"Tak terasa turnamen sudah berjalan selama 5 hari"
"Ayo kita lanjutkan turnamen hari ini"
"Majulah nomor 500 dan 499"
Xin Huang langsung maju ke arena begitu mendengarnya.
"Baiklah, mulai!!!!"
Lawan Xin Huang saat ini adalah wanita cantik yang dikenal sebagai jenius dari keluarga bangsawan Mei.
"Hmmph, gara-gara keasikan berlatih aku jadi lupa mendaftar, aku jadi harus melawan rakyat jelata",ucap Hua Mei dengan wajah angkuh.
"Kau memang cantik nona, tapi kau terlalu angkuh, aku jadi jijik", ucap Xin Huang dengan wajah jijik.
"Beraninya kau bocah, akan kuhabisi kau!!!"
"Jangan terlalu arogan nona, sebelum wajah cantikmu kubakar hingga hangus"
"Sialan!!!"
"Teknik Pedang Mawar:Pertunjukan Mawar!!!"
Muncul bunga mawar disekitar pedang Hua Mei.
"Qi mawar ku ini sangat tajam, semoga kau bisa menjaga bagian tubuhmu agar tetap utuh", ucap Hua Mei dengan senyuman sinis.
"Hehe, akan benar-benar kubakar wajahmu itu"
"Api Neraka", Xin Huang mengeluarkan jurusnya.
Muncul setitik api berwarna merah pekat ditelapak tangan Xin Huang, walaupun hanya setitik, panas dari api itu terasa diseluruh stadion.
"Api apa itu, panasnya terasa sampai sini", ucap salah satu penonton.
"Ya, api itu sangat berbahaya, melihatnya saja membuatku merinding", ucap penonton.
"Api apa itu", ucap walikota Xin.
Dia terus memerhatikan api ditangan Xin Huang.
"Siapa bocah itu?", ucap kepala keluarga besar Huo.
"Xin Huang tuan", ucap pelayan disebelahnya.
"Tak kusangka seorang bocah bisa mengeluarkan api yang lebih panas dariku"
"Api apa itu bocah", ucap Hua Mei yang sedikit ketakutan melihat api itu.
"Ini adalah api yang akan membakar wajahmu"
"Sial, kalau kau tidak mau menyerang, maka aku yang menyerang!!!", Hua Mei berlari dengan sangat cepat kearah Xin Huang.
Sringggg
Sringggg
Muncul kelopak bunga mawar setiap Hua Mei mengayunkan pedangnya.
"Lambat", Xin Huang dengan santai menghindari semua serangan Hua Mei.
"Walaupun jenius, dia hanya berada ditahap transformasi akhir", ucap Xin Huang didalam hatinya.
"Kenapa tidak kena?!!!"
"Teknik Pedang Mawar:Mawar Raksasa!!!"
Hua Mei mengarahkan pedangnya ke atas, dia mengumpulkan Qi Bunga nya hingga membentuk mawar raksasa.
"Rasakan ini bocah!!!"
Wuushhhhhhh
Xin Huang mengarahkan apinya yang sebesar kelereng ke arah Bunga Raksasa itu.
Blaarrrrrr
Mawar itu dengan mudah terbakar saat mendekati api neraka Xin Huang.
"Apa?!!!, sebenarnya api apa itu?!!!"
"Hahh,aku benar-benar bosan", Xin Huang menghela nafasnya.
"Teknik Pedang Mawar:Pesona Mawar!!!"
Hua Mei membentuk ratusan mawar dibelakang Punggungnya.
"Hiyahhh"
Wushhhhhhh
Ratusan mawar dibelakang Hua Mei terbang berhamburan ke arah Xin Huang.
"Hahh, membosankan"
Xin Huang hanya mengayunkan Apinya ke kanan dan kekiri dengan santai.
Blarrrrrr
Blarrrrrr
Blarrrrrr
Blarrrrrr
Seluruh mawar buatan Hua Mei habis terbakar api Xin Huang.
"Se,, sebenarnya kau siapa?", Ucap Hua Mei dengan kaki yang gemetaran, gemetaran karena takut, atau gemetaran bahwa Qi nya tinggal sedikit.
"Jangan banyak tanya nona, biarkan aku membakar wajahmu itu", Ucap Xin Huang dengan senyum yang mengerikan.
"A,,Ap--", ucapan Hua Mei terhenti saat menyadari Xin Huang sudah ada didepannya.
"Rasakan ini", Xin Huang melempar api nerakanya ke wajah Hua Mei.
"Aarrrgghhhhh", Hua Mei berteriak kesakitan sembari memegang wajahnya yang sudah terbakar.
"Kenapa teriak-teriak begitu, keluargamu kan kaya, mereka bisa membeli pil untuk menyembuhkan wajahmu itu"
"Biarkan ini menjadi pelajaran untukmu, semoga kau bisa menjadi wanita yang lebih baik dan lebih rendah hati", ucap Xin Huang lalu pergi keluar arena.
"Pertandingan kali ini dimenangkan oleh nomor 500, Xin Huang!!!"
Wooooo
Para penonton mulai riuh saat mendengarnya, pasalnya Hua Mei adalah jenius sejati, para rakyat biasa tidak mempunyai harapan saat melawannya, tapi hari ini, mereka melihat Jenius sejati yang mereka takuti sedang kesakitan dengan wajah yang sudah hitam legam akibat terbakar.
"Medis, cepat bantu dia", ucap wasit memanggil medis.
**
"Kakek, ayo pulang"
"Ayo nak"
"Bocah kau kuat juga ya"
"Tentu saja, targetku adalah juara pertama"
"Wow, ambisimu memang besar Xin"
"Hmmphh", Xin Huang mendengus bangga.
"Ayo Xin, kita pulang"
"Hei, apakah kau tidak ingin melihatku bertanding?"
Xin Huang dan Lao Ren saling bertatapan saat mendengar itu.
"Kakek?"
"Hmmm, ayo saja, aku ingin melihat kemampuan dari orang yang banyak bicara."
"Baiklah, kita akan melihatnya"
"Hehehe, nomorku adalah 490, tidak lama lagi kok"
"Ya, ayo"
Xin Huang, Lao Ren dan, Jian Tan kembali ke tempat duduk stadion.
30 Menit berlalu,,,,
"Baiklah, peserta selanjutnya adalah nomor 490 dan 489!!!"
"Hehe, ini giliranku", ucap Jian Tan dengan senyum percaya diri.
"Jangan terlalu percaya diri, lihatlah lawanmu yang besar itu"
"Mau besar, mau kecil, semua akan kubabat habis"
"Hmmph, omong kosong"
Jian Tan berjalan maju ke arena dengan percaya diri.
"Halo tuan, nama ku Jian Tan"
"Halo, namaku Gang Ho"
"Hehe, namamu sangar juga"
"Terserah kau saja"
"Baiklah, pertandingan dimulai dalam hitungan ketiga!!!!"
"Satu!!!"
"Dua!!!"
"Tiga!!!!!!"
"Mulai!!!"
Gang Ho mengambil pedang besar dari punggungnya.
Jian Tan mengubah posisinya menjadi siap bertarung.
"Jadi kau petarung tangan kosong?"
"Ya, tanganku, senjataku"
"Teknik Pedang Besar:Gemuruh"
Gang Ho mengayunkan pedangnya secara vertikal ke bawah.
Bummmmmm
Serangan itu menimbulkan jejak serangan berbentuk lurus sampai ujung arena.
"Hohoho, lumayan juga", ucap Jian Tan.
"Kau juga lumayan"
"Teknik Emas:Tinju Emas"
Jian Tan mengumpulkan Qi Emas diseluruh tangannya.
"Tahan ini, Gang Ho"
Jian Tan melancarkan serangannya ke arah Gang Ho.
"Hmmm, lumayan", Gang Ho melindungi tubuhnya dengan pedang besar miliknya.
Bummmm
Serangan itu menimbulkan kawah besar disekitarnya. Tapi Gang Ho dan pedangnya tidak ada lecet sedikitpun.
"Sial, gagal", Jian Tan melompat mundur ke belakang.
"Jangan kabur", Gang Ho melompat lalu menyerang Jian Tan.
"Haha, kau tidak membiarkanku istirahat ya", Jian Tan menahan serangan Gang Ho.
Jian Tan dan Gang Ho terus mengadu serangannya, Jian Tan terus memukul, Gang Ho terus mengayunkan pedangnya.
"Si cerewet itu lumayan juga", ucap Xin Huang dengan tangan yang menopang dagu.
"Dia juga salah satu jenius, walaupun tidak terlalu jenius juga sih", ucap Lao Ren.
"Teknik Emas:Meteor Emas!!!"
"Teknik Pedang Besar:Benteng"
Jian Tan memukul udara sebanyak puluhan kali sehingga terlihat seperti meteor yang menghantam daratan. Lalu Gang Ho menancapkan pedangnya ke tanah, dia juga memasukan Qi nya ke pedang besarnya sehingga pedangnya membesar seperti benteng batu.
Bummmmm
Bummmmm
Bummmmm
Bummmmm
Hasil adu serangan mereka berdua membuat arena penuh dengan debu yang menghalangi pandangan.
"Siapa yang menang?", Ucap salah satu penonton.
"Benar, siapa yang menang?"
Shhhhhhhhh
Debu dan asap yang menghalangi pemandangan mulai menghilang,
Terlihat dua orang pria berdiri dengan luka-luka yang lumayan parah.
"Huh, kau belum kalah ya?", Ucap Jian Tan dengan luka besar dikedua tangannya.
"Sepertinya, senjata yang kau banggakan sudah rusak ya?"
"Heh, kalau tangan hancur, masih ada kaki, lagian pedangmu juga sudah hampir hancur"
"Hmmm, kau terlalu banyak bicara"
Gang Ho mengangkat pedang besarnya, lalu dia mengumpulkan Qi di pedangnya.
"Teknik Pedang Besar:Gemuruh"
Gang Ho mengayunkan pedang besarnya secara vertikal.
Jian Tan mengangkat kakinya, lalu dia mengumpulkan Qi Emas di kakinya.
"Teknik Emas:Tendangan Emas"
Jian Tan menghantamkan kakinya ke tanah.
Bummmmmm
Hasil adu serangan itu hampir menghancurkan arena.
"Huh,, huh,, huh,, kau,, sudah kalah",
Ucap Jian Tan dengan terengah-engah.
"Si,, Sial,,"
Brukkk
Gang Ho jatuh ke tanah, lalu tak sadarkan diri.
"Baiklah, pemenangnya adalah nomor 490, Jian Tan!!!!"
"Lalu para medis, cepat urus mereka!"
Gang Ho diangkat oleh tandu dan Jian Tan dituntun keluar arena oleh medis.
"yah, si cerewet ini lumayan kan kek?"
"ya, Xin"
"baiklah, ayo pulang kek"
"kau tidak akan menjenguk temanmu?"
"teman?, dia bukan temanku"
"oh, baiklah ayo pulang"
setelah percakapan singkat itu, Xin Huang dan Lao Ren setuju untuk pulang.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
fathurRa
hmm mc masih labil kurang sesuai dengan cerita hidupnya
2023-09-30
0
Farisal Kaka Arafi
emmm
2021-10-11
1
N.R.A 15
kadang gw bingung siapa yg lagi ngomong, biasa nya klo karakter lgi berdialog, di akhir bakal di kasih tau siapa sebenarnya itu
contoh :
" Tentu saja, target ku adalah juara pertama " ucap xin huang
atau
" Bocah, kau kuat juga ya " sang kakek memuji
dan satu lgi orang yg baru di kenal mc pas lgi nonton pertandingan tiba2 ikut nimbrung tanpa di kasih tau itu siapa di akhir kalimat. Jadi gw harus baca ulang dialog atau percakapan mereka bertiga setelah si xin huang selesai bertanding biar mengerti...
2021-05-26
6