..." Rasa tertinggi dari sebuah kekuatan adalah keihklasan...
...rasa tertinggi dari sebuah kasih sayang adalah kenyamanan "...
Prov Aisha
Setelah kejadian hari itu aku merasa tak ingin lagi membuka mata, tak sanggup lagi untuk melihat isi dunia, aku tau setelah membuka mata ini akan melihat ribuan mata menatapku kasihan, ribuan mulut menghina ku. ya Allah aku tak kuat..
Betapa kecewa yang ku rasa, rasa sakit dari sebuah penghianatan, ku habis kan sepanjang usia untuk menjaga hati, kesetiaan ku di bayar dengan sebuah perselingkuhan, pesta yang di buat begitu besar, di hadiri banyak nya tamu undangan, mereka di undang hanya untuk melihat harga diri ku di injak-injak oleh laki-laki itu.
Entah sudah berapa lama aku terbaring seperti ini, sering aku mendengar suara merdu lantunan ayat suci Al-Quran, ada perasaan tenang saat mendengar nya, membuat aku ingin melihat suara merdu siapa itu?
Namun mata ku belum bisa untuk di buka, aku hanya bisa mengerakkan jari tangan untuk merespon suara itu.
Hari ini aku mendengar surat Ar- Rahman yang begitu indah di baca, aku berusaha untuk melihat siapa yang membaca nya.
Alhamdulilah Allah mengijinkan untuk bisa membuka mataku, melihat sekeliling terlihat senyum manis, ayah, ibu, bang Reza, Rian, Sita dan Ainun sahabat ku, tapi aku tak lagi mendengar suara merdu surat Ar-Rahman yang tadi aku dengar, kemana dia?
"Ais sayang...ibu merindukan mu nak, terimakasih sayang karena kamu berusaha untuk kuat, maaf kan ibu dan ayah," ucap ibu kepada ku sambil memeluk ku.
Ku lihat pintu kamar terbuka, ada seseorang berjas putih yang memberi salam lalu memakai sarung tangan untuk meriksa ku, aku paham dia tak ingin menyentuh badan ku secara langsung.
pria itu bertanya apakah merasa sesuatu yang sakit, aku hanya bisa diam, tak ada keberanian untuk berbicara pada orang lain setelah aku membuka mata, aku memilih diam untuk melindungi hati, tak ingin mereka berbicara apa pun yang mengingat kan ku akan laki-laki jahat itu.
...Hari ini saat aku tidur, kembali suara merdu yang sering ku dengar selama ini, ku buka mata perlahan untuk melihat siapa orang yang telah melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an begitu indah selama ini....
Ternyata dia adalah dokter yang sering datang memeriksa ku, ku pejamkan lagi mata untuk menikmati suara merdu itu sampai selesai dia mengaji, setelahnya dj mengajak ku bicara, mengingatkan ku untuk segera bangkit dari keterpurukan ini, tak terasa air mata ku mengalir dari sudut mata.
Dia selalu datang setiap hari, aku rasa karena dia dokter yang bertanggungjawab mengobati ku, setiap dia datang selalu ada saja hal yang membuat aku tersentuh, seperti hari ini, saat dia memberi salam dan bertanya mengapa aku tak menjawab salam nya,
" Aku sudah menjawab di dalam hati," ucap ku dalam diam.
Kemudian dia bilang karena aku cantik maka dia akan berdoa meminta ke pada Allah untuk mengampuni dosa ku karena tidak menjawab salam nya.
Dia membawa beberapa buku untuk ku, aku cukup senang karena aku memang hobi membaca, tapi aku tak bisa mengekspresikan rasa ini di depan nya.
Aku lihat buku-buku yang dia berikan, aku tertarik pada satu buku yang membahas kehidupan di pesantren, karena memang dari kecil aku sudah ingin masuk pesantren. namun orang tua ku selalu melarang dengan alasan aku satu-satu nya anak perempuan mereka, sedang kan bang Reza sibuk dan sering pergi keluar negeri untuk mengurus bisnis.
Sudah dua minggu dari aku sadarkan diri, aku masih enggan untuk berbicara, aku masih begitu terpukul dengan keadaan ini, aku masih membenci diri ku sendiri yang begitu percaya pada laki-laki.
Aku mendengar Rian berbicara pada orang tua ku, mereka sepakat untuk membawaku ke singapura, mengajak ku jalan-jalan dan konsultasi pada teman Rian yang dokter spesialis kejiwaan. aku hanya diam menanggapi yang mereka bicara kan.
Saat di singapura, aku merasa jauh lebih baik, orang-orang tidak mengenal ku, aku bebas tanpa harus bersembunyi dalam diam ku, aku sudah mulai membuka diri untuk berbicara sesekali dengan orang di sekeliling ku, teman Rian yang dokter itu juga banyak membantu ku untuk merasa percaya diri kembali.
Sudah sebulan aku disini, aku bahagia namun di hati ku ada kekosongan, rasa sejuk dan tenang seakan hilang, ya aku merindukan suara merdu orang yang mengaji untuk ku tiap hari di rumah sakit, ketika mendengar suara nya saat mengaji aku merasa begitu tenang dan damai.
"Ayah.. ibu," panggil ku pada kedua orang tua ku.
"Ya Ais, ada apa nak?" tanya ibu lembut pada ku.
"Ais ingin pulang ibu, Ais ingin masuk Pesantren untuk menenangkan diri, Ais harap ayah dan ibu mengizinkan Ais."
Ayah dan ibu menyetujui keputusan ku dan besok kami akan pulang ke indonesia.
Aku memilih langsung ke pesantren tanpa singgah dulu di rumah, karena aku masih belum bisa melihat rumah yang menjadi saksi bisu kejadian malam itu.
Ku lihat tulisan di depan gerbang kokoh berwarna hijau " Pesantren Al- Karimah"
aku tersenyum bahagia,
" Bismilah semoga ini langkah awal aku untuk membuka lembaran baru, bisa melupakan semua yang telah terjadi,"
♥️♥️♥️♥️♥️
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Febi Miftah Rianti
kalau jodoh gak kemana
2021-10-29
2
Lilan Dewy
pasti si dia,,, siapa lagi aiss....😍😍😍😍
2021-08-22
0
Nurbaiti
cerita bagus menyentuh
2021-08-03
0