..."Pergi bukan berarti meninggalkan, lari bukan berarti menjauh...
...hanya saya butuh waktu untuk mengerti sesuatu yang terjadi"...
"Alhamdulilah, akhir nya selesai juga jam kerja ku hari ini," Aam terlihat senang dengan melihat jam di tangan nya.
Hari ini jadwal Aam begitu padat, sehingga untuk makan siang saja tidak sempat, tadi dia hanya memakan satu potong roti untuk mengganjal perut nya.
Dia segera membuka jas putih nya, untuk beralih membersihkan diri, dengan berjalan sedikit terburu-buru, Aam menuju musholah untuk melaksanakan sholat Ashar, yang agak terlambat karena ada nya operasi tadi.
Setelah melaksanakan kewajibannya, Aam bergegas ke kamar rawat Ais,
"Assalamu'alaikum," di buka nya pintu kamar tersebut.
" Loh kok kosong, kemana Ais?" Aam panik dan langsung berlari ke bagaian administrasi.
" Sus, pasien di kamar Mawar 1 kemana ya?"
" Kok kamar nya kosong."
" Apa yang dokter maksud pasien atas nama dokter Ais ya?
" Ya benar,"
" Dokter Ais sekitar jam sebelas tadi sudah keluar dok," jawab suster berbaju ungu itu lagi.
Kaki Aam melemah,
" Ya Allah karena jadwal aku terlalu padat hari ini, sehingga aku tidak mengetahui kalau Ais sudah di bawa keluarga nya pulang."
Aam pun segera berlari ke parkiran untuk mengambil mobil nya, dia melajukan dengan kecepatan tinggi, berhenti di depan rumah mewah bercat putih tulang.
"Assalamu'alaikum," Aam memencet bel di pagar itu.
Berkali-kali Aam melakukan nya dan sama sekali tidak ada tanda-tanda pergerakan di rumah mewah itu.
" Rumah nya kosong, lalu ke mana Ais pergi?"
Di ambil segera handphone di saku nya
"Assalammualaikum bro?"
" Kamu tahu gak kalau dokter Ais sudah keluar dari rumah sakit?" tanya Aam pada Iqbal.
" Walaikumsalam,"
" Aku tadi sempat melihat waktu dokter Ais di bawa keluar oleh keluarga nya,"
" Kalau gak salah ada laki-laki berkulit coklat pakai jas putih bersama mereka."
" Rian ,itu mungkin Rian," gumam Aam dalam hati.
" Kamu tahu mereka membawa ke mana Ais?" tanya Aam lagi.
" Kalau itu saya gak sempet nanya,"
" Coba kamu cek di rumah mereka."
Aam menarik napas lalu menjawab,
" Udah, saya udah ke rumah nya, tapi kosong,"
" Bisa bantu saya bro?"
" Carikan nomor orang yang bisa di hubungi untuk mengetahui keberadaan Ais,"
" Tunggu sebentar, saya coba ya," dan sambungan telepon nya segera di akhiri.
Tak berapa lama, Aam mendapat chat dari Iqbal, segera di buka nya ternyata yang di kirim adalah nomor bang Reza.
Namun suara handphone nya kembali berbunyi
" Assalamu'alaikum bro,"
" Misi selesai dan ingat ini gak gratis ya,"
" Lain kali kamu harus bayar mahal hal ini."
" Walaikumsalam, terserah kamu deh, palingan juga kamu minta di ajak makan masakan umi," ucap Aam
" Kok kamu tahu sih Am?"
" Ya tahu lah,"
" Apa yang kamu tidak punya?"
" Uang, mobil, pekerjaan, dan yang lain yang manusia ingin kan kamu punya semua,"
" Selain orang tua mu yang selalu sibuk dan membiarkan mu makan sendiri di rumah, ya kan?" jawab Aam.
" Kamu benar," terdengar tawa Iqbal.
" Maka nya saya suka makan bersama keluarga kamu Am, dengan masakan umi yang super lezat,"
" Ya udah kamu semoga sukses mengejar cinta Ais ya, kalau kamu gak berhasil saya gantiin kamu nanti yang maju,"
" Enak aja kamu, cari yang lain lah," ucap Aam di sambung tawa dari Iqbal di seberang sana.
Setelah pulang ke rumah, Aam mencoba menghubungi nomor yang diberikan Iqbal tadi.
" Assalamu'alaikum" Terdengar suara diseberang sana menjawab telepon Aam.
" Walaikumsalam bang, ini saya Aam."
" Oh dokter Aam,"
" Ya dokter, ada yang bisa saya bantu."
" Begini bang tadi saya ke kamar dokter Ais dan ternyata kosong,"
" Apa dokter Ais sudah di bawa pulang?"
" Saya mohon maaf ya dokter,".
" Karena tadi tidak sempat memberi tahu dokter, tadi pas saya cari dokter sedang berada di ruang operasi."
" Ya gak apa-apa bang, saya bisa mengerti,"
" Jadi sekarang dokter Ais di mana bang?"
" Ais sekarang ada di singapur dok,"
" Kami dari pihak keluarga memutuskan untuk membawa nya berobat pada teman Rian yang merupakan dokter spesialis kejiwaan,"
" Sekalian membawa nya jalan-jalan,"
" Mudah-mudah bisa membuang kenangan buruk di hati nya," jelas bang Reza pada Aam.
Aam menarik napas panjang, ternyata dia harus ditakdirkan berjauhan lagi dengan gadis itu.
" Semoga ya bang, Allah SWT mendengar kan doa dari pihak keluarga untuk kesembuhan Dokter Ais,"
" Apa dokter Rian juga ikut ke sana?"
"Ya dok, Rian ada bersama Ais dan ayah, ibu di sana,"
" Sedangkan saya mungkin minggu depan baru menyusul,"
" Rian yang membantu mengurus semua kebutuhan Ais di sana,"
" Sama mendampingi nya saat pengobatan,"
Penjelasan bang reza membuat hati Aam memanas,
" Ya Allah tolong hamba, tenangkan hati hamba ya Allah."
Setelah mengakhiri telepon dengan bang Reza, Aam segera mengambil wudhu lalu menuju ranjang nya untuk tidur.
" Ada yang pecah tapi buka kaca,"
" yang pecah itu hati ku."
.
.
Luka tapi tak berdarah itu Am🤔
♥️♥️♥️♥️♥️
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Happyy
💪🏼💪🏼
2023-08-02
0
mamahna ajizah aulia❤💚
ya allah aam kasian banget sih kamu,,😥😥
2021-08-28
0
Kemilau Senja
aam kasihan bgt sii....selalu diduluin sama yg laen...
2021-08-19
0