Awal dari cerita

..." Seperti air sungai yang selalu akan bermuara ke laut...

...begitu juga dengan hubungan dua orang insan manusia, berharap bersanding di pelaminan lah sebagai akhir cerita "...

Prov Aisha

Ya Allah bagaimana aku menggambarkan perasaan ini, aku yang anak perempuan satu-satu nya di keluarga ini, begitu bersyukur karena sepanjang hidup ku di penuhi dengan rasa cinta, dari orang tua dan abang satu-satu nya yang aku punya, bang Reza.

Aku juga bersyukur dari kecil aku telah di ajarkan dengan ilmu agama, sehingga aku tahu ridho orang tua ku adalah ridho dari Allah,

Begitu nya aku percaya bahwa apa pun pilihan orang tua ku akan menjadi terbaik untuk hidup ku.

"Adek sini duduk di samping ayah," pinta ayah pada ku.

" Ada apa yah,?"

" Serius banget seperti nya," Tanyaku sambil berjalan menuju kursi di samping ayah.

"Adek...,"

"Sekarang usia adek udah tepat 17 tahun,"

" Ayah akan memberitahukan sebuah rahasia kepada adek."

" Rahasia apa yah?"

" Adek kok jadi dekdekan ya?"

"Anak ayah...," Ayah menghentikan sejenak ucapan nya.

" Maaf kan ayah..,"

" Sebenar nya kamu udah ayah jodohkan dengan anak sahabat ayah," Mata ku membesar, jantung ku berdetak kencang, ucapan ayah membuat aku begitu terkejut.

" Beliau adalah teman perjuangan ayah saat merintis usaha dari nol, beliau dan ayah banyak berbagi suka dan duka, sampai kami merasa seperti saudara."

Ayah membenarkan duduk nya dan melanjutkan ucapan nya.

"Saat kamu lahir, dia meminta untuk di jodoh kan dengan anak nya yang beda empat tahun dari adek."

" Ayah harap adek mau menerima perjodohan ini."

Aku berpikir sejenak sebelum menjawab ayah,

" Bismillahirrahmanirrahim," batin ku berucap.

"Ais menerima apa pun yang telah menjadi keputusan ayah dan ibu."

"Boleh kah Ais bertanya yah?" Dan ayah menganggukkan kepala nya.

" Siapa laki- laki itu dan di mana dia sekarang?"

Ayah menggenggam tangan ku erat, "Terimakasih anak ayah, semoga dia jodoh terbaik buat kamu."

"Pria itu sekarang sedang kuliah di Singapura,"

" Nanti saat yang tepat dia akan datang untuk menemui mu," jelas ayah lagi pada ku

Ku coba ikhlas untuk menerima keputusan ayah, semoga ini adalah jalan terbaik untuk ku.

Tepat saat ulang tahun ku yang ke-21 dan aku juga sudah menyelesaikan pendidikan kedokteran ku, pria itu datang bersama orang tua nya ke rumah ku.

Dari situ aku tahu nama nya Andra Kusuma Gunawan, seorang bisnisman wajahnya lumayan tampan, berkarisma tepat nya, dari senyum nya aku melihat kehangatan di dirinya.

Ku coba untuk membuka hati ku untuk mencintainya, kami lebih sering berkomunikasi via chat, karena dia yang sibuk dengan bisnisnya, dan lebih banyak tinggal di Singapura, karena di sana lah kerajaan bisnis nya di bangun. Aku tidak mempermasalahkan itu karena aku sendiri juga punya kegiatan yang cukup sibuk di rumah sakit, ya setelah lulus kuliah aku langsung di terima di rumah sakit terbesar di kota ini.

Sampai kemarin tepat nya dua minggu yang lalu, dia bersama keluarga nya datang ke rumah ku

untuk membicarakan kelanjutan perjodohan kami.

Aku sendiri terkejut, karena di putuskan dua minggu lagi kami akan ijab kabul dan resepsi.

Sempat aku protes pada nya kenapa begitu mendadak, mana mungkin acara tanpa persiapan. tapi dia menjawab santai, bahwa dia hanya punya waktu dua minggu di sini dan dia akan sangat sibuk sampai awal tahun depan, untuk masalah acara ijab qabul dan resepsi, dia akan menyerahkan pada WO terbaik di kota ini.

Segera aku mengajukan cuti dua minggu untuk membantu semua persiapan pernikahan ku. Selama dua minggu ini aku di sibukkan dengan banyak nya persiapan acara ku nanti.

Tidak terasa waktu begitu cepat, malam ini lah waktu di mana acara ijab qabul akan di laksanakan. Kami mengadakan acara lumayan mewah, sekitar 500 tamu undangan yang akan hadir di acara malam ini, itu sudah termasuk sahabat Aku dan Andra serta keluarga besar kami, sedangkan besok ada sekitar 1000 undangan yang kami sebarkan, sebenar nya aku tidak ingin acara yang semewah ini, namun aku mengerti karena calon suami ku seorang bisnisman yang punya kolega dan rekan kerja yang banyak.