Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Titik lima dan simbol yang berkembang (perjalanan baru)
Setelah seminggu meninggalkan Neo-Arcadia, Drone Varian 7 kini hanyalah setumpuk besi yang melaju lambat. Mereka telah mematikan hampir semua sistem transmisi untuk menghindari pelacakan. Di dalam kokpit yang sempit, Elara dan Kael hidup dengan bekal yang minim dan hanya dipandu oleh koordinat manual.
Mereka berada di tengah hamparan gurun garam yang luas tempat yang tidak pernah dipetakan oleh Aether Corp, jauh di luar jangkauan sinyal Neuro-Link apa pun.
"Kita harus segera mencari Titik Lima, Elara. Baterai drone hampir habis, dan aku sudah makan makanan kemasan dari ranselku yang terbuat dari debu sintetis. Aku butuh makanan nyata," gerutu Kael, yang kini terlihat sedikit lebih santai tanpa tekanan sistem Aether Corp, tetapi tetap terikat pada rutinitasnya.
Elara memegang Senjata Simbol, membiarkan cahaya keemasan yang samar membimbingnya. "Ingatanku mengatakan Titik Lima tidak berada di atas peta Kael. Itu tersembunyi, sangat tersembunyi. Di bawah permukaan."
Setelah kehancuran Krono-Cipta dan runtuhnya Aether Corp, Elara merasa Kronometri-nya jauh lebih stabil dan kuat. Dia tidak lagi takut pada sentuhannya; sentuhan kini terasa seperti bahasa yang ia kuasai.
Dia memejamkan mata dan memanggil Jembatan Memori ke peta yang ia lihat di Nexus ibunya.
Titik Lima. Simbol yang muncul: Dua Tangan Terbuka.
"Titik Lima adalah Kawah Kerajinan," kata Elara, membuka mata. "Itu adalah tempat para seniman dan pembuat code bersembunyi. Mereka tidak lagi menggunakan teknologi modern. Mereka menggunakan yang kuno."
"Kawah Kerajinan? Itu berbau seperti fiksi ilmiah era pra-digital," Kael mengerutkan kening, tetapi memasukkan koordinat yang dipandu Elara ke sisa navigasi drone.
Mereka tiba di sebuah depresi besar di gurun garam. Permukaannya pecah-pecah, tetapi di tengah kawah, ada oasis yang mengejutkan: sebuah desa kecil yang terbuat dari bahan-bahan yang ditemukan dan didaur ulang, ditenagai oleh energi matahari kuno.
Kael mendaratkan drone itu di luar desa.
Saat mereka mendekati desa, mereka melihat penduduknya. Bukan hacker yang memakai neon, melainkan orang-orang yang mengenakan kain alami, wajah mereka dihiasi tato geometris. Mereka semua sibuk: menenun kabel, memahat kristal, dan membangun sirkuit dari pasir yang dilebur.
Seorang wanita paruh baya dengan tato geometris kompleks di wajahnya mendekati mereka. Dia memancarkan aura kehangatan yang sangat kuat sehingga membuat Elara nyaman.
"Selamat datang, Elara," kata wanita itu, suaranya lembut. "Kami adalah Titik Lima. Kami adalah pembuat code yang menggunakan tangan, bukan interface. Panggil aku Bunda Mater."
"Anda sekutu ibu saya?" tanya Elara.
Bunda Mater tersenyum. "Kami adalah muridnya. Ibumu, Aurora, mengajarkan kami bahwa code terbaik adalah yang memiliki nyawa. Kami sudah menunggu sang pewaris Simbol Tuning."
Bunda Mater membawa mereka ke bengkel utama ruangan terbuka yang dipenuhi pahatan simbol code yang indah.
"Neva berpikir dia menguasai ingatan, tetapi dia hanya menguasai data," jelas Bunda Mater. "Dia mencuri data, sementara kami memahat simbol. Di The Echoes, data hanyalah debu, tetapi simbol adalah fondasi."
"Simbol yang kami gunakan adalah cara untuk memanifestasikan ingatan di The Echoes," kata Elara, menunjukkan Senjata Simbol-nya.
"Tepat," Bunda Mater menegaskan. "Tetapi kau hanya punya Simbol Statis: Percaya, Kecepatan, Tujuan. Untuk melawan ancaman berikutnya, kau harus belajar Simbol Berkembang."
"Apa itu Simbol Berkembang?" tanya Kael, mengambil tempat duduk di sudut, mencatat syntax Viridian di padnya.
"Simbol Berkembang adalah code yang mengubah fungsinya seiring waktu. Itu akan menjadi perlindungan terbaikmu melawan Spectra Neva yang tersisa," kata Bunda Mater. "Ancaman Neva belum hilang. Meskipun Krono-Cipta hancur, Echoes tidak mati. Neva berhasil menanam benih kesadaran dirinya yang terfragmentasi di dalam dimensi itu."
Elara merinding. Neva yang sekarang seperti virus yang tersebar di The Echoes.
Bunda Mater memberikan Elara sebuah lempengan pasir lebur yang masih hangat.
"Tugasmu: Ciptakan Simbol Perlindungan yang, seiring waktu, berubah menjadi Simbol Penyerangan. Ciptakan Simbol Perisai yang Menjadi Belati."
Elara menyentuh pasir itu, memanggil Kronometri-nya. Dia memfokuskan pikirannya pada ingatan tentang Perisai (keteraturan Kael) dan Amarah (amarah yang terkendali).
Dia memproyeksikan. Di pasir itu, muncul Simbol yang rumit: lingkaran luar yang stabil (Perisai) dan garis-garis di dalamnya (Belati) yang perlahan berputar.
"Butuh waktu satu jam untuk mengubah bentuknya. Terlalu lambat," kata Bunda Mater. "Kau harus memproyeksikan kesabaran yang dimiliki alam, bukan kecepatan manusia."
Saat Elara berkonsentrasi, Kael, yang sedang memasang jammer sederhana di atap, berteriak.
"Elara! Bunda Mater! Ada yang datang! Bukan Aether Corp, tapi... Spectra!"
Di langit, bayangan-bayangan Spectra yang dikenal Elara kini muncul lagi, tetapi kali ini, mereka lebih cepat dan lebih terorganisir. Mereka adalah manifestasi dari trauma dan kemarahan yang tersisa dari Neva—bayangan terakhirnya yang berupaya mencari Elara.
"Mereka melacak Simbolmu!" Bunda Mater berseru. "Mereka mencari kebisingan Kronometri-mu!"
Bunda Mater meraih tongkatnya, yang kini memancarkan code berupa sulur-sulur tanaman. Dia dan para hacker desa mulai memahat simbol di tanah, menciptakan perisai code statis di sekitar kawah.
"Aku akan menahan mereka dengan perisai code! Kael, lindungi Elara! Dia harus menyelesaikan Simbol Berkembang itu!" teriak Bunda Mater.
Kael meraih senjata kejut kecilnya. "Baiklah, Spectra busuk! Kalian ingin noise? Aku akan berikan noise!"
Elara kembali ke pasir lebur, mengabaikan suara tembakan kejut Kael yang mulai terdengar. Dia harus menyelesaikan simbolnya.
Dia menyadari kesalahannya. Simbol yang berkembang tidak membutuhkan kecepatan. Ia membutuhkan waktu. Ia harus memproyeksikan ingatan tentang perubahan: proses penyembuhan trauma, bukan penyembuhan instan.
Dia memanggil kembali ingatan tentang Neva—momen ketika Tembok Putus Asa Neva berubah menjadi Kaca Damai. Dia memproyeksikan proses itu.
Di pasir, Simbol itu mulai berubah. Lingkaran Perisai itu tidak lagi kaku. Ia bergerak, berdenyut, dan di dalamnya, garis-garis Belati memutar dirinya sendiri dengan kecepatan yang sangat cepat, mencerminkan waktu.
Simbol Perisai yang Menjadi Belati kini hanya membutuhkan waktu tiga detik untuk berubah, bukan satu jam.
Di luar, Kael didorong mundur oleh Spectra. Bunda Mater telah berhasil memahat perisai code yang kuat di sekitar desa, tetapi Spectra itu memfokuskan serangan mereka pada titik lemah: tempat Elara berada.
"Elara! Segera!" teriak Kael, tangannya memar karena melawan Spectra yang tidak bisa ia sentuh.
Elara berdiri. Dia mengangkat Senjata Simbol. Simbol Berkembang itu kini terpatri sempurna di pasir, memancarkan aura emas dan merah yang harmonis.
Dia memproyeksikan Simbol itu ke arah Spectra.
Simbol itu menyerang sebagai Perisai menciptakan tembok ingatan damai yang membuat Spectra trauma sejenak. Namun, dalam sedetik, Perisai itu berubah menjadi Belati mengubah ingatan damai itu menjadi code yang memotong ingatan yang kacau.
WUSSH!
Spectra itu hancur, tidak hanya menghilang, tetapi terurai menjadi debu memori, kembali ke The Echoes tanpa noise berbahaya.
"Luar biasa!" Bunda Mater berseru, menurunkan tongkatnya.
"Saya berhasil," kata Elara, merasakan kekuatan baru mengalir di nadinya.
Bunda Mater mendekati Elara. "Simbol Berkembang akan menjadi senjata terkuatmu. Neva mungkin telah kalah, tetapi Echoes kini tidak stabil. Ada Titik Enam yang harus kau capai. Di sana, kau akan belajar bagaimana menyembuhkan dimensi yang rusak ini."
Bunda Mater memberikan Elara koordinat yang tersisa, tertulis dalam Simbol yang hanya bisa dipahami Elara.
"Pergilah. Perjalananmu baru saja dimulai, Arsiparis Gema."