NovelToon NovelToon
Lima Langkah Takdir

Lima Langkah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Beda Usia / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Alfaira_13

Hanya berjarak lima langkah dari rumah, Satya dan Sekar lebih sering jadi musuh bebuyutan daripada tetangga.

Satya—pemilik toko donat yang lebih akrab dipanggil Bang... Sat.
Dan Sekar—siswi SMA pecinta donat strawberry buatan Satya yang selalu berhasil merepotkan Satya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Keributan Pagi Hari

"WOI PENDEK!" teriak Satya dari depan pagar rumahnya. Nama lengkapnya Satya Mahardika. Tetangga depan rumah Sekar yang jaraknya hanya beberapa langkah saja. Pria muda berusia dua puluh tiga yang sudah seperti Abang bagi Sekar.

"BACOT!" Sekar membalas, mengacungkan dua jari tengah dari jendela kamarnya di lantai atas. Sekar Ayu, gadis berusia tujuh belas tahun yang sangat menyukai donat buatan Satya. Strawberry adalah rasa favoritnya.

"DONATNYA MASIH BARU NIH! RASA STRAWBERRY!"

"NANTI GUA KE RUMAH!"

Sekar turun dari kamarnya di lantai dua. Suara sepatu berdecit saat Sekar berlari kecil menuruni anak tangga.

"Aduhh, kalian bisa gak sih kalo sehari gak saling teriak gitu? Mama pusing dengernya." Serena yang sudah bersiap pergi ke kantor menegurnya. Meski sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Tetap saja rasanya tak pantas, takut tetangga menegurnya dan memarahi putri kesayangannya.

"Bang Satya yang ngajakin duluan," balas Sekar mengambil sepatu di dalam lemari.

"Kan bisa kamu samperin. Biar lebih sopan juga," katanya menasihati putrinya.

"Ngapain aku sopan sama bang Satya?" tanyanya heran. Sekar memakai sepatu sekolahnya yang berwarna hitam. Mengetuk ujung sepatunya ke lantai sebelum kembali melangkah.

"Udah ah Ma. Aku pamit dulu ya!"

"Hati-hati di jalan sayang."

"Iya Ma."

"Mana donatnya?" tanya Sekar saat sudah tiba di depan rumah Satya.

Satya, memberikan kotak kecil berisi donat untuk dibawa Sekar. "Nih, khusus buat lo doang gua bikin."

"Makasi bang Satya!" Sekar memasukkan kotak donat ke dalam tasnya yang berwarna merah. Hadiah ulang tahunnya dari Satya di tahun lalu.

"Berangkat sama siapa lo?" tanya Satya.

"Ojol."

Satya mengangguk singkat. Rambutnya yang sedikit panjang dikuncir berantakan. "Udah pesen?"

"Udah."

"Hati-hati diculik," canda Satya.

"Mana ada yang mau nyulik gua."

"Lo kan pendek, dijual di pasar gelap juga laku," balas Satya.

"Mulutnya kalo ngomong gak bisa banget disaring!"

Satya menarik Sekar ke luar pagar rumahnya. "Udah sana pergi! Lo nunggu apa lagi?"

"Uang saku," katanya mengulurkan satu telapak tangannya.

"Najis! Pergi sana!" usir Satya menendang pelan kaki Sekar.

"Pelit banget lo!"

"Yo! Morning semua!" Teriak Sekar di depan pintu kelas.

"Masih pagi udah semangat aja," balas Nala dari bangkunya. Nala Rananta nama lengkapnya.

"Balik sekolah mampir dulu yuk," ajak teman sebangku Sekar. Binar Cempaka, gadis berambut pirang dengan followers Instagram puluhan ribu.

"Ke mana?" Sekar menaruh tasnya di atas meja. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan berkat angin pagi.

"Ada tempat nongkrong baru, katanya banyak jajanan enak," jelas Binar.

"Ah gua skip dulu deh, soalnya mau belajar," tolak Darius Nathaniel, teman sebangku Nala sekaligus pacarnya. Biasa dipanggil Niel.

"Otak lo gak meledak belajar mulu?" tanya Nala sedikit mengejek.

"Orang bodoh tidak berhak berkomentar."

"Gua masih masuk 15 besar ya," ucap Nala membela diri.

"Gua sih peringkat pertama," ungkap Niel dengan sombong.

"Udah sih, kenapa kalian malah bahas rangking," keluh Sekar. Tak terima karena Sekar sadar diri dengan kemampuannya dalam belajar.

"Cie kesindir ya," ledek Nala.

"Kalo kata mama, yang penting anak mama sehat dan bahagia," kata Sekar dengan bangga.

"Minimal lo gak tidur di kelas juga kali," sahut Binar.

Sekar tersenyum hingga matanya menyipit. "hehe."

"Lo mau apa?" tanya Binar kepada dua temannya. Seperti rencananya, mereka mampir di salah satu tempat nongkrong yang baru buka. Tak jauh dari tempat mereka bersekolah, SMA Harapan Raya.

"Eumm, makaroni enak kayanya, pake keju" gumam Nala membaca satu-persatu menu yang tersedia.

"Gua juga mau deh satu, tapi jangan pedes ya. Sama thai tea!" pinta Sekar.

"Oke, biar gua aja yang pesen."

Sekar dan Nala memilih duduk di pojok. Tempatnya sedikit ramai, mungkin karena baru buka beberapa waktu yang lalu.

Sekar mengecek ponselnya, satu notifikasi masuk. Pesan dari Satya.

Sekar menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. "Nal, pulangnya gua nebeng ya?"

"Santai, gua anterin sampe ke depan rumah lo."

"Thanks ya Nal"

"Foto dulu yuk!" ajak Binar. Menyapa penggemarnya di Instagram adalah hobinya.

Satu foto, dua foto, dan terus sampai Binar mendapatkan foto yang paling layak untuk ditayangkan di storynya.

Tak butuh waktu lama, seorang wanita menghampiri meja mereka dan menyusun pesanan mereka.

"Ini punya lo yang gak pedes, terus ini punya lo yang pake tambahan keju." Binar memberi pesanan kedua temannya seperti yang diminta. Sekar bukan tak suka pedas, hanya saja ia tak terlalu kuat untuk bisa makan pedas.

"Wangi banget," ucap Sekar tak sabar ingin mencicipi langsung. Aroma bumbu yang bercampur dengan makaroni membuat perutnya semakin lapar.

"Wait, foto dulu!" Sekar dan Nala mendesah pelan bersama. Mereka maklum saja karena sudah terbiasa dengan Binar yang selalu update.

"Selamat makan!" ucap mereka bersamaan setelah Binar puas dengan hasil fotonya.

"Sekar, kapan nih lo mau kasih kita pj," ucap Binar tiba-tiba. Sekar yang baru menikmati dua suapan makaroni menghentikan kegiatan makannya.

"Pj gimana? Punya pacar aja enggak!" sewot Sekar. Bagaimana ia tidak sewot? Binar seperti menyindirnya, padahal sama saja. Binar juga tidak punya pacar. Dan Sekar tidak peduli, tak ada yang membuatnya tertarik di sekolah. Dan itu cukup menjadi alasan Sekar tak punya pacar.

"Bang Satya," sahut Nala.

"Dia bukan pacar gua."

Binar dan Nala saling pandang. "Kalo bukan pacar, hubungan lo sama bang Satya tuh apa?"

"Tetangga," jawab Sekar.

"Yakin lo cuma tetangga doang?" ejek Nala.

"Dari dulu juga kan emang begitu," jawab Sekar.

"Ish gak peka lo!" kesal Binar.

"Kalo ternyata bang Satya suka sama lo gimana?" tanya Binar.

"Gak mungkin dan gak akan pernah jadi mungkin," ucap Sekar dengan tegas.

"Kalo nanti lo kemakan omongan sendiri, traktir kita berempat makan sushi ya." Nala mengulurkan satu telapak tangannya.

Tanpa berpikir, Sekar menerima uluran tangan Nala. "Oke, deal!"

![](contribute/fiction/10757391/markdown/53037455/1748610209869.png)

Meski rasa malas mendominasi, Satya tetap menuju rumah Sekar. Menggantung plastik putih berisi martabak manis di pagar besi hitam. Sesuai dengan permintaan Sekar.

"Oi pendek, keburu diambil orang nih!" teriaknya tak terlalu keras.

Sekar, yang sedang memasang masker wajah terpaksa membuka jendela kamarnya. "Bacot ah, entar gua turun," balasnya.

Tetangga? Sudah biasa mendengar keributan diantara mereka. Mungkin di dalam rumahnya, mereka menutup kedua telinga.

Satya tertawa melihat Sekar—dan wajahnya yang hitam pekat. Kemudian kembali ke rumahnya tanpa kata. Menyembunyikan tawanya sebisa mungkin. Meninggalkan Sekar dengan tatapan herannya karena Satya pergi begitu saja.

![](contribute/fiction/10757391/markdown/53037455/1748610209915.png)

Sekar melempar ponselnya begitu saja ke atas meja. Sudah habis tiga potong martabak yang ia makan. Mungkin, rencananya untuk diet harus ditunda lagi. Semua, berkat Satya.

1
Eli sulastri
apa nantinya mereka jadi pasangan kekasih?
Alfaira: Boleh ditebak2 sendiri 🫰🏻 tapi keknya udah ketebak sii 😅
total 1 replies
Eli sulastri
bahagianya liat adik kakak akur
Alfaira: Haruss dong kakakk, kan tetap keluarga 🫰🏻
total 1 replies
Roxanne MA
haii ka aku mampir nih, yuk mampir juga di novel ku yang berjudul "dokterku berprofesi menjadi banci" kita bisa saling support ya kak salken
Alfaira: boleh bangett kakkk
total 1 replies
Roxanne MA
haha lucu bngt nih couple
Roxanne MA
haha maksa banget
Roxanne MA
bisa bisanya dia ngomong kaya gitu
elica
wihh kerenya✨❤️
ditunggu next chapter ya kak😁
jangan lupa mampir dan ninggalin like dan komen sesuai apa yang di kasih ya biar kita sama-sama support✨🥺🙏
elica: jangan lupa like nya juga ya kak❤️
Alfaira: Seneng bangettt. bolehh ko. aku baca karyamu juga yaaa walaupun gak langsung semua 😚
total 2 replies
Reaz
tetap semangat thor.../Ok//Good/
sekalian mampir juga.../Coffee//Coffee//Coffee/
Alfaira: wahhh bolehhh bangettt, ditunggu ya kedatanganku pas lagi senggang
total 1 replies
Bulanbintang
Sedikit masukan, Kak. Di kalimat ... dari makam Rinjani, Satya berhenti.
Dikasih koma ya, Kak. Biar lebih enak bacanya. Semangat terus nulisnya!😉
Bulanbintang: gk papa, emang suka kelewat aja biasanya. 😄
Alfaira: makasiii, akuu revisi 🫡 masih suka gak fokus kadang
total 2 replies
Bulanbintang
Greget sama nama kontaknya. Mana bacanya sambil ngegas pula. 😂😂🤣
Alfaira: hihiii , gak ngegas gak asik kak di hidupku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!