NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

Namun tidak bisa dicegah lagi, gerombolan kupu-kupu itu telah Kutabrak dengan begitu kerasnya hingga membuat pandanganku terasa buram tatkala tersorot cahaya terang yang berasal dari kawanan kupu-kupu itu.

Dapat Kurasakan tubuhku sedikit terhuyung, Kupikir diriku bakalan terjatuh ke tanah namun dugaanku salah tatkala Kurasakan uluran tangan Seseorang yang sedang memegangi kedua tanganku dan menopang tubuhku sehingga tidak sampai menghantam tanah.

"Ara, apakah Kau baik-baik saja?", seru sebuah suara yang terdengar sangat familiar bagiku.

Kukerjab-kerjabkan kelopak mataku berkali-kali hingga secara perlahan semuanya tampak begitu jelas dalam pandanganku. Ternyata dugaanku juga tidak salah, bahwa kini Andi memang benar-benar berada di hadapanku.

"Hei, tolong jawablah...jangan membuatku khawatir Princess", seru Andi lagi. Lalu pandangan Kami pun saling bertemu satu sama lainnya, dapat Kulihat sorot matanya yang penuh kekhawatiran.

"Andiii, ternyata ini Kamu..", ujarku gembira yang tanpa sadar secara spontan Kupeluk dirinya erat-erat.

"Huhuhu..hiks, huhu"

Tanpa bisa dibendung lagi seketika tangisku langsung pecah begitu saja, kesal sekaligus lega bercampur menjadi satu memenuhi rongga dadaku.

Pasalnya Kupikir tidak akan bisa pulang dengan selamat atau bahkan bertemu kembali dengannya dan juga Papa. Tetapi ternyata semua tanpa sadar sudah Kulalui begitu saja.

Jika dipikir-pikir lagi selain karena doaku tadi yang didengar tuhan, semua juga berkat bantuan dari kawanan Kupu-kupu itu yang menuntunku untuk dapat keluar dari dalam hutan.

'Eh, dimana kawanan kupu-kupu itu ya?'

Tangisku langsung berhenti dan Aku segera bangkit berdiri dan melepaskan diri dari pelukan Andi yang membuatnya tampak memandangku bingung.

Kuarahkan pandanganku ke segala penjuru tempat ini, namun tidak dapat Kutemukan keberadaan Mereka sekali pun. Hanyalah Moni saja yang masih berada di dekat kakiku.

"Ada apa Ara?, kenapa Kamu seperti sedang kebingungan mencari sesuatu", tanya Andi dengan alis sebelah yang terangkat.

"Apakah tadi Kamu melihat segerombolan kupu-kupu sewaktu kedatanganku ke sini?", tanyaku penasaran padanya. Sedangkan jika dilihat dari sorot matanya, Dia tampak semakin kebingungan dengan kepala yang celingukan ke sana ke mari.

"Kupu-kupu?", tanyanya balik.

"Iya, sekawanan kupu-kupu dengan berbagai warna yang indah dan semuanya memiliki corak keemasan di ujung sayapnya", jelasku padanya.

"Oh ya, diantara kawanan kupu-kupu dengan ukuran besar itu ada seekor kupu-kupu yang ukurannya jauh lebih besar di antara yang lainnya, dengan sayap yang bewarna biru langit dan memiliki corak emas yang jauh lebih banyak dari pada yang lainnya", imbuhku yang membuatnya langsung mematung dengan sorot mata seperti menerawang jauh dalam pemikirannya.

"Heii, Andi. Apakah Kamu melihatnya pergi ke arah mana sekarang?", tanyaku sekali lagi padanya, yang sontak saja membuyarkan lamunannya itu dan membuatnya gelagapan.

"Eh, hooh..tidak. Sama sekali tidak Kulihat kupu-kupu walau seekor pun", jawabnya dengan kikuk.

"Tapi, bagaimana bisa? Padahal jelas-jelas tadi menuntunku kembali ke sini dan bahkan sempat Kutabrak sebelum limbung", gumamku yang tidak percaya begitu saja.

"Aku berani bersumpah Ara bahwa diriku tidaklah mengatakan kebohongan sedikit pun padamu", ujarnya dengan tatapan serius.

"Memangnya dimanakah Kamu tadi menemukan kawanan kupu-kupu itu?", tanya Andi lagi.

"Tadi ketika Aku ingin melihat apakah dirimu sudah sampai di luar sini tiba-tiba saja Moni pergi ke dalam hutan, Aku yang berada di sini Seorang diri pun terpaksa mengejarnya dan tanpa sadar telah masuk lebih jauh ke dalam hutan", jelasku panjang lebar padanya.

"Astaga Ara, tolong maafkan diriku yang bodoh ini karena terlalu lama meninggalkanmu untuk mencari makanan di dalam hutan", sesal Andi dengan raut wajah sedih.

"Baiklah, Andi. Lagian itu juga sudah terlanjur, tidak perlu disesali. Untung saja Aku dapat kembali ke sini", gumamku.

"Terima kasih Ara, Kamu sungguh pengertian", ujar Andi dengan senyum termanisnya.

"Eh, lalu apa yang selanjutnya terjadi?", tanya Andi kembali dengan penuh antusias.

"Ketika diriku berhasil menemukan dan menangkap Moni yang telah berhenti kabur dan tengah memakan rumput, saat itu pula diriku menyadari bahwa telah masuk terlalu jauh ke dalam hutan", jelasku padanya.

"Meski rasa takut dan cemas menghampiriku namun segera Kutepis. Aku pun segera meraih Moni dalam dekapanku dan berjalan tanpa tentu arah dengan hanya mengandalkan insting semata", lanjutku.

"Namun, awalnya karena merasa kehausan Aku bersama Moni akhirnya mencari sumber mata air untuk mengisi dahaga dulu. Di sungai dengan air jernih yang ada di dalam hutan itu, tadi sepertinya ada orang aneh yang sempat mengawasiku secara sembunyi-sembunyi dari balik batu yang berada di pinggir sungai", imbuhku lagi.

"Seseorang bersembunyi di antara batu yamg ada di sungai?", tanya Andi menyela ucapanku yang sepertinya untuk memastikan suatu hal.

"Apakah bisa Kamu jelaskan lebih detailnya?", tanyanya lagi.

"Emm.., itu saja sih yang Kutahu. Itu pun karena Aku tadi menyadari keberadaannya berdasarkan dari surai pirangnya dari dalam air jernih yang ada di sekitaran batu besar. Selebihnya Aku tidak tahu seperti apa wajahnya karena Kupikir Dia tampak pemalu atau bahkan penakut", jelasku lagi yang membuatnya tiba-tiba tidak bergeming dengan sorot yang sulit diartikan.

"Eh, tapi jika dirasa-rasa sepertinya ada yang janggal deh. Coba bayangkan saja, untuk apa juga Seseorang berendam sangat lama di dalam air", gumamku sendiri tanpa merasa perlu ditanggapi karena Andi sepertinya juga sudah tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

"Meski berkali-kali Kucoba untuk memancingnya keluar namun Dia tetap saja tidak mau menunjukkan dirinya, akhirnya Aku menyerah dan setelah Kurasa hausku hilang, Aku kembali melanjutkan perjalanan tanpa tentu arah itu hingga sampai di sebuah hamparan bunga yang sangat luas", jelasku yang membuat sorot matanya tiba-tiba berbinar.

"Apakah Kamu mengingat secara jelas ciri-ciri dari tempat itu?", tanyanya dengan menggebu-gebu.

"Awalnya Aku berjalan tanpa sadar dengan harapan yang hampir pupus untuk dapat kembali pulang, tiba-tiba saja Kutemui di depan sana suatu hamparan bunga dengan ukuran bunga yang sangat besar dan semerbak wanginya juga telah tercium dari jarak yang lumayan jauh", seruku.

"Karena Aku sangat menyukai segala jenis bunga, segera Aku hampiri hamparan itu dan ketika diriku menyentuh kelopak bunga-bunga itu secara mengejutkan Seekor kupu-kupu dengan ukuran yang lebih besar dari pada Moni menghampiriku", jelasku lagi dengan begitu detail.

"Tidak hanya itu, bahkan Kupu-kupu dengan warna biru langit itu juga sempat mengelilingi diriku sejenak sebelum segerombolan kupu-kupu dengan ukuran sedikit lebih kecil darinya datang kepadaku yang entah berasal dari mana. Tidak berselang lama Mereka kembali mengitari tubuhku dan terbang dengan cepat di depanku seolah-olah ingin diriku untuk mengikutinya", ujarku.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!