Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.
Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun?
Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memutar Arah
Wang Tian masih tertegun menyaksikan apa yang baru saja dilakukan Boqin Changing. Sulit baginya membayangkan, bocah yang baru saja menjadi muridnya ternyata memiliki kekuatan sebesar itu. Di mata orang lain, ia mungkin terlihat seperti seorang bocah berusia sepuluh atau sebelas tahun yang tengah bertarung. Namun Wang Tian tahu pasti, Boqin Changing baru berumur tujuh tahun. Seandainya orang-orang di sekitarnya mengetahui usia sebenarnya, mereka mungkin akan terperangah… atau justru diliputi rasa takut yang lebih dalam.
Sambil masih memandang muridnya, Wang Tian tersadar oleh suara lirih yang memanggilnya.
“T-Tuan pendekar… terima kasih… atas bantuannya.” ucap seorang pedagang senior dengan suara bergetar. Tubuhnya gemetar hebat, namun naluri dan sopan santun mendorongnya untuk segera mengucapkan terima kasih pada penolongnya.
Bagi para pedagang itu, Wang Tian terlihat lebih layak menjadi perwakilan untuk menerima ucapan terima kasih dibandingkan Boqin Changing. Penampilannya tidak memancarkan haus darah seperti bocah itu, sehingga mereka merasa lebih aman untuk mendekatinya.
“Tak perlu berterima kasih.” jawab Wang Tian tenang. “Kami hanya kebetulan lewat dan melihat kalian dalam kesulitan.”
“Kalau bukan karena tuan pendekar, mungkin kami semua sudah mati. Sekali lagi, terima kasih yang sebesar-besarnya.”
Pedagang itu terus mengucapkan terima kasih, lalu bercerita bahwa rombongan mereka berasal dari desa-desa sekitar dan sedang menuju Kota Shui untuk menjual barang dagangan. Kota itu tak terlalu jauh dari wilayah Sekte Dua Pedang Petir, sekte tempat Wang berasal. Seluruh wilayah itu masih berada di bawah administrasi Provinsi Shui.
Wang Tian pun memperkenalkan diri dan muridnya. Ia memanggil Boqin Changing agar mendekat. Mendengar mereka berasal dari sekte aliran putih, para pedagang sedikit lega. Meski keganasan sang bocah masih membekas di benak mereka, mereka tahu pendekar aliran putih biasanya tak akan melukai rakyat biasa.
Beberapa pedagang lalu menawarkan kepada Wang Tian dan Boqin Changing untuk ikut mengawal perjalanan mereka menuju Kota Shui. Sebagai imbalan, mereka berjanji akan memberikan kompensasi yang setimpal.
Awalnya Wang Tian ragu. Namun teringat cerita Boqin Feng, ayah Boqin Changing, bahwa anaknya belum pernah sekalipun mengunjungi kota. Mengingat hal itu, akhirnya ia memutuskan menerima tawaran tersebut.
Boqin Changing sendiri bingung. Mengapa gurunya setuju? Padahal sebelumnya, gurunya ingin segera kembali ke sekte tanpa singgah di mana pun. Andai ia tahu alasannya, mungkin ia akan terharu.
...*****...
Setelah menguburkan jasad korban dan musuh, rombongan pun kembali bersiap. Boqin Changing telah berganti pakaian, kali ini mengenakan perlengkapan yang ia dapatkan dari hasil merampas milik lawan. Dua pedang terselip di pinggangnya, tampak terlalu besar untuk tubuh sekecil itu. Sebuah cincin ruang juga melingkar di jarinya, memancarkan kilau samar.
“Chang’er, pedang itu terlalu besar untukmu,” tegur Wang Tian.
“Tak apa, Guru. Aku menyukainya.” jawabnya datar.
Wang Tian hanya menghela napas, membiarkannya. Mereka masuk ke salah satu kereta kuda yang disediakan para pedagang. Hanya mereka berdua di dalam.
Meski para pedagang sudah mengucapkan terima kasih, tak ada satu pun yang mau duduk dalam kereta bersama sang “Anak Iblis”,julukan yang mereka bisikkan diam-diam di belakang. Tak seorang pun cukup nekat mengucapkan nama itu secara terang-terangan.
Ketika kereta mulai bergerak, Boqin Changing memecah keheningan. Ia bertanya tentang kelompok Tengkorak Hitam. Bagi bocah itu, topik ini lebih baik daripada duduk diam tanpa kata.
Wang Tian pun mulai menjelaskan. Tengkorak Hitam muncul sekitar sepuluh tahun lalu, terkenal karena kerap membuat kekacauan. Banyak pendekar aliran hitam bergabung dengan mereka, membuat kekuatan kelompok itu semakin besar.
Namun Boqin Changing, melalui ingatan kehidupan sebelumnya, tahu lebih banyak. Kelompok ini kelak akan menjadi salah satu yang terkuat di Kekaisaran Qin selama tiga dekade mendatang. Pemimpin mereka, Huo Bayou, adalah pendekar suci tingkat tinggi dan masuk sepuluh besar terkuat di kekaisaran. Tujuannya membentuk Tengkorak Hitam adalah untuk melenyapkan Kekaisaran Qin.
Nama asli Huo Bayou adalah Qin Zurong, putra selir Kaisar sebelumnya. Kebencian pada ayahnya yang menelantarkan ibunya membuatnya menolak nama keluarga Qin dan memilih marga ibunya. Ia menghimpun para pendekar aliran hitam, membentuk kelompok ini, dan menyebar teror yang tak terhitung korban nyawa maupun hartanya. Dengan dukungan beberapa sekte aliran hitam, kekuatan mereka semakin merajalela.
Pie Iki Thor .....sudah menurun kah novel tercinta kita ini???