..." Cinta itu laksana sebuah perang, begitu mudah mengorbankan, namun begitu sulit untuk memadamkannya "...
"Maaf mba," Aam menghampiri meja resepsionis.
" Saya mau tanya,"
" Itu siapa ya gadis berjilbab pink yang di sana," Aam bertanya pada salah satu wanita di meja resepsionis, sambil tangan nya menunjuk pada gadis yang berjalan jauh di depan nya.
Mata wanita tadi melihat gerak tangan Aam.
"Oh itu dokter Ais, nama lengkap nya Aisha Syafia Alianarohman,"
" Beliau Dokter spesialis kandungan,"
" Kalau tidak salah saya baru sekitar dua hari beliau kerja di sini," jelas wanita itu.
" Apa ada yang bisa saya bantu ya dokter Aam?"
" Oh gak mba, saya cuma pernah kerja bareng beliau di kegiatan amal,"
" Jadi mau memastikan apa benar dia dokter Ais, " bohong Aam menutupi perasaan nya.
" Terimakasih ya "
Aam berjalan meninggalkan meja resepsionis dengan senyum
nya, dia merasa senang mengetahui nama gadis itu,
" Ternyata nama nya Aisha, Aisha ku." ucap Aam sambil terus tersenyum.
" Semoga Allah menjodohkan aku dengan nya,"
" Semoga Allah memudah kan kami untuk bersama,"
Sejak saat itu Aam selalu mencari kesempatan untuk bisa lebih mengenal Ais, namun belum sempat itu tercapai, hati nya sudah di buat hancur berantakan. sahabat nya Iqbal menceritakan sesuatu yang membuat hati nya kembali terluka.
"Bro ..,"
" Kamu kenal gak dengan dokter Ais? dokter baru yang manis itu," tanya Iqbal.
" Ehhhmmm ya,"
" Kenapa emang nya," sahut Aam berusaha santai saat nama gadis yang di cintai nya itu di sebut oleh sahabat nya.
" Baru juga saya nya mau PDKT, eh ternyata dia nya sudah tunangan,"
" Ngenes banget rasa nya,"
" Gugur sebelum perang ini nama nya," Jelas Iqbal dengan muka sedih.
"Tunangan...,"
" Serius kamu, dokter Ais sudah tunangan...,"
" Dengan siapa?"
Iqbal menatap lekat ke arah sahabatnya yang terlihat panik, ada kebingungan di dirinya.
" Santai bro, kamu kenapa tegang gitu,"
" Saya tahu info itu langsung dari Sita dan Ainun,"
" Mereka sahabat nya dokter Ais,"
" Ais itu dari kecil memang sudah dijodohkan oleh orang tua nya dengan anak sahabat ayahnya."
Iqbal kembali memperhatikan wajah Aam,
" Tapi kenapa wajah kamu sekarang jadi memerah?" Iqbal memandang lekat wajah sahabat nya.
" Gak,"
" Mungkin karena cuaca lagi panas,"
" Aneh kamu..,"
" Di luar lagi hujan, cuaca yang panas itu di mana?"
Aam tidak berniat menjawab pertanyaan sahabat nya, pandangan nya focus jauh ke depan.
"Ya Allah..,"
" Ini kah kenyataan yang harus aku terima,"
" Ya Allah.. bantu hamba untuk melupakan nya," batin Aam mengadu pada sang maha kuasa.
Dengan tatapan lurus yang sama dengan Aam, Iqbal melanjutkan ucapan nya.
" Tak ada yang tahu dengan siapa dokter Ais di jodohkan,"
" Bahkan dia sendiri tak tahu dan sampai sekarang belum pernah bertemu dengan tunangannya itu."
Seketika ada hujan di tengah kemarau di hati Aam,
" Ya Allah semoga masih ada harapan untuk ku bisa memilikinya." doa Aam penuh harapan.
Flashback off
Namun hari ini harapan yang selalu di minta nya empat tahun ini dalam doa-doa nya harus berakhir, dua minggu lagi gadis itu akan menikah.
Berjalan dengan tidak lagi semangat, Aam menuju musholah, di ambilnya air wudhu untuk menenangkan hatinya, di lakukannya dua rakaat sholat Dhuha , setelah itu Aam melanjutkan berzikir.
"Ya Allah engkau yang maha penyayang, engkau yang maha pembolak-balik kan hati manusia, jika memang dia jodoh hamba, mudah kan hamba untuk bisa bersama nya, menghalalkan nya untuk bisa menjadi imam nya di dunia dan akhirat, tapi jika rasa yang ada ini salah, tolong bantu hamba melupakan nya ya Allah," doa Aam penuh ke khusu'an.
" Hamba yakin engkau sebaik-baik nya pembuat skenario hidup, hamba berserah sepenuh nya pada mu ya Allah," lanjut Aam dengan air mata yang telah mengalir deras di sisi mata nya.
Setelah merasa curhat nya cukup pada sang pencipta, dia melangkah kan kaki keluar dari musholah.
"Assalamualaikum dokter Abra," ketuk Aam di ruangan kepala rumah sakit.
"Walaikumsalam, silahkan masuk dokter Aam," sambut pria yang usia nya hampir setengah abad itu.
"Maaf dokter, apakah memanggil saya, tadi ada suster yang memberitahu saya," jelas Aam.
Tadi setelah keluar dari musholah, dia berencana kembali ke ruangan nya, namun ada salah satu suster di ruang piket yang memberi tahu bahwa kepala rumah sakit memanggil nya keruangan beliau.
" Ya bener dok,"
" Begini dokter Aam,"
" Lusa ada undang kegiatan diklat di Singapura, jadi mereka meminta salah satu yang mewakili untuk hadir dari dokter bedah saraf,"
" Apa dokter Aam bersedia," jelas dokter Abra
Aam berpikir sejenak, mungkin dia harus pergi untuk bisa melupakan rasa sakit nya selama dua minggu ini.
.
.
.
Note : Assalamualaikum
Ngenes banget kan kisah cinta nya Aam
Apa kah Aam bisa melupakan Ais? atau mereka memang di takdir kan berjodoh ?
Menurut kalian gimana?
Jangan lupa komentar ya, dan jangan lupa untuk tekan like nya
♥️♥️♥️♥️♥️
happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Happyy
💪🏼💪🏼
2023-08-01
0
Aan Nurhasanah
semangat 💪💪💪dok mudah mudahan berjodoh🤲🤲🤲amiiin
2022-12-21
0
💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓
ini dialog nya kebanyakan aam yg ngebatin
2022-11-10
0