NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:27.2k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Bawah Bayang - Bayang Wanita Itu

Pagi di kantor tak pernah benar - benar hangat bagi Rania. Meski matahari menembus kaca tinggi dan menyinari ruang kerjanya, suasananya tetap dingin. DIngin sorot mata sinis, lirikan tak ramah, dan bisik - bisik yang selalu berhenti ketika ia lewat.

Rania bekerja di perusahaan keluarga, milik mertuanya. Sebuah perusahaan kontraktor besar yang kini sedang ekspansi ke proyek - proyek pemerintah. Sejak dulu, sang mertua.. Pak Martin, meminta Niko untuk perlahan menggantikan dirinya memimpin perusahaan. Tapi Niko selalu menolak, dengan alasan "ingin fokus pada hal lain". Padahal semua orang tahu, hal lain itu adalah bisnis kecil - kecilan yang belum pernah jelas keuntungannya.

Dan seperti biasa, Rania yang harus turun tangan.

"Rania, kamu bantu Bapak dulu ya," kata Pak Martin waktu itu

"Tolong review proposal proyek jalan tol, Niko nggak bisa."

Sejak saat itu, satu demi satu tanggung jawab besar dilemparkan ke Rania.. tanpa jabatan, tanpa pengakuan, seolah ia hanya perpanjangan tangan tak terlihat. Bahkan stempel pun masih atas nama Niko.

Hari ini pun begitu. Saat Rania tengah memeriksa tumpukan laporan proyek, seorang rekan kerjanya, Dina, masuk tanpa mengetuk.

"Bu Rania, Pak Bram mau presentasi jam dua. Tolong Ibu aja yang mendampingi, Pak Martin mintanya begitu."

Rania mengangguk sopan.

"Oke, terima kasih, Dina."

Namun Dina hanya melempar senyum setengah bibir sebelum melengos pergi. Pintu ditutup agak keras. Tidak ada ucapan "sama - sama".

Rania sudah terbiasa. Di kantor ini, statusnya sebagai menantu pemilik perusahaan tak pernah benar - benar menjadi perisai. Bahkan sebaliknya.. itu menjadi alasan untuk membenci. Di balik meja - meja kubikel, orang - orang memandangnya bukan sebagai perempuan cerdas dan pekerja keras, tapi sebagai perempuan yang merebut Niko dari Wulan.

Wulan... nama itu masih menggaung bukan hanya di rumahnya, tapi juga di lorong - lorong kantor. Mantan istri Niko yang dulu sempat menjadi sekretaris direksi. Dicintai banyak orang. Disayang oleh Pak Martin dan Bu Ayu. Dikenal ramah dan cantik. Bahkan setelah mereka bercerai, Wulan masih menjadi semacam hantu yang hidup di perusahaan ini.. hantu yang membuat siapa pun yang datang setelahnya, termasuk Rania, tidak pernah cukup baik.

Rania tahu semua itu, tapi ia tak pernah mengeluh. Ia datang paling pagi dan pulang paling akhir. Ia hafal setiap angka dalam laporan keuangan, dan tahu letak kesalahan sebelum orang lain sadar ada masalah.

Tapi setiap kali rapat, pujian tetap jatuh pada Niko.. yang tak pernah hadir. Dan ketika proyek berjalan lancar, yang disebut di depan forum adalah "tim divisi lapangan" tanpa menyebut namanya. Sementara ketika ada kesalahan sekecil apa pun, suara Pak Martin dan Bu Ayu terdengar keras.

"Rania, tolong jangan sembrono. Kita ini perusahan besar, bukan tempat main - main."

Padahal bukan Rania pelakunya, tapi... siapa yang peduli?

...****************...

Sore itu, Rania berdiri di depan cermin kecil di toilet wanita, merapikan rambut yang mulai kusut. Di balik pantulan cermin, pintu terbuka, dan dua staf perempuan masuk, tidak sadar Rania ada disana.

"Sumpah ya, kalau gue jadi Wulan, gue nggak akan balik sama Niko. Dia kan udah nikah sama perempuan itu."

"Hah? emang mau balikan? terus nasib si Rania gimana?"

"Kayaknya mau balikan, soalnya Bu Ayu teleponan terus tuh sama mantan menantunya, mana mesra banget lagi ngomongnya."

"Jadi si Rania bakalan dibuang aja, gitu?"

"Bisa jadi, kalau Wulannya mau. Hubungan Pak Niko dan Wulan itu lebih kuat, soalnya ada anak mereka berdua.."

Rania tak bergeming. Ia hanya tersenyum samar, bibirnya sedikit bergetar. Lalu keluar dari toilet setelah dua staf itu keluar, dengan langkah tenang.

Ia tahu, dunia ini tidak adil. Tapi setidaknya, ia tahu ia masih bisa bertahan. Dan kadang - kadang bertahan adalah satu - satunya bentuk perlawanan yang tersisa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam turun pelan di langit kota, menenggelamkan gedung - gedung dalam kabut tipis dan kelap kelip lampu jalanan. Suara kendaraan mendengung pelan, seperti nyanyian muram yang mengiringi detak jantung Rania yang mulai retak.

Ia duduk diam di dalam mobilnya yang usang, sedan tua keluaran tahun dua ribuan, catnya sudah pudar, jok belakangnya mulai mengelupas, dan radio yang tak lagi bisa menangkap siaran dengan jernih. Tapi mobil itu satu - satunya tempat di mana ia bisa menangis dengan bebas. Tempat dimana tak ada mata memandang, tidak ada telinga yang menilai, dan tidak ada nama Wulan yang tiba - tiba muncul seperti kutukan.

Rania masih menggenggam setir, tidak langsung menangis. Hanya duduk, mematung, membiarkan napasnya tertahan di dada yang sesak. Ada yang mengganjal, menggumpal di tenggorokan. Seperti kata - kata yang sudah lama ditahan dan kini memberontak. Dan akhirnya, pelan.. sangat pelan... air matanya menetes ke pipi, tanpa isak, tanpa suara.

Air matanya jatuh, bukan hanya karena penghinaan dan tatapan sinis di kantor, bukan hanya karena tidak dianggap meski ia telah mengerjakan semuanya dengan sempurna. Tapi karena ada rasa hancur yang tak bisa ia bendung lagi.. rasa dikhianati. Disingkirkan. Dibandingkan dengan perempuan lain yang tak juga lenyap, bahkan setelah sekian tahun.

Wulan.

Nama itu terus menggema di kepala Rania, seperti pukulan godam yang menghantam dadanya. Wulan di ranjangnya, Wulan di kantor tempat ia bekerja mati - matian. Wulan yang tak pernah gamblang diucapkan, tapi terus hidup di setiap sudut yang membuat mereka dibandingkan, dan selalu Wulan pemenangnya.

Rania mengusap wajahnya menggigit biar agar tidak menangis lebih keras. Hatinya berkata, cukup. Ia ingin berhenti. Ia ingin menyerah. Ia ingin keluar dari neraka yang disebut keluarga dan pekerjaan itu.

Ia sudah memutuskan malam itu, besok ia akan mengundurkan diri. Menyerahkan surat pengunduran diri kepada Pak Martin. Melepaskan semuanya. Biarlah Niko dan Wulan dalam ranjang yang sama, di kantor yang sama. Ia tak ingin menjadi bagian dari cerita yang terus menyakiti dirinya.

Tapi saat tekadnya sudah membulat kokoh, ponselnya bergetar. Nama Ibu muncul di layar.

Dengan suara yang masih parau, Rania mengangkatnya. "Hallo, Bu..."

Suara dari ujung sana terdengar lelah, serak, dan penuh keraguan.

"Maaf, Rani... Ibu ganggu. Tapi.. bisa nggak, kirim uang buat bayar listrik sama beli beras? Bapak juga besok harus kontrol ke dokter."

Rani terdiam. Dunia seolah membekukan segalanya. Sesaat lalu, ia siap mundur. Tapi suara ibunya yang renta, bayangan Bapaknya yang terbaring sakit tanpa penghasilan, menariknya kembali ke bumi.

"Rani ngerti, Bu," ucapnya, menahan sesak. "Besok Rani kirim, ya."

Setelah telepon terputus, Rania menatap bayangannya sendiri di kaca spion. Mata yang sembab, bibir yang pucat. Tapi dibalik semua itu ada seorang anak yang tak bisa meninggalkan orang tuanya kelaparan.

Sudah lama Rania memendam keinginan untuk bekerja di tempat lain.. tempat yang tak ada hubungannya dengan keluarga suaminya, tempat di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri, bukan sekadar menantu dari pemilik perusahaan. Tapi keinginan hanya tinggal keinginan.

Mencari pekerjaan di luar sana bukan hanya sulit, tapi nyaris mustahil baginya. Bukan karena ia tak mampu, tapi karena posisinya terlalu terikat. Selama ini, uang nafkah yang diberikan Niko setiap bulan bukan berasal dari hasil kerja keras pria itu, melainkan dari kantornya.. kantor milik orang tuanya. Jumlahnya pun tak seberapa, hanya cukup untuk kebutuhan dasar, tapi cukup untuk membuat Rania tak punya celah untuk melawan.

Dan itulah kuncinya, ketergantungan. Selama ia masih menerima uang itu, berarti ia tunduk. Selama namanya masih terikat dalam struktur karyawan perusahaan mertua, berarti ia tak berhak menentukan arah hidupnya sendiri. Jika ia keluar, ia bukan hanya kehilangan pekerjaan, tapi juga satu - satunya sumber penghasilan..yang sekaligus menjadi alat kontrol Niko atas hidupnya.

Bekerja di luar kantor keluarga bukan sekadar tak diizinkan, itu dicap pengkhianatan, yang berujung Niko hukum dengan cara yang tak kasat mata.. dingin, perlahan, dan menyakitkan.

Mengingat itu semua, Rania menyandarkan kepalanya di setir mobil.Menangis lagi. Tapi tangis kali ini bukan karena putus asa. Tangis ini adalah harga dari pilihan, bertahan demi orang tua yang tak tahu apa - apa tentang luka yang ditanggung anaknya.

(Bersambung)...

1
Mundri Astuti
tuh kan ...kasian Rania lukanya dalem banget...
jadi korban org disekelilingnya yg egois
Jumiah
aneh mn ad rmh sakit di bayar sma kalung ,
walau pun kalung berlian ,dasar gelo...
Lily and Rose: Hehehe… buat jaminan saja Kak, berhubung Niko dan keluarganya sudah gak punya uang sementara Bapaknya butuh pertolongan cepat 😆
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kan kan kehilangan semuanya rania kamu harus bahagia harus
Mundri Astuti
biar rasa pada, demen banget manfaatin org seh, palagi perempuan malang kaya Rania, di keluarganya ngga dianggap ...
Jumiah
seharusx rania jangan kirim banyak2 jd salah sangkan ,keenakan adikmu poya2
Jumiah
iy rania buka lembaran baru
rugi klo kmu ,patah hati ...
patah tumbuh hilang bergati
yg lebih baik banyak di luar sna ...
biar tau rasa lelaki bodoh yg ,
sdh mendustai mu...
liat kmu bahagia dan sukses..
Lily and Rose: Halooo.... terima kasih sudah komen dan dukungannya untuk novel Rania ya /Heart//Heart//Heart/.. semoga suka dengan episode-episode selanjutnya, jangan lupa like, vote, saran, dan kritiknya ya... terima kasih /Pray//Kiss/
total 1 replies
Mundri Astuti
jangan ketemuin Rania dan aksara Thor....

biar askara belajar menghargai seorang wanita...dah tau Rania ngga punya siapa", tdk dianggap mertua dan suaminya, diselingkuhi lagi...ni malah menambah luka...
Lily and Rose: Bener sih, Askara emang tega banget /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
pergi yg jauh rania ,bangit jadikan itu ..
monipasi untuk maju ,biarkan berlalu
jangan jd kn untuk penghalang untuk maju .
buktikan kesuksesan walau tampa mereka ..jangan putus asa ...
klo cari pasangan ,selexi dulu sebelum.
rania berikan hati..jangan patah hati rugi...
masih banyak yg lebih baik dri sebelum x
Lily and Rose: Setuju Kak, semoga Rania mendapat kebahagiannya ya Kak... kasihan udah terlalu banyak menderita dia /Sob/
total 1 replies
Heny
Aqu suka alur nya smg Rania bahagia
Lily and Rose: Kakak... terima kasih untuk dukungannya yaaaa /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Heny
Rania sdh tau tuan Baskara km hanya nemanfaatkan nya
Emi Susanti Ahf
sedihnya ya tuhan...😢😢
Lily and Rose: Kisah Rania emang bikin sedih ya Kak /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiannya ya nanti. Terima kasih untuk komen dan dukungannya ya Kak. Jangan lupa vote, like, komen di episode-episode selanjutnya /Heart/
total 1 replies
Mundri Astuti
buka lembaran baru Rania...carilah kebahagiaanmu sendiri....bahagiakan dirimu dan keluargamu saja...

next thor
Lily and Rose: Semoga Rania bisa mendapat kebahagiannya ya /Heart/... terima kasih untuk komen dan dukungannya Kak /Kiss/, jangan lupa vote, like, dan komen di episode-episode selanjutnya ya... /Heart/
total 1 replies
Halimatus Syadiah
lanjut nya jangan lama lama ya. sekalian ditambah bannya. makin penasaran
Lily and Rose: Siap Kakak.... /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kasihan rania di manfaatkan pergi yg jauh rania buktikan kamu bisa walaupun tidak dukungan dr pihak mertua dan keluarga sendiri bukti dengan kesuksesan mu rania aku jd sedih bacanya
Lily and Rose: Sedih banget Kak kisah Rania ini /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiaannya ya...
total 1 replies
Aether
yah begitulah
Aether
fufuuu syudah tyelat
Novita Sr
salah siapa murahan banget sih kamu Rania .. akhirnya sakit hati lagii kan
Lily and Rose: Siap Kak, Rania nya salah langkah ya /Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
setiap kebusukan akan kecium bau x ..
secepat x rania mencium x .dan pergi sejauh mungkin ,dan menemukan orang tulus ingin bersamamu mu rania
dan setia siap menjadi frisai mu..rania..
Heny
Kalau km nyaman dng Askara terima dia jd pendampingmu
Heny
Up terus y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!