NovelToon NovelToon
Vendrell'S Canvas

Vendrell'S Canvas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reenie

Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.

“Jangan bergerak.”

Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.

Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.

Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.

“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.

Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.

Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Liora Kebingungan

Liora menatap ponselnya yang dari tadi pagi tak berhenti bergetar. Semua non-tifikasi dari IG masuk karena komentar-komentar itu.

Banyak pesan yang masuk dari Drevian dan panggilan tak terjawab tapi Liora tak memperdulikan itu. Sekarang mentalnya melemah, Ia merasa dikucilkan.

Sudah lima hari Ia tak keluar dari kamarnya dan tidak berani menjaga toko bukunya bersama Livia. Kadang bangun saja kesiangan sampai Ia tak selera untuk makan.

Livia selalu membujuknya tapi Liora tidak mau. Ia tahu jika dia turun kebawah tokonya, yang ada malah gosip membara tentang dirinya dengan Drevian.

Ini hari ke lima Liora menjauh dari Drevian. Ia ingin memutuskan hubungannya dengan Drevian dengan cara menjauh. Tidak membalas pesannya dan tidak mengangkat teleponnya.

"Liora, kamu sudah bangun?"

Livia masuk ke kamar Liora pukul 10.00 WIB itu, Ia melihat Liora sedang duduk diranjangnya sambil menatap dirinya dicermin.

"Ini bukan seperti Liora yang aku kenal." ujar Livia

Liora belakangan ini tidak ingin banyak bicara. Terlepas dari komentar negatif itu membuatnya merasa terpuruk. Apalagi hanya sedikit orang yang mendukungnya.

"Livia aku ingin sendiri." ujar Liora pelan sambil menunduk.

Livia lalu meng-iyakan dan pergi ke bawah meninggalkan Liroa sendirian dikamarnya.

Evianne Books belakangan ini sepi pelanggan. Ada kaitannya dengan masalah Liora. Karena fitnah seorang perempuan itu, beberapa orang jadi percaya kalau Evianne Books melakukan sesuatu hal yang tidak berkenan supaya pelanggan mereka banyak padahal itu semua fitnah.

Hanya ada Ibu Veli sebagai pendamping Livia. Walaupun Liora yang merasakan sakit, tapi Livia juga merasakan itu. Baginya masalah sahabatnya berarti masalahnya juga.

"Non, dimana Liora?" tanya Ibu Veli sambil membantu Livia menyusun buku ke rak.

"Liora masih dikamarnya, Bu. Dia belum berani keluar." ujarnya pelan

"Oh karena gosip itu, ya? Kasihan banget Liora."

"Sudah hampir lima hari ini Liora tidak keluar dari kamarnya, Bu. Dia merasa sakit hati difitnah seperti itu." balas Livia.

Livia sudah mulai merasa bahwa pelanggan mereka semakin hari semakin sepi. Hanya ada beberapa orang yang berkunjung. Bahkan buku-buku mereka tidak dibeli oleh pelanggan lagi.

Kini pendapatan mereka semakin sedikit. Karena gosip yang tidak benar itu, Evianne Books pun ikut kena imbasnya.

Dikamar, Liora merasa terpuruk. Setiap harinya komentar itu selalu menusuk hatinya. Bukannya malah membaik tapi malah semakin buruk.

Ponsel yang bergetar setiap menit, membuat hati Liora semakin tenggelam. Jari-jarinya tak sanggup lagi membalas komentar pedas itu.

Semua orang ingin dijauhinya termasuk Livia. Liora merasa menyesal karena sudah ditato oleh Drevian tanpa memikirkan konsekuensinya.

Tidak terasa, seminggu berlalu. Liora hari ini memutuskan untuk memberanikan diri keluar dari kamarnya. Kalau dia begini terus, yang ada Selena malah tambah merasa menang.

Ia perlahan kembali membuka hati dan menyingkirkan semua komentar negatif itu dikepalanya.

Pagi itu, Liora bangun lebih cepat. Ia lalu mandi dan memakai baju kerjanya seperti biasa kemeja dan celana panjang menutupi tato lengannya.

Saat Liora turun dari tangga, Livia memegang tangannya dari belakang dan tersenyum mengajaknya turun bersama.

"Liora, sudah seminggu aku menunggumu." ujar Livia

Mereka melewati rak buku kecil itu dan mengerjakan pekerjaaan mereka. Liora menyusun buku baru dan membersihkan sebagian rak yang berdebu.

Hari itu pelanggan sepi. Hanya ada satu dua orang saja termasuk ibu Veli. Liora sudah menebak kejadiannya akan seperti ini. Kericuhan di toko buku mereka membuat pelanggan menjadi sepi.

"Liora... Kamu sudah membaik?" tanya Ibu Veli sambil memeluk Liora dan Liora membalas pelukan itu.

"Iya, bu. Aku udah membaik kok." jawabnya

"Ya ampun Liora. Mata kamu kok merah gitu? Kamu sering nangis ya?"

Liora mengusap matanya dan menahan tangis

"Ibu kenapa tetap disini?" tanya Liora pelan

"Liora, ibu tahu kamu itu bagaimana. Ibu tidak termakan gosip kayak pelanggan-pelanggan kamu." ucap Ibu Veli sambil mengelus punggung Liora.

Di meja kasir, ponsel Liora terus berdering. Bukan dari komentar IG melainkan dari pesan WA Drevian yang sudah seminggu tidak dibalas Liora.

"Liora, Drevian nelpon kamu." ujar Livia

"Biarin aja, Liv. Aku tidak mau membalasnya lagi."

Livia mematikan ponsel Liora dan mendekat Liora. Ia menyuruhnya untuk duduk dipojok baca sementara Ibu Veli membantu menyusun buku baru.

"Livia, aku ingin memutuskan hubungan dengan Drevian."

"Kenapa? Kamu yakin? Itu kesalahpahaman Liora." ujar Livia

"Aku tahu tapi nama baik Drevian hancur gara-gara aku. Coba saja waktu itu aku tidak mentato disana. Coba saja waktu itu aku tidak kepikiran untuk membuat tato pasti akhirnya tidak begini." ucapnya terisak

"Liora tolong ya ini bukan akhir. Buka matamu Liora, ini bukan salahmu. Kau tahu? Kakaknya Drevian itu tidak menyukai Selena sedikitpun karena dia tahu bagaimana sifat Selena." balas Livia

"Aku bingung harus bagaimana."

Livia kembali ke kasir dan mengambil ponsel Liora memberikan padanya.

"Begini saja. Sekarang balas chat Drevian, bilang kamu baik-baik aja."

Liora membuka WA nya setelah seminggu tidak Ia buka. Banyak sekali pesan Drevian masuk dan panggilan tak terjawab dari Drevian. Pesan terakhir Drevian dikirim pukul 06.00 WIB tadi

"Liora, tolong balaslah. Kamu baik-baik saja kan?"

Liora pun membalas

"Iya. Maaf seminggu ini aku merasa tidak enak badan."

Tak lama, Drevian menerima pesan itu setelah seminggu. Wajahnya kembali berseri dan cepat membalas pesan itu.

"Kamu sakit lagi? Aku ke sana ya."

"Tidak perlu, Drev." balasnya

"Liora aku mohon jangan menjauh."

"Aku tidak menjauh. Aku hanya jaga jarak." balasnya lagi

Drevian merasa sakit hati dengan balasan singkat Liora. Sama saja dia menjauh dari Drevian karena masalah itu.

Sebenarnya Drevian juga sudah melihat postingan dan komentar itu tapi Ia tak membalas. Ia menyerahkannya pada Zeke.

Seminggu itu, Drevian hanya memperhatikan ponselnya berharap Liora membalas pesannya tapi yang ada hanya notif SMS dari telkomsel.

Drevian juga menutup diri diruangannya. Tak ingin berinteraksi dengan orang lain termasuk Zeke dan Ronan orang kepercayaannya.

Tapi hari ini, Drevian keluar dari ruangannya. Ia berjalan ke bawah dan menemui Zeke yang sedang memberi arahan pada Ronan.

"Bos..." ujar Zeke gugup

"Bos, anda sudah membaik? Bagaimana Liora? Apakah-"

"Liora sudah membalas pesanku. Dia bilang dia tidak enak badan. Dia menjauhiku." ujar Drevian pelan

"Bos, belakangan ini pelanggan kita sepi. Kalau yang datang pelanggan perempuan, mereka pasti menggosip tentang Liora. Tapi ada juga pelanggan perempuan kita yang membela Liora, bos. Mereka menanyakan anda kenapa tidak pernah keluar dari ruangan." ujar Zeke

"Aku tidak mengerti kenapa masalah ini selalu menimpaku."

Saat Drevian dan Zeke berbincang, ada langkah kaki terdengar. Langkah kaki seorang perempuan yang tidak asing. Perempuan itu menerobos masuk dengan pakaian kerjanya serta rambut terurai. Tak lain itu adalah Selena.

"Selena? Ngapain dia kesini lagi?" Zeke terkejut

"Seminggu ini dia tidak datang, bos. Tapi sekarang dia mau ngapain?"

Perempuan itu berjalan ke arah Drevian melewati Ronan yang sedang mengerjakan desain pada pelanggan. Hari ini pelanggan mereka hanya kedatangan satu yaitu pelanggan perempuan yang berada dipihak Liora.

"Wanita ja*lang itu mau ngapain lagi sih kesini." ujar pelanggan perempuan itu.

Ronan mendengarnya tapi mengabaikannya dan tetap melanjutkan desain tato bunga mawar yang diukir dilengan pelanggan perempuan itu.

1
Mahākavi
yaa bisa jadi kan dre ? siapa tau /Proud/
Mahākavi
di jengukin gk yaaa /Smile/
Mahākavi
muncul orang ke 3 kah ?
Reenie: Iya...
Siapakah Selena itu?😵
total 1 replies
Mahākavi
ohh drevian sukanya yg menutup aurot kali /Smile/
Mahākavi
anak orang kaya ternyata
Mahākavi
anjayy makanan macam apa tuh
Mahākavi
kuras hartaku sayang /Drool/
Mahākavi
cieeee /Smile/
Mahākavi
/Smile//Smile//Smile/
Mahākavi
Drevian bilang kalo liora tuh kanvasnya ?
waw sih
Mahākavi
PDKT macam apa ini hah /Facepalm/
Mahākavi
sedihhh
Mahākavi
Drevian ini tuh demen ama Liora kah ?
Mahākavi
sarafnya kecepit /Scowl/
Mahākavi
astagaaa Drevian apaan bgt dah. ngakak tiba² nyuruh pergi /Facepalm/
Mahākavi
sip, tetap terapkan sikap bounderis Liora /Chuckle/
Mahākavi
abang ini emang effortless banget yee, minta no WA segala undang Liora /Facepalm/
Mahākavi
singkat amat bang ucapanmu /Hey/
Mahākavi
aing juga ikut curiga
🌈Ros•_Mendrofa¹²⁴⁷
semangat kak/Smile//Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!