Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
Di sebuah perusahaan tepatnya di ruang CEO pemilik perusahaan itu baru saja menaruh hpnya di meja.
CEO itu bernama bima narutama seorang pengusaha yang sukses diusia yang sudah hampir menginjak empat puluh tahun dia masih betah hidup sendiri.
Tadi dia habis menelpon orang yang menabrak mobilnya benar saja mobil yang di tabrak Salwa tadi adalah mobil bima.
Khawatir Salwa tidak percaya bima mengirim kwitansi pembayaran perbaikan mobilnya dari bengkel langganan nya.
Bima mempersilahkan masuk saat terdengar suara dari balik pintu ruangan nya ternyata itu Danang asisten pribadi nya bersama pak Rozak.
Bima berdiri dan menjabat tangan pak Rozak.
"ada perlu apa mas Rojak kesini?"tanya bima setelah melepas pelukannya.
"aku ingin bicara sama kamu"jawab pak Rojak setelah dia duduk.
Bima menyuruh Danang membuatkan kopi untuk pak Rozak.
"mas Rojak ingin bicara apa?"tanya bima.
"dulu kamu pernah berjanji sama aku kan aku ingin menagih janjimu sekarang"kata pak Rojak langsung.
"apa itu mas?"tanya bima agar ragu perasaan nya sudah mulai nggak enak.
"aku ingin kamu menikah dengan anakku"jawab pak Rojak dan langsung membuat bima tersedak minuman nya.
"mas Rojak nggak salah bukanya anak mas Rojak masih kecil kenapa mau di nikahkan sama aku?"tanya bima tak percaya.
"karena hanya kamu yang bisa merubah dia jadi lebih baik"jawab pak Rojak"dia sudah besar bima umurnya sudah dua puluh satu tahun".
"itu masih muda banget mas kalau dengan aku selisihnya sangat jauh aku sama kamu cuma beda lima tahun".
"tapi aku yakin kamu dan anakku pasti cocok".
"apa dia akan mau sama aku,bisa di bilang aku pantas jadi ayahnya loh".
"itu urusanku yang terpenting kamu mau kan?".
Bima hanya mengangguk almarhum istrinya pak Rojak dulu sudah dianggap saudara bagi bima dulu saat bima nggak punya apa-apa almarhumah istrinya pak Rojak yang ada untuknya.
"kalau anakmu mau aku juga akan mau"janji bima dan membuat pak Rojak tersenyum.
dirasa sudah nggak ada yang di bicarakan pak Rojak pamit dia mau kembali ke kantornya lagi.
Malam harinya Salwa menemui pak Rojak di ruang kerjanya dilihat dari wajahnya Salwa terlihat sangat ragu tapi dia tetap ingin bicara sama pak Rojak.
"ada perlu apa kamu menemui papa kesini Salwa?"tanya pak Rojak sambil membuka kacamatanya dan menatap Salwa.
"aku mau minta uang pa"jawab Salwa.
"berapa?".
"lima puluh juta".
"untuk apa uang sebanyak itu Salwa?".
"untuk..".
"pasti mau kamu gunakan untuk foya-foya "tebak pak Rojak"papa nggak akan kasih lagian kemarin kamu juga sudah habis kan uang banyak jadi papa nggak akan kasih".
"tapi pa kalau aku nggak dapat uang itu aku bisa".
"papa nggak peduli itu urusan kamu"pak Rojak memotong perkataan Salwa sambil berdiri menghadap ke jendela.
"aku mohon untuk kali ini saja"rengek Salwa.
"walaupun kamu memohon papa nggak akan kasih".
"tapi pa aku harus cari uang kemana aku mohon pa".
"papa akan kasih uang itu tapi dengan syarat".
"apa syaratnya pa?"tanya Salwa cepat.
"kamu mau menuruti papa menikah dengan orang yang papa pilihkan untukmu"jawab pak Rojak dan langsung membuat Salwa terbelalak bahkan Salwa tak percaya dengan pendengaran nya.
"papa tega amat sama aku cuma lima puluh juta papa mau jual aku"keluh Salwa tak habis pikir dengan pikiran papanya.
"terserah kamu saja kalau kamu mau papa akan kasih uang itu kalau nggak jangan berharap minta ke papa".
Salwa keluar dari ruang kerja pak Rojak dengan kesal dia pergi kekamarnya dia marah-marah sendiri di kamarnya tak lama hpnya bunyi ada satu pesan yang tertulis kapan dia akan membayar uang perbaikan mobil.
Salwa melempar tubuhnya ke atas ranjang dia tatap langit-langit kamar nya kemana lagi dia mencari uang sebanyak itu hanya papanya yang bisa bantu dia tapi papanya malah kasih syarat yang nggak masuk akal.
Salwa mencoba memejamkan matanya berharap bisa tidur besok dia akan pikirkan lagi.