku biasa mengkonsumsi nya jika terlalu capek berkerja.

" Baik lah."

Kedua nya pun bersulang hingga Ariana minum sampai dua gelas.

Setelah bersulang Gibran bangkit dari duduk nya dan berpindah duduk ke sebelah Ariana.

" Kamu sangat cantik malam ini, Ria." Puji Gibran mengelus pipi Ariana menggunakan jempol nya.

Tangan nya perlahan mulai bergerak turun. Gibran mengelus leher Ariana dengan gerakan lembut lalu menyusuri pundak Ariana.

" Kamu memang pintar dalam merawat kulit mu ini." Puji Gibran lagi.

Saat ini jarak kedua nya hanya terpaut beberapa sentimeter saja. Gibran memandangi wajah Arina dengan seksama. Lalu dia tersenyum.

" Aku sangat ingin melakukan yang lebih kepada mu." Bisik Gibran.

" Kalau begitu, lakukan lah." Jawab Ariana.

Gibran kemudian mengambil kedua kaki Ariana dan meletakkan nya di atas paha nya. Dan Gibran mengelus kaki jenjang Ariana dengan lembut.

" Dengan pakaian ini, kamu terlihat semakin seksi dan menggairahkan." Ucap Gibran.

" Aku akan melakukan apa pun yang membuat kamu senang." Jawab Ariana.

Gibran kemudian mendekat kan wajah nya pada wajah Ariana. Dia lalu mendaratkan bibir nya dan mencium Ariana.

Jantung Ariana berdetak tak karuan saat mendapat kan ciuman mendadak seperti itu. Tapi dia tidak tinggal diam. Dia lalu membalas ciuman Gibran.

Saat ini dress yang di gunakan Ariana sudah terlepas ke lantai. Tubuh Ariana hanya di balut oleh bra dan juga celana dalam.

Perlahan Ariana mulai kehilangan kesadaran akibat minuman alkohol tadi. Terlihat dari mata Ariana yang mulai sayu.

Gibran pun berjongkok dan mendekat kan wajah nya pada milik Ariana. Gibran lalu menyentuh milik Ariana dari balik celana dalam nya dan mengelus nya untuk beberapa saat.

Gibran kemudian membuka celana dalam Ariana dan meniup nya dengan lembut.

" Aagghh..." Desah Ariana.

Setelah meniup nya, Gibran kemudian menyentuh milik itu dengan menggunakan lidah nya. Gibran memainkan lidah nya dengan sangat lincah. Menusuk - nusuk nya dengan cukup dalam.

" Aagghhh ... Gibran..." Desah Ariana lagi.

Gibran yang mendengar desahan Ariana semakin bersemangat untuk terus memainkan milik Ariana dengan lidah nya.

Setelah puas melakukan hal itu, Gibran kemudian menjauhkan wajah nya dari sana. Dia pun membuka celana yang dia kenakan.

Junior Gibran kini terlihat sudah berdiri tegak. Gibran kemudian mengarahkan junior nya untuk memasuki Ariana.

Gibran mendorong junior nya dengan perlahan.

" Aaagghhh..." Desah Ariana saat merasakan junior Gibran berusaha memasuki milik nya.

Setelah beberapa saat junior Gibran sudah berhasil masuk memenuhi milik Ariana. Gibran kemudian memaju mundur kan milik nya secara perlahan.

Kedua tangan Gibran tidak tinggal diam. Dia meletakkan kedua tangan nya pada gunung Ariana. Dan memainkan kedua gunung itu dengan tangan nya.

" Aagghh... Gibran..." Desah Ariana saat mendapatkan gempuran kenikmatan dari Gibran.

Gibran yang mendengar desahan merdu Ariana semakin bersemangat untuk terus memompa. Dia kemudian semakin mempercepat memaju mundur kan junior nya di dalam milik Ariana.

" Apa kamu menikmati nya, Ria?"

" Ya Gibran, aku sangat menikmati nya." Racau Ariana yang sudah mabuk.

" Aagghh ... Aagghh .. "

Saat ini suara Ariana benar - benar sudah memenuhi ruangan tersebut.

Gibran memompa Ariana sembari bermain di gunung Ariana.

" Gibran, aku ingin keluar." Ucap Ariana, suara nya kini sudah sangat terasa berat.

" Tahan sebentar,kita keluar sama - sama." Ucap Gibran sembari terus menggerak kan pinggul nya.

Beberapa saat kemudian mereka keluar secara bersamaan

Setelah berhasil mencapai puncak nya untuk yang pertama Gibran tidak memberikan Ariana waktu untuk istirahat .

Gibran kembali menggempur Ariana kembali. Sisi liar Ariana keluar di saat wanita itu tidak sadar.

Kedua nya mulai terasa lemas dan berbaring sembari saling berhadapan. Tubuh yang polos tanpa sehelai benang pun.

Ariana menatap Gibran dengan pandangan yang sayu.

" Apa kamu merasa lelah?" Tanya Gibran. Dia kemudian menyelipkan rambut Ariana yang menjuntai ke balik telinga.

Ariana mengangguk.

" Iya. Aku sangat lelah malam ini." Jawab Ariana.

" Tapi kamu menikmati percintaan kita malam ini kan?" Tanya Gibran lagi.

" Aku sangat menikmati nya. Kamu benar - benar luar biasa." Jawab Ariana tersenyum.

Gibran yng mendengar nya menjadi sangat senang.

" Istirahat lah. Aku masih ingin menjadi bayi besar mu sekarang." Kata Gibran.

" Lakukan apa pun yang kamu mau, Gibran." Kata Ariana memejamkan mata nya.

Gibran pun memasukkan gunung Ariana ke dalam mulut nya.

Tangan Gibran tidak tinggal diam. Satu tangan nya dia gunakan untuk mengeluarkan dan satu nya lagi dia gunakan untuk merem*s - rem*s bokong Ariana.

Saat ini Gibran terlihat seperti seorang bayi yang tengah kelaparan. Dia terlihat begitu rakus.

" Aagghh... Gibran..." Ariana memejamkan mata nya saat merasakan permainan lidah Gibran pada puncak*k gunung nya.

" Gibran..." Panggil Ariana.

" Ya." Jawab Gibran.

" Kenapa kamu begitu lembut memperlakukan aku? Padahal aku ini hanya wanita bayaran." Tanya Ariana.

" Apa kamu ingin aku memperlakukan mu dengan kasar?" Gibran balik bertanya.

" Jangan. Tetap lah seperti ini. Mungkin aku tidak kan bisa jauh dari mu setelah ini." Jawab Ariana.

Deg

Jantung Gibran tiba - tiba berdetak dengan tak karuan. Saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ariana.

" Aku ingin selama nya dengan mu. Kamu sudah berhasil meruntuhkan kan dinding pertahan ku. Aku seperti nya sudah jatuh cinta pada mu, Gibran.  Tapi apa pantas seorang Gibran di cintai oleh seorang perempuan bayaran?"

Perasaan Gibran menjadi tidak karuan terlebih saat dia merasakan belaian tangan Ariana yang lembut dipipi nya.

Ariana terduduk dan memeluk Gibran.

" Jangan tinggalkan aku, Gibran. Aku belum pernah merasa senyaman ini dengan laki - laki. Tapi aku cemburu ... Setiap kali kamu bercerita tentang tunangan kamu di depan aku."

Jantung Gibran berdetak semakin kencang. Ariana berhasil membuat Gibran menjadi salah tingkah. Perasaan nya kini benar - benar tidak menentu.

" Tapi aku mungkin salah karena berharap terlalu jauh pada mu. Kamu pernah bilang jika pekerjaan wanita murahan itu kotor. Level kita berbeda kan. Kamu pantas mendapatkan wanita yang lebih baik dari sekedar seorang penghibur seperti aku ini. Walau pun aku melakukan ya karena terpaksa..." Ucap Ariana.

" Terpaksa? Terpaksa bagaimana maksud kamu?" Tanya Gibran penasaran.

" Terpaksa... Semua aku lakukan demi ibu aku. Kalau kamu di posisi aku, kamu juga pasti melakukan hal yang sama. Rela melakukan apa pun demi orang yang kita sayangi." Jawab Ariana terkekeh.

" Memang nya ibu kamu kenapa?"

" Aku ngantuk. Aku mau tidur." Ucap Ariana kembali berbaring.

Tak lama setelah itu Gibran melihat nafas Ariana sudah teratur. Itu arti nya wanita itu sudah tertidur.

1
partini
dihhh tanya ke mamih cari tau lah sendiri sewa detektif gitu aja ga kepikiran ihhh ledo
partini
kalau mau tau kenapa bilang terpaksa cari tau dong,,masa sekelas CEO ga bisa yah walaupun di seorang bisa di katakan pelacur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!