..." Kepedulian seorang sahabat dapat dilihat bukan dari apa yang di berikan nya...
...tapi dari bagaimana dia bisa menempatkan diri nya "...
"Alhamdulilah dokter,"
" Sekarang keadaan Ais sudah ada perkembangannya,"
" Dia sudah mulai mau berinteraksi ketika di ajak bicara,"
" Sudah banyak tersenyum,"
" Dan nap su makan nya sudah mulai membaik," Jelas bang Reza ketika Aam menelepon nya untuk bertanya keadaan Ais.
Ya sudah hampir sebulan ini Ais di singapura, sudah beberapa kali Aam menelpon bang Reza, untuk sekedar mengetahui perkembangan keadaan nya.
" Alhamdulilah bang,"
" Saya merasa senang mendengar nya, semoga dokter Ais segera pulih ya."
" Aamiin..,"
" Mohon doa nya terus ya dokter,"
" Semoga Ais segera benar-benar pulih keadaan nya,"
" Karena dia masih sering menangis dan tidak sadarkan diri,"
" Itu akan terjadi jika ada sesuatu yang membangkitkan ingatan nya tentang kejadian buruk itu." Jelas bang Reza kembali.
Mendengar itu rasanya Aam ingin terbang ke sana saat ini juga, mendampingi wanita yang di cintainya di masa sulitnya.
"In sya Allah saya akan selalu mendoakan kesembuhan dokter Ais bang,"
" Maaf kan saya bang, karena saya belum bisa menjenguk dokter Ais," ucap Aam sedih.
Karena kesibukan di rumah sakit dan pesantren, Aam tak bisa menyusul Ais ke Singapura, berkali-kali Aam mengajukan cuti namun selalu di tolak karena jadwal operasi nya yang padat.
" Tidak masalah dokter, kami mengerti kondisi dan kesibukan dokter di rumah sakit,"
" Dokter santai saja, di sini juga ada Rian yang selalu membantu kami," jawab bang Reza.
Seketika rasa cemburu menguasai hati Aam,
" Rian lagi... Rian lagi... ," batinnya.
Setelah beberapa lama berbicara lewat telepon, Aam dan bang Reza mengakhiri perbincangan nya.
" Ya Allah bantu hamba, jika memang Ais di takdir kan menjadi jodoh hamba, jaga lah dia, angkat rasa sakit di jiwanya,"
" Beri dia keikhlasan untuk menerima semua cobaan dalam hidupnya ya Allah."
"Assalamu'alaikum,"
" Ngapain loh di sini bro?"
" Tumben kamu sekarang suka nongkrong nya di taman," ucap Iqbal dengan wajah bingung dan kedua bahu nya yang di angkat keatas.
Ya tadi memang Aam menelepon bang Reza sambil duduk di kursi taman rumah sakit.
" Walaikumsalam,"
" Tadi saya habis nelepon bang Reza."
Iqbal langsung duduk di sebelah Aam
" Gimana kabar dokter Ais," tanya Iqbal pada Aam dengan wajah serius karena dia tahu tujuan Aam menelepon bang Reza pasti karena ingin mengetahui keadaan Ais.
"Alhamdulilah dia sudah mau di ajak bicara sekarang." jawab Aam pelan.
" Alhamdulillah,"
" Syukur deh...,"
" Semoga bu dokter cantik itu cepat membaik dan cepat masuk kerja lagi,"
" Kan bisa jadi lebih semangat nanti saya kerja nya," yang langsung di jawab dengan tatapan tajam dari Aam.
" Sudah Ah...,"
" Sudah jam pulang nih,"
" Yuk pulang, capek saya pingin cepat-cepat sampai rumah, apa lagi capek nya karena rindu sama senyum manis dokter Ais," ucap Iqbal lagi, dan Aam tahu bahwa itu ditujukan untuk menyindirnya.
" Kamu itu ya," protes Aam sambil meninju pelan bahu sahabatnya dan langsung di sambung tawa keras dari Iqbal.
Aam bersyukur karena sahabat nya itu tidak pernah bertanya apa pun mengenai hati nya, Iqbal paham untuk memberikan waktu bagi Aam sampai sahabat nya itu siap untuk bercerita.
♥️♥️♥️♥️♥️
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Adiba Shakila Atmarini
semoga dr ais cepat pulih.smoga jga brjodoh sma dr aam..
2024-04-30
0
Happyy
👍🏻👍🏻
2023-08-02
0
zha syalfa
pasti paham lah.... ketika ada dokter bedah tapi menangani pasien di luar lingkup bedah
🤭🤭
pasti terbaca dokter Aam..
😆
2022-10-05
0