NovelToon NovelToon
Destined For U

Destined For U

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:40.4k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Mati-matian berusaha dan berakhir gagal membuat Deeva enggan membuka hati, tapi sang ibu malah menjodohkannya tepat dimana perasaannya sedang hancur. Diantara kemalangannya Deeva merasa sedikit beruntung karena ternyata calon suaminya menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.

"Anggap gue kakak dan lo bebas ngelakuin apa pun, sekalipun punya pacar, asal nggak ketahuan keluarga aja. Sebaliknya hal itu juga berlaku buat gue. Gimana adil kan?" Arshaka Rahardian.

"Adil, Kak. Aku setuju, setuju, setuju banget." Deeva Thalita Nabilah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Patah Hati

“Lengkara Ayudhia, I always loving you from the past until now.” Satu kalimat yang berhasil membuat heboh satu sekolah siang tadi terus berputar di kepala Deeva. Bagaimana tak heboh jika ketua OSIS super tampan dan pintar idaman semua kaum hawa yang biasa bersikap cuek dan seperlunya itu tak ada angin apalagi hujan tiba-tiba menyatakan perasaan di depan umum. Sementara dirinya yang sejak awal masuk sudah mati-matian berusaha malah tak mendapat respon sedikit pun ternyata hanya dianggap sebagai teman.

Deeva mengangkat tangannya di tengah-tengah pelajaran hingga guru matematika di depan sana melihat ke arahnya. “Iya, Deeva. Ada yang mau kamu tanyakan?”

“Tidak, Bu. Saya mau izin pulang duluan, boleh? Kepala saya pusing.” Tanya Deeva. Dia memijit pelipisnya guna meyakinkan jika kondisinya saat ini sedang tak baik-baik saja.

“Boleh yah, Bu? Sejak istirahat kedua tadi Deeva kleyengan terus. Biar saya bantu anterin dia pulang.” Sambung Elisa, teman sebangku Deeva.

“Iya, boleh. Minta surat izin keluar dulu ke guru piket. Setelah itu kalian boleh pulang lebih lebih awal.” Jawab guru.

“Siap, Bu.” Gerak cepat Elisa langsung pergi menemui guru piket dan meminta surat izin. Setelah kembali dengan dua lembar surat izin untuk dirinya dan Deeva, mereka lantas berpamitan dan meninggalkan kelas.

Berjalan seperti tak menginjak bumi, badan terasa tak bertenaga, bahkan untuk bernafas pun rasanya sangat berat. Deeva berulang kali menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Jalan dari kelas menuju parkiran pun terasa sangat lama dan melelahkan. Semua yang ia lakukan selama ini ternyata mentah. Mulai dari ikut aneka esktrakulikuler, aktif dalam kegiatan OSIS sampai jadi komite disiplin siswa hingga dia harus berangkat lebih awal tiap hari, semuanya sia-sia.

“Kita nggak lagi Latihan yoga, Deev! Dari tadi lo tarik nafas buang nafas, tarik nafas buang nafas. Gitu aja terus sampe gue ikutan cape liatnya.” Ucap Elisa.

Tak menjawab, Deeva hanya kembali menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

Elisa jadi ikut-ikutan menghela nafas panjang, “nyerah gue kalo kayak gini caranya. Cowok nggak Cuma Dirga, Deev! Masih banyak yang lain.”

Lagi-lagi hanya helaan nafas panjang yang Elisa dapatkan, sahabatnya benar-benar mendadak bisu sejak kejadian di kantin tadi. Yang bisa ia lakukan saat ini nampaknya hanya diam dan mengikuti kemana pun Deeva pergi.

Sore hari Deeva tiba di rumah, bersamaan dengan ibunya yang juga baru pulang kerja. Setelah menyalami ibunya ia langsung pergi ke kamar dan melemparkan tasnya dengan asal. Pintu kamarnya saja ditutup begitu keras sampai sang ibu yang ada di lantai satu terlonjak kaget.

Ani menyusul Deeva ke kamarnya. Sejak datang tadi ia merasa jika ada yang tak beres dengan putri tunggalnya. Ani menghampiri Deeva yang tidur tengkurap dengan kepala yang ditutupi bantal.

Duduk di tepi ranjang, Ani mengelus pelan punggung putrinya seraya berusaha menarik bantal yang menutupi kepala Deeva. “Gimana sekolahnya hari ini? Menyenangkan? Cerita sama Mama.”

“Udah kelas sebelas, bentar lagi penilaian akhir tahun. Kalo ada apa-apa cerita sama Mama. Mama nggak mau gara-gara punya masalah kamu jadi nggak focus belajar buat ujian nanti.” Bujuk Ani.

“Nggak usah so perhatian, biasanya juga Mama nggak peduli.” Ketus Deeva. Selama ini ia sudah seperti hidup sebatang kara. Serumah dengan ibunya tapi sangat jarang bertemu dengan sosok yang melahirkannya itu. Semenjak suaminya meninggal, Ani mengambil alih perusahaan dan mulai sibuk dengan dunia kerja.

“Deeva, kamu tau sendiri Mama sibuk demi siapa hm? Demi masa depan kamu!” ucap Ani. “Mama tau kamu pasti kesel sama Mama karena Mama sering nggak punya waktu buat kamu. Tapi siapa yang pengen? Kalo bisa Mama juga pengen seperti ibu-ibu yang lain, setiap hari di rumah. Masak, jalan-jalan, nganterin anak sekolah, kumpul-kumpul arisan. Punya banyak waktu buat anak. Tapi kamu tau sendiri Mama nggak bisa kayak gitu.” Ani mencoba memberi pengertian pada putrinya. Usaha kue yang dulu hampir bangkrut saat suaminya meninggal kini tumbuh pesat dibawah kepemimpinannya hingga menyita waktunya.

Membalikkan badan, Deeva langsung bangun dan memeluk ibunya. Suaranya terisak dengan pipi basah oleh air mata. Ia cukup dewasa untuk memahami keadaan ibunya. Bersikap kasar seperti tadi bukan karena ia benci pada sang ibu yang tak punya waktu untuknya, saat ini ia hanya butuh pelampiasan kekesalan akibat cintanya kandas.

“Nggak apa-apa, sayang. Kalo mau nangis, nangis aja. Tapi nanti cerita sama Mama yah.” Ani menepuk-nepuk pelan punggung putrinya. Gadis itu kian terisak di pelukannya.

Cukup lama Deeva menangis. Saat tak lagi terdengar isakan, Ani melepas pelukannya. “Udah puas nangisnya? sekarang cerita, kenapa kesayangan mama ini sampe nangis-nangis kayak gini?” Ani mengusap wajah basah putrinya.

Deeva menggeleng dan memaksakan bibirnya untuk tersenyum. “Aku nggak apa-apa, Ma.” Cerita soal percintaan pasti akan berimbas ceramah panjang lebar sebab sang mama tak pernah mengijinkan dirinya pacaran. Katanya sih udah disiapin jodoh super premium untuk dirinya.

“Beneran nggak apa-apa?”

Deeva mengangguk yakin, meski dalam hati masih terasa sesak.

“Kalo gitu sekarang giliran Mama deh yang cerita. Ini penting banget dan Mama mau kamu setuju karena semua-“

“Semua demi kebaikan aku kan?” sela Deeva yang sudah hafal kalimat andalan ibunya. “to the point aja, Ma. Aku pengen tidur cepet hari ini.” Lanjutnya.

Ani mengelus sayang kepala putrinya, “kamu ingat nggak mama pernah cerita kalo pengen buka cabang toko kue kita di luar negeri?”

Deeva mengangguk, “ingat, Ma. Kalo Mama mau ke luar negeri tinggal berangkat aja, aku nggak apa-apa kok di rumah sendiri. Kan ada bibi, biasanya juga gitu.”

“Kali ini Mama nggak mungkin ninggalin kamu sama bibi aja, Mama bakal lama di luar negeri.”

“Terus? Aku mesti ikut pindah ke luar negeri gitu?” tebak Deeva. “Aku nggak mau, Ma.” Lanjutnya menolak.

“Mama belum selesai ngomong, sayang.” Jawab Ani.

“Kamu nggak perlu ikut ke luar negeri, kamu cukup pindah ke luar kota aja, Jogja. Waktu itu kamu pernah cerita pengen kuliah disana kan?”

“Sekalian kamu kenalan sama calon suami. Nanti kamu tinggal sama Kakek Frans dan cucunya, calon suami kamu.”

“Ma! Aku nggak mau. Aku masih sekolah, bentar lagi ujian jadi nggak bisa pindah.” Tolak Deeva.

“Mama sudah menghubungi pihak sekolah, semua sudah beres. Sekolah baru juga sudah dihubungi. Besok terakhir kamu sekolah, pamit sama temen-temen.” Ucap Ani.

“Mama! Aku nggak mau. Apalagi bawa-bawa perjodohan. Nggak! Aku nggak mau!”

Sekeras apa pun Deeva berusaha menolak tapi ia tetap kalah dan berakhir menuruti keinginan sang ibu. Hari ini benar-benar hari terakhirnya di sekolah. Tapi detik itu pula ia merasa meninggalkan sekolah adalah keputusan yang baik. Ia tak akan sanggup terus menerus melihat kemesraan Kara dan Dirga, hatinya sakit.

Deeva kini berada di parkiran sekolah, ia menghela nafas panjang melihat motor yang dikendarai Dirga melesat jauh dengan Lengkara yang ada di jok belakang, memeluk dengan begitu erat.

“Udah jangan diliatin terus! Ntar jadi bahan gossip kalo lo pindah sekolah gara-gara nggak kuat liat mereka.” Ucap Elisa.

“Jangan dibahas lah, males gue.” Jawab Deeva seraya masuk ke dalam mobil di susul Elisa yang duduk di sampingnya.

“Kalo kayak gini gue bersyukur deh nyokap mindahin ke luar kota.” Perkara alasan perpindahannya sudah ia ceritakan sepenuhnya pada Elisa.

“Iya jalanin aja, Deev. Kali aja disana calon laki lo lebih bening dari Dirga.” Ledek Elisa.

“Calon laki dari Hongkong! Sekarang gue males ngurusin soal hati lah. Kemaren-kemaren aja udah mati-matian zonk. Mau happy-happy aja gue. Pokoknya besok lo harus anterin gue ke stasiun!”

“Siap, Deev. Besok lo dandan yang cantik, kan mau ketemu calon laki.” Ledeknya lagi.

Deeva tersenyum kesal pada sahabatnya, kemudian focus pada kemudi. “Dandan yang cantik? Mohon maaf aja, gue bakal berusaha sejelek mungkin supaya tuh calon laki pada ilfeel terus batal deh perjodohannya.” Batin Deeva.

.

.

.

hai para kesayangan, aku kembali nih.

welcome dikisah sabun batangan🤗🤗

jangan lupa like, komen sama subscribe yah🤗🤗

1
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
innalillahi wa inna ilaihi rojiun. turut berduka ya, sist
Maria Kibtiyah
turut berduka cita yah kak
Jumi🍉
Inna lillahi wa innailaihi rijo'un turut berduka cita ka...
Sawannya pindah ke Shaka kek, makanya suka ngocel sama ngomel terus bawaannya sama Deeva...🤣
marie_shitie💤💤
innailaihi wa innailaihi rojiun yg sabar ya ka
Ummah Intan
Shaka emang ga peka ma perasaan sendiri ato ga mau ngakuin perasaannya ma deeva krn terlanjur gensi
Ummah Intan
Inna lillahi wa Inna ilaihi rojiun,
Teti Hayati
Inna lillahi wa innailaihi rijo'un Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu...
turut berduka cita ka...
Linda Ayu Tong-Tong
semoga keluarga author diberi kesabaran..dan Almarhum kakek author ditempatkan yg terbaik..Aaaamiiin
Srie Handayantie
iyaa kaya ABG labill pdhal udh bukan masanya si Shaka inii 🤭 marah2 muluu ngalahin ibu2 komplek 🤣
Srie Handayantie
innalilahi, ajal emang gak bisa diprediksi ya kak. turut bela sungkawa ya kak smoga almarhum diterima disisi Allah . 🤲
Rita
biarin aja kek lht smpe mn
anik_seokjinie
panasin trs aja tu si shaka, biar uring**an tiap hari, lagian gengsi dipelihara 🤪😂
aisyah
lanjut kak
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Kakek lebih pande n peka dari Shaka. Kayaknya kamu meski belajar banyak dari kakek.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tinggal bilang aja "gue cemburu Deev", gitu aja susah amat kamu Shak. Payah. Rasain noh... calon istri dibawa ma orang.
💥💚 Sany ❤💕
Makanya Shak..., level ngomelnya di turunin, jangan malah makin naik. Yang ada Deeva pigi tu ma Dewa. Soalnya kupingnya bisa panas deket2 ma kamu.
Srie Handayantie
Krena dari dulu maen nya kucing , jadi begitulah kucing2an terus berantem gengsian gak ada yg bener kalian tuh masih terlalu kanak2 . 😅
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
denger nasehat kakek, shaka. 😁
sum mia
makin panas tuh kak Shaka sama Dewa .
Dewa mah is the best , bisa aja akalnya buat main bareng sama Deeva . gak boleh main ya alesan belajar ya wa....

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Maria Kibtiyah
hehe shaka banyk alesan gede gengsinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!