NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Agen Wanita
Popularitas:550.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raja Liang Si Wei

Novi mengerang pelan. Kepalanya terasa berat, tubuhnya panas seperti terbakar dari dalam.

Ia membuka mata perlahan, atap kain merah menyambut pandangannya. Kain-kain bordir keemasan menggantung, bergoyang pelan seiring guncangan kendaraan yang ditumpanginya.

“Aku... di mana ini...?”

Suara seraknya nyaris tak terdengar. Keringat membasahi pelipis. Wajahnya pucat, nafasnya memburu.

Tangannya bergerak ke leher, mencari alat komunikasi atau identitas, tapi yang ia temukan hanya kulit halus dan kalung giok.

Pakaian yang ia kenakan... gaun berat berwarna merah menyala, dengan bordiran naga dan phoenix.

“Apa ini... gaun pengantin?”

Ia memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat. Treadmill. Kembang api. Dan kemudian treadmill konslet, dan ia meninggal.

Napasnya makin berat. Panas di tubuhnya semakin menggila, seolah ada aliran api yang menyebar dari dalam dada hingga ke ujung jari.

“Oh tidak... ini... ini gejala racun...”

Ia mengerutkan kening, mencoba menganalisis dengan naluri seorang dokter sekaligus ahli racun.

“Panas tubuh meningkat drastis, detak jantung tidak stabil... ini... Afrosidak?” bisiknya kaget.

“Astaga... siapa bajingan yang meracuni tubuh ini?!”

Novi menoleh cepat, mencoba melihat sekeliling tandu. Ia mencari benda tajam, logam, apapun yang bisa ia gunakan untuk mengalirkan sedikit darah. Setidaknya untuk memperlambat efek racun.

Tangannya meraba-raba badannya hingga tangannya menyentuh hiasan rambut panjang dengan ujung tajam yang menjuntai dari sanggulnya.

“Ini bisa,” gumamnya.

Dengan tangan gemetar, ia mencabut hiasan rambut itu, lalu menggigit bibir sebelum menggoreskan ujung tajamnya ke pergelangan tangan kiri.

“Ahh!”

Darah segar menetes. Luka kecil, tapi cukup untuk membantu tubuhnya membuang sebagian racun.

Rasa panas sedikit mereda, tapi tubuhnya masih menggigil dan berkeringat. Gaun pengantin itu menempel di kulitnya seperti penjara neraka.

“Gawat... aku butuh penawar.”

Dengan sisa tenaga, Novi membuka jendela kecil tandu, mendorong tirainya terbuka.

Pemandangan luar menyambutnya: jalan tanah berbatu, diapit pohon willow, dan sekelompok dayang serta prajurit di luar. Namun yang paling dekat adalah seorang wanita bertubuh gemuk dengan pakaian merah, kira kira ia adalah mak comblang, wajahnya bulat dan sedikit panik saat melihat jendela terbuka.

“A.. Ah! Nyonya! Ada apa?!” serunya kaget.

Novi menatapnya dengan mata berkaca. Suaranya nyaris habis, tapi nadanya tetap tegas.

“Kau... tolong aku... cari air dingin... dan... daun zhao lan, kalau ada...”

Si Mak comblang membelalak ketika melihat tangan wanita ini berdarah. “Astaga... nyonya kenapa kau bunuh diri di tandu pengantin?!”

“Bunuh diri ndasmu! Aku di racun, bukan bunuh diri. Bangke...” ucap Novi pelan.

Mak comblang itu langsung panik dan berlari tergopoh ke arah kereta kuda di depan nya, berteriak pada kusir.

Novi menutup tirai itu kembali. Napasnya semakin cepat, dunia mulai berputar.

Tubuh itu gemetar, semakin lemah. Rasa panas menggerogoti dari dalam, seolah darahnya berubah menjadi lahar. Novi mencengkeram hiasan kepala itu yang meneteskan darah, napasnya terengah.

“Kenapa... kenapa tubuh ini mengandung begitu banyak racun?”

Ia memejamkan mata sejenak. Di tengah rasa sakit yang menyiksa, pikirannya tetap tajam, naluri agen profesionalnya masih hidup meski dalam tubuh asing.

“Astaga... apa aku benar-benar melintasi waktu? Ini bukan dunia yang kukenal. Tapi bukan saatnya memikirkan itu. Aku harus bertahan. Netralisir dulu racunnya, pikirkan sisanya nanti.”

Dengan sisa tenaga, ia meraih potongan kain dari sisi tandu, entah dari tirai atau lapisan gaun pengantin yang mengganggu. Ia robek dengan gigi dan tangan, lalu mengikat luka di pergelangan tangannya erat-erat untuk memperlambat aliran racun.

Di luar tandu, mak comblang tadi berteriak panik. “Cepat! Jalankan tandunya lebih cepat! Nyonya bunuh diri! Cepat, ini darurat!!”

Kuda berlari lebih cepat, roda tandu berderit membelah jalanan kekaisaran Dongxin. Tujuan mereka adalah kediaman Raja Perang, Liang Si Wei.

Sesampainya di halaman utama kediaman raja Liang, para pelayan berlarian. Mak comblang tadi membuka pintu tandu dan membopong Novi dengan sekuat tenaga. “Tahan sedikit lagi, nyonya! Kami segera memanggil tabib!”

Mereka membawa Novi ke kamar pengantin, sebuah ruangan luas dengan ranjang besar berkelambu merah emas, lilin merah menyala di tiap sudut, dan aroma bunga peony memenuhi udara.

Pelayan menjatuhkan tubuh Novi ke atas ranjang lembut.

“Panggilkan tabib.” teriaknya lagi.

“Baik!” para pelayan menjawab bersamaan dan segera berlarian keluar.

Namun belum sempat Novi menarik napas lega, langkah kaki berat terdengar mendekat dengan cepat dan terlihat kacau di luar.

“Yang Mulia.. Tenanglah, nyonya sedang di dalam kamar, kami telah memanggil tabib istana!”

“Pergi! Aku ingin melihat sedang apa wanita itu di dalam!” suara nya dingin dan tegas.

Pintu kamar pengantin terbuka keras. Seorang pria tinggi dengan pakaian merah gaun pengantin dan mata tajam seperti elang masuk dengan aura marah menyala.

“Yang Mulia...!!” teriak para pelayan, pengawal dan semua orang yang berada di luar.

“Tetap diluar, jangan ada yang berani masuk ke dalam kamar ini sekalipun tabib istana tanpa perintahku. Ingat itu!”

Setelah memperingati para pelayan dan orang diluar, Raja Liang segera menutup pintu kamar itu dengan keras. Lalu melangkah menuju ke tempat Novi berada.

“Kau sedang main trik apa?!” suaranya tajam seperti cambuk.

Tangannya langsung mencengkeram leher Novi.

Novi tersentak. “Astaga... siapa lagi kau ini. lepaskan aku! Aku sedang... diracun...!” Suaranya parau, matanya membelalak.

Pasokan oksigen di tubuhnya menipis, darah di tangannya yang kembali terbuka, belum lagi racun gairah yang mulai bekerja kembali ingin segera menuntaskan efeknya.

“Racun?” Liang mencibir. “Kurasa kaulah yang berniat meracuniku di malam pernikahan ini! Sun Yu Yuan! Dasar perempuan licik!”

“Sun... Yu... Yuan?” Novi tergagap. “Aku... tidak tahu siapa itu... aku bahkan tak mengenalmu!”

Liang menyipitkan mata. “Berani sekali kau berpura-pura. Sudah kubilang, aku tak akan membiarkan keluarga Sun mendekatiku. Tapi kalian tetap mencoba! Dan menyodorkanmu padaku, sungguh memalukan.”

“Lalu... kenapa kau malah bunuh diri di tandu, kalau begitu akan aku bantu kau mati saat ini.”

“Kau... brengsek!!” teriak Novi.

“Kau panggil aku apa? Brengsek?” ucap Liang yang segera menekan cengkramannya lebih kuat.

Novi merintih, kesulitan bernapas. “Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi padamu setelah ini. Sudah kuperingatkan!”

Tiba-tiba, dengan gerakan cepat dan terlatih, Novi mengangkat tangannya yang bebas, meraba badan Liang dan menotok bagian tertentu di bahu Liang.

“Ceklek.”

Liang tertegun. Tubuhnya tiba-tiba kaku. Ia tidak bisa bergerak.

“Sun Yu Yuan, Berani kau padaku? Apa yang... kau lakukan?!”

Novi terjatuh ke ranjang, memegangi lehernya yang memerah. “Huk... huk... astaga... kau benar-benar gila... Mau main bunuh aja... tanpa tahu apa-apa... Dasar pria bajingan, kenapa aku tak berani padamu? Kau bahkan berani ingin membunuhku.”

“Kau.. Bagaimana bisa mempelajari teknik ini? Apakah keluarga Sun mu sudah memprediksi nya?” geram Liang.

“Prediksi apa? Huh kau terlalu banyak bicara!”

Novi bangkit sedikit, masih lemas, tapi bibirnya tersenyum tipis.

1
mallaLa
ditunggu kelanjutannya thor jgn lama² up nya ya
Santy Susanti
hadeuuuh jadi jendral ko gak ada harga dirinya sm anak sendiri🤪🤪🤪🤪🤪🤪🤪
Santy Susanti
lg mengharu biru eh nyeletukbingus aduuuh gagal romantis dah🤪🤪🤪🤪🤪🤪
Santy Susanti
Hadeuuuh ini anak lg ngomong ma bapake juga matanya jelalatan cari separuh nafasnya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Santy Susanti
Hahaha bokapnya sm speklees🤣🤣🤣🤣🤣
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut...
Lala Kusumah
gustiiiiii eta malah mikirin ingus Yuan'er 😂😂🤭🤭
Lala Kusumah
takut lu ya jendral 🤭😂
dewi roisah
semangat menulis Thor
Dewiendahsetiowati
mau terharu malah gak jadi gara2 Sun Yu Yuan bilang ingus🤣🤣
Atik Kiswati
lnjt.....
Alan Banghadi
Air mata atau ingus🤣🤣🤣🤣🤣🤣
panty sari
yakin Yuan bukan anak jendral su soalnya ga dianggep banget
panty sari
Yuan ampe kepikiran tetesan ingus
Rai
terima kasih Thor

selepas menyelesaikan semua musuh, sisanya itu Jenderal sun dan keluarga nya harus menerima pembalasan daripada Sun Yu Yuan...harua
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Lyvia
dasar istri koplak, suami nanges malah dkira ingus 😃😃
Aeriah Kayla
kapan balas dendam ke keluarga nya Thor. dah nyampek episode 100an ni. semngat
Tiara Bella
makasih Thor up nya.... semangat ya up nya
hani chaq
setelah sy bolak balik ni cerita sampai mateng akhirnya up juga
makasih thor
up lagi juga ga nolak kok🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!