Pertama kali berani bicara cinta pada mu

.... "Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai, maka janganlah mencintai sesuatu melebihi cinta mu kepada sang maha mencintai."...

Prov Aam

Aku melihat gadis yang biasa aku lihat dengan senyum manisnya, sekarang wajahnya pucat lemah terbaring di ranjang biru muda itu, dia masih betah menutup matanya selama ini, entah apa alasannya.

Setelah Iqbal menceritakan keadaannya saat itu, aku segera minta pada pihak rumah sakit untuk bisa jadi dokter yang menanganinya. Setelah di cek semua anggota vital di tubuhnya, tidak di temukan satu pun yang bermasalah, tapi mengapa sampai sepuluh hari ini dia masih enggan membuka matanya, dia masih setia dalam alam tidurnya.

Tubuh ku duduk di kursi yang agak jauh dari nya, tangan ku mengambil benda pipih di saku dan segera membuka aplikasi Al-quran pada layar benda itu. Setiap hari aku sengaja membaca Al-Qur'an di samping tubuh gadis ini, karena aku yakin bukan anggota badan nya yang sakit tapi batin dan jiwa nya lah yang sedang sakit, Dia seakan tak ingin melihat dunia.

Begitu berharap ini menjadi obat untuk nya, Bukankah pada dasar nya Al- Quran memang merupakan obat ajaib untuk menyembuhkan segala penyakit.

Setelah selesai membaca Al-quran, Sekarang waktu untuk mengajaknya bicara, tepat nya aku sendiri yang bicara dan berharap gadis di depanku mendengarkan semua ceritaku.

" Kamu Ingat Ais, ketika pertemuan pertama kita,"

" Di daerah bencana di Hulu sungai Kapuas,"

Senyum dibibir ku tanpa di minta langsung tercipta karena kenangan indah yang membuat aku jatuh cinta padanya saat pandangan pertama kami.

" Waktu itu saya di buat begitu terpesona oleh kamu,"

" Senyum manis dengan lesung pipi milikmu,"

" Tingkah imut mu saat bermain bersama anak-anak ,"

" Kasih sayang penuh ketulusan kamu berikan buat mereka,"

" Itu membuat saya menaruh harapan dalam setiap doa, semoga kamu bisa jadi ibu dari anak-anak saya."

Aku menatap wajah pucat itu kembali, belum ada reaksi apa darinya,

" Saya rasa banyak dokter di sini yang menyukai mu, mereka sering menceritakan bagaimana kerja keras mu di rumah sakit, kepedulian mu dan kehangatan mu pada semua pasien," ucap ku dengan intonasi lembut namun sedikit dengan suara keras, berharap gadis itu mendengarkannya.

" Saya selalu berharap mendapatkan istri seperti mu,"

" Saya yakin anak-anak saya akan bahagia memiliki ibu seperti kamu," ucap ku lagi.

" Kamu harus tahu, saya lah orang yang selalu duduk di belakang mu saat makan siang,"

" Hanya untuk mendengar apa yang kamu obrolkan dengan para sahabat mu,"

" Begitu konyol kan saya Ais?" kata ku sambil tertawa.

" Sekitar dua tahun yang lalu saat kamu harus pulang malam karena ada pasien yang harus segera di operasi Caesar," ku tarik napas ku panjang.

" Saya sangat khawatir melihat kamu membawa mobil sendiri dalam keadaan capek,"

" Saat itu sudah tengah malam lagi, rasa nya saya yang ingin membawa mu di mobil saya, mengantar kamu sampai di depan rumah."

" Tapi itu tidak halal untuk kita,"

" Saya Hanya bisa mengikuti dari belakang mobilmu,"

" Terus saya ikuti sampai kamu memasuki parkiran rumah,"

" Kamu harus tahu itu bukan yang pertama, karena saya lakukan itu hampir tiap kali saat kamu pulang malam,"

" Kamu tidak pernah sadar, kalau ada hero yang ganteng kayak saya selalu menjagamu," ucap ku sambil ku dengar kan tawa ku lagi.

" Saya berharap bisa melihat senyum manis mu lagi."

" Saya mencintai mu Aisha."

" Saya ingin kamu tahu ini lah pertama kali saya berani bicara cinta sama kamu,"

" Setelah empat tahun saya mencintai mu dalam doa."

Ku tatap wajah pucat nya dengan perasaan sedih.

" Bangunlah Ais."

" Saya mohon buka lah mata mu," ucap ku dengan meneteskan Air mata

Kulihat jari tangan nya bergerak,

" Alhamdulilah berarti dia merespon ucapan ku tadi,"

" Terimakasih ya Allah,"

Segera ku pakai sarung tangan untuk memeriksa kondisinya, bertepatan dengan kedatangan ibunya yang langsung mendekat dan menatap heran wajahku yang bahagia,

"Ais kenapa dok?"

"Alhamdulilah bu tadi Ais mengerakkan jari tangan nya beberapa kali,"

" Semoga ini pertanda baik untuk kesembuhan Ais,"

" Alhamdulilah ya Allah,"

" Ibu tahu kamu kuat nak, ibu yakin kamu merindukan ibu kan?"

" Ibu juga rindu sama kamu, bangun ya nak, buka mata mu," Ibu Lara terus mencium anak gadis nya beberapa kali.

Jam sudah menunjukan jam lima sore sudah waktunya aku pulang, aku segera pamit.

" Maaf bu saya permisi pamit pulang dulu,"

"Besok dan lusa saya akan digantikan dengan dokter Bara karena saya ada jadwal mengajar,"

" Kalau ada sesuatu yang penting mengenai kondisi dokter Ais, segera hubungi saya ya bu," ucap ku lagi.

" Baik dok, Terimakasih sudah merawat Ais selama ini."

" Sama-sama bu,"

" Ini juga tanggung jawab saya," jawab ku.

Setelah itu aku bergegas pulang ke rumah, mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

"Assalamu'alaikum"

"Walaikumsalam," Ada wanita cantik yang tersenyum bahagia menyambut ku di depan pintu rumah.

"Anak umi udah pulang?"

"Aam rindu umi," memeluk umi dengan manja adalah kebiasaan ku saat merasa lelah.

"Aduh anak umi satu-satu nya kenapa manja gini,"

" Kamu lagi ada masalah ya?" Ku rasa tangan umi membelai kepalaku, wanita yang telah melahirkan ku ini paling tahu jika aku lagi dalam kondisi yang tidak baik.

Pertanyaan umi tidak ku jawab, aku hanya semakin mempererat pelukan ku pada tubuh beliau, untuk mendapatkan tenaga baru dari rasa sayang umi yang tulus.

" Aam itu wanita abi,"

" Kenapa kamu main peluk-peluk," Aku melihat wajah abi cemberut.

" Sini Umi peluk abi aja," sekarang tangan beliau berusaha melepaskan pelukan ku di tubuh umi dan begitu berhasil abi langsung berbalik memeluk tubuh umi.

" Abi pelit, ini kan Umi Aam juga," Protes ku sambil menatap umi yang hanya tersenyum melihat tingkah kami yang seperti anak kecil.

" Kamu kan udah cukup umur, maka nya cepat nikah biar ada yang di peluk."

" Kalau gak ada perempuan yang mau, nanti abi cari kan santriwati abi,"

" Mau gak?" tanya abi menggoda ku

" Enggak..,"

" Aam sudah punya pilihan sendiri cuma lagi di perjuangkan," jawab ku sambil berjalan menuju tangga ke lantai atas di mana kamar ku berada.

" Dari pada lihatin yang lagi bermesraan,"

" Nanti jiwa jomblo Aam semakin sakit,"

" Mendingan Aam istirahat," ucap ku sedikit keras ketika sudah di pertengah tangga, sengaja biar abi dan umi dengar.

" Yeeee yang jomblo iri," Goda abi dengan suara tak kalah kerasnya.

.

.

.

Iri nih ye🤭

♥️♥️♥️♥️♥️

Happy reading

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😽😽

2023-08-01

0

medell

medell

bkan cm yg jomblo doang yg iri ..yg baca jg ikutan iri plus baper jg..

2023-02-16

0

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ

meleleh thor 😍

2021-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Gadis berjilbab hijau
2 Jalan beriringan
3 Senyum mu berakibat Diabetes
4 Penasaran
5 Awal dari cerita
6 Akhir dari cerita
7 Berita duka
8 Pertama kali berani bicara cinta pada mu
9 Ganteng sih tapi cuma ustadz
10 Apakah ini nama nya cemburu
11 Membuka mata namun tak ingin bicara
12 Gosip receh
13 Ada yang pecah tapi bukan kaca
14 Kabar baik
15 Suami idaman
16 Mungkin kah itu kamu
17 Pesantren Al-Karimah
18 Alhamdulilah, itu kamu
19 Lembaran baru
20 Gombalan pertama
21 Bertemu teman baru
22 Mimpi buruk
23 Pingin cepat di halal kan
24 Rencana Aam
25 Saran bang Reza
26 Rejeki nomplok
27 Ngerjain Iqbal
28 Jadi pingin cubit
29 Meminta mu
30 Memiliki mu
31 Rasa takut
32 Malam pertama
33 Bihun goreng
34 Hati-hati
35 Seksi nya
36 Di sayang mertua
37 Pemandangan yang indah
38 Taman cinta
39 Kambuh lagi
40 Mau yang segar-segar
41 Menang banyak
42 Ciuman pertama
43 Mertua gaul
44 Ceklek... bukkkk
45 Menjaga Ratih
46 Masakin istri
47 Kedatangan Sita dan Ainun
48 Pisang goreng
49 Gigit-gigitan
50 Makan siang
51 Pingsan
52 Hanya masa lalu
53 ciuman di kening
54 Tidur seranjang
55 Joging pagi
56 Perasaan bang Reza
57 Keponakan
58 Permintaan Dinda
59 Surat dari Rian
60 Box makanan
61 Sakit
62 Bicara pada Ratih
63 Mengantar Ratih
64 Eima Zahra
65 Cemburu
66 Aliran listrik
67 Rahasia Aam
68 Cerita Ais
69 Izin Aam
70 Amplop putih
71 Bali (1)
72 Bali (2)
73 Pertemuan yang tak di inginkan
74 Andra
75 Pasir putih
76 Modus
77 Arman
78 Jarum jam
79 Berenang
80 Mengusir kegelisahan
81 Tanggung jawab
82 Ketahuan
83 Pengajian bareng umi
84 Pertemuan membawa cerita
85 Mimpi indah
86 Bemo mogok di derek Pickup
87 Kalau ada
88 Paket makan siang
89 Pijitan lembut
90 Kesal
91 Curhat kang Fadil
92 Rencana
93 Lemah dan pucat
94 Pilu
95 Tegas
96 Dinda ku
97 Malaikat kecil ku
98 Mabar
99 Spaghetti Pelampiasan Rasa
100 Waktu bareng sahabat
101 Dingin banget
102 Misi Awal
103 Misi selesai
104 Hari pertama kerja.
105 Gawat
106 Elegan nya aku di depan mu
107 Ustadz Fadil
108 Rasa bersalah
109 Dunia Pesantren
110 Mikirin lue
111 Tersenyum tapi menangis
112 I Love you
113 Wulan (1)
114 Wulan (2)
115 Cita-cita Fat
116 Aura
117 Anak Papi
118 Jangan-jangan ngidam
119 Jadi Mami
120 Mami Dinda
121 Kode bang Reza
122 Mengkhibah kamu
123 Meminta yang terbaik
124 Serius menggoda
125 Ada Apa nya lue
126 Rejeki tak boleh di tolak
127 Pengusaha muda
128 Meyakini Janji Allah
129 Amplop Ungu di dalam laci
130 Membuka luka yang hampir sembuh
131 Ketemu Mantan
132 Alhamdulillah
133 Kejutan Nakal berakhir bahagia
134 Bawaan Baby
135 Kejutaan untuk keluarga
136 Memuliakan yang dimulaikan Allah
137 Kamu punya apa ?
138 Ulat Bulu
139 Acara perpisahan
140 Rencana masa depan
141 Ada deh...!!
142 Itu lah istri ku
143 Ngidam Urap
144 Drama Dinda
145 Kurang dari satu Ons
146 Lomba bersama papi dan mami
147 Masakan makassar
148 Masalah baru
149 Kisah pilu
150 Tiga rasa
151 Jika Dia mencintai mu
152 Aneh ..!!
153 Gak Ketebak
154 Jujur
155 Niat
156 Seminggu lagi
157 Kebimbangan
158 Salah ku
159 Manjain suami
160 Mulai beraksi
161 Aku membantu mu, Ya kamu membantu ku
162 Coklat dan Mawar merah
163 Gombalan pak Ustadz
164 Siapa tahu jodoh
165 Menjauh dengan sendirinya
166 Malam pengajian dan pemanjatan doa
167 Ya Rouhi
168 Gagal sebelum perang
169 Berita mengejutkan
170 Fakta yang terjadi
171 Cukup jadi istri Sholehah
172 Calon suami
173 Sekumpulan kisah
174 Ais cahaya cintaku di pesantren abi
175 Spesial part I
176 Spesialis part II
177 Promosi
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Gadis berjilbab hijau
2
Jalan beriringan
3
Senyum mu berakibat Diabetes
4
Penasaran
5
Awal dari cerita
6
Akhir dari cerita
7
Berita duka
8
Pertama kali berani bicara cinta pada mu
9
Ganteng sih tapi cuma ustadz
10
Apakah ini nama nya cemburu
11
Membuka mata namun tak ingin bicara
12
Gosip receh
13
Ada yang pecah tapi bukan kaca
14
Kabar baik
15
Suami idaman
16
Mungkin kah itu kamu
17
Pesantren Al-Karimah
18
Alhamdulilah, itu kamu
19
Lembaran baru
20
Gombalan pertama
21
Bertemu teman baru
22
Mimpi buruk
23
Pingin cepat di halal kan
24
Rencana Aam
25
Saran bang Reza
26
Rejeki nomplok
27
Ngerjain Iqbal
28
Jadi pingin cubit
29
Meminta mu
30
Memiliki mu
31
Rasa takut
32
Malam pertama
33
Bihun goreng
34
Hati-hati
35
Seksi nya
36
Di sayang mertua
37
Pemandangan yang indah
38
Taman cinta
39
Kambuh lagi
40
Mau yang segar-segar
41
Menang banyak
42
Ciuman pertama
43
Mertua gaul
44
Ceklek... bukkkk
45
Menjaga Ratih
46
Masakin istri
47
Kedatangan Sita dan Ainun
48
Pisang goreng
49
Gigit-gigitan
50
Makan siang
51
Pingsan
52
Hanya masa lalu
53
ciuman di kening
54
Tidur seranjang
55
Joging pagi
56
Perasaan bang Reza
57
Keponakan
58
Permintaan Dinda
59
Surat dari Rian
60
Box makanan
61
Sakit
62
Bicara pada Ratih
63
Mengantar Ratih
64
Eima Zahra
65
Cemburu
66
Aliran listrik
67
Rahasia Aam
68
Cerita Ais
69
Izin Aam
70
Amplop putih
71
Bali (1)
72
Bali (2)
73
Pertemuan yang tak di inginkan
74
Andra
75
Pasir putih
76
Modus
77
Arman
78
Jarum jam
79
Berenang
80
Mengusir kegelisahan
81
Tanggung jawab
82
Ketahuan
83
Pengajian bareng umi
84
Pertemuan membawa cerita
85
Mimpi indah
86
Bemo mogok di derek Pickup
87
Kalau ada
88
Paket makan siang
89
Pijitan lembut
90
Kesal
91
Curhat kang Fadil
92
Rencana
93
Lemah dan pucat
94
Pilu
95
Tegas
96
Dinda ku
97
Malaikat kecil ku
98
Mabar
99
Spaghetti Pelampiasan Rasa
100
Waktu bareng sahabat
101
Dingin banget
102
Misi Awal
103
Misi selesai
104
Hari pertama kerja.
105
Gawat
106
Elegan nya aku di depan mu
107
Ustadz Fadil
108
Rasa bersalah
109
Dunia Pesantren
110
Mikirin lue
111
Tersenyum tapi menangis
112
I Love you
113
Wulan (1)
114
Wulan (2)
115
Cita-cita Fat
116
Aura
117
Anak Papi
118
Jangan-jangan ngidam
119
Jadi Mami
120
Mami Dinda
121
Kode bang Reza
122
Mengkhibah kamu
123
Meminta yang terbaik
124
Serius menggoda
125
Ada Apa nya lue
126
Rejeki tak boleh di tolak
127
Pengusaha muda
128
Meyakini Janji Allah
129
Amplop Ungu di dalam laci
130
Membuka luka yang hampir sembuh
131
Ketemu Mantan
132
Alhamdulillah
133
Kejutan Nakal berakhir bahagia
134
Bawaan Baby
135
Kejutaan untuk keluarga
136
Memuliakan yang dimulaikan Allah
137
Kamu punya apa ?
138
Ulat Bulu
139
Acara perpisahan
140
Rencana masa depan
141
Ada deh...!!
142
Itu lah istri ku
143
Ngidam Urap
144
Drama Dinda
145
Kurang dari satu Ons
146
Lomba bersama papi dan mami
147
Masakan makassar
148
Masalah baru
149
Kisah pilu
150
Tiga rasa
151
Jika Dia mencintai mu
152
Aneh ..!!
153
Gak Ketebak
154
Jujur
155
Niat
156
Seminggu lagi
157
Kebimbangan
158
Salah ku
159
Manjain suami
160
Mulai beraksi
161
Aku membantu mu, Ya kamu membantu ku
162
Coklat dan Mawar merah
163
Gombalan pak Ustadz
164
Siapa tahu jodoh
165
Menjauh dengan sendirinya
166
Malam pengajian dan pemanjatan doa
167
Ya Rouhi
168
Gagal sebelum perang
169
Berita mengejutkan
170
Fakta yang terjadi
171
Cukup jadi istri Sholehah
172
Calon suami
173
Sekumpulan kisah
174
Ais cahaya cintaku di pesantren abi
175
Spesial part I
176
Spesialis part II
177
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!