Restu

🐝🐝🐝

Mansion Arse kini mulai ramai, meja makan sudah tersusun makanan dengan rapi. Dad Abbas juga sudah sampai untuk bergabung makan malam disana. Sam dan Chris yang belum pulang sejak tadi ikut duduk di meja makan sesuai permintaan Mom Adel. Semuanya tampak sumringah hanya Bianca saja yang merasa canggung pasalnya untuk pertama kalinya dia berinteraksi dengan orangtua Arse. Sebelumnya saat menjadi arwah Bianca sudah pernah melihat mereka tapi hanya sekilas saja. Tapi situasi saat ini berbeda apalagi Mom Adel tadi melihatnya tidur dengan Arse rasanya ingin sekali Bianca menenggelamkan wajahnya ke dasar laut karena malu.

"Bee sayang, kenapa tidak makan?" tegur Mom Adel karena melihat Bianca sejak tadi hanya termenung.

"I-iya Mom," jawab Bianca kikuk. Sebelumnya memang Mom Adel menyuruhnya memanggil Mom saja.

Bianca mulai menyuapkan makanan di mulutnya sedangkan pikirannya terbang kemana-mana. Selain masih canggung pada keluarga Arse dia juga bingung untuk mencari alasan kenapa bisa pulang telat pada orangtuanya di rumah.

"Bocah gendeng! cepat kau juga makan!" bentak Dad Abbas karena sudah merasa jengah dengan sikap putranya sedari tadi hanya tersenyum bodoh dan terus menatap Bianca.

"Aku sudah kenyang Dad melihat istriku ini," ucap Arse yang masih menatap Bianca yang duduk disampingnya.

Istri? Ya begitulah sejak tadi Arse heboh mengumumkan kalau Bianca menerima lamarannya padahal jelas-jelas dia sendiri yang mengiyakan pertanyaan itu. Bianca hanya pasrah saja takut mood Arse memburuk lagi.

Sam dan Chris hanya mengulum senyum mereka. Sedangkan Mom Adel dan Dad Abbas hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

"Jadi lamarannya batal nih?" tanya Mom Adel.

"Tentu saja tetap jadi Mom, lamaran tahap kedua," jawab Arse yang masih memandangi wajah Bianca.

"Arse, stop memandangiku! makanlah!" bisik Bianca karena mulai risih dengan sikap Arse.

"Suapi aku my wife, aku tidak mau makan kalau tidak kau suapi," rengeknya.

Bianca dengan terpaksa menyuapi dengan menahan malunya, Arse menerima suapan demi suapan dengan senyum yang tak pernah surut dari wajahnya.

Hal itu tak luput dari pengamatan Chris, dia tersenyum kaku ada hal yang ingin dia sampaikan tapi di lihat dari Arse yang begitu mencintai Bianca rasanya tidak tega untuk menyampaikan semua itu.

Setelah selesai makan malam Bianca segera pamit pulang, tapi sebelumnya Mom Adel ingin berbicara empat mata dengan dirinya.

"Maafkan sikap Arse yang kekanakan ya Bee. Mom tahu kamu belum ingin menikah, Mom yang akan membujuk Arse pelan-pelan tapi untuk saat ini bersabarlah."

Seakan bisa membaca pikirannya, Mom Adel tahu apa yang dirasakan Bianca sekarang. Bianca memeluk Mom Adel dan berterimakasih karena mau membantu membujuk Arse yang tidak terkendali.

"Biar aku saja yang mengantar kakak ipar pulang," tawar Chris.

Arse sebenarnya tidak rela tapi dia masih terpengaruh dengan obat yang dia konsumsi dan tidak memungkinkan dia untuk berkendara.

"Ingat Bee jangan selingkuh lagi."

Itulah pesan Arse pada Bianca. Ya ampun saat ini Bianca benar-benar di level jengah maksimal, dia ingin secepatnya pergi dari hadapan Arse yang membuatnya begitu sakit kepala.

"Untung cinta" Bianca membatin.

Sekarang Bianca dan Chris sudah dalam perjalanan menuju kediaman Bianca, hening tidak ada obrolan diantara mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Setelah sampai Bianca segera turun, tapi langkahnya ditahan Chris.

"Kenapa? Aku ingin segera istirahat. Temanmu begitu membuatku pusing," keluh Bianca dengan memijit keningnya pelan.

"Apa kau mencintainya Bee?" tanya Chris.

"Kenapa bertanya seperti itu? dan kenapa sikapmu dari tadi begitu serius? seperti bukan dirimu saja."

"Jawab saja."

"Tentu, asal kau tahu aku sudah menunggunya selama sepuluh tahun." jawab Bianca.

Setelah mengatakan itu Bianca segera masuk ke dalam tapi Chris masih memandangi punggung Bianca yang makin menjauh. Entah apa yang dia pikirkan sekarang.

🐝🐝🐝

"Darimana saja, Bee?" suara bariton Jaya menghentikan langkah Bianca.

Bianca hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah, bayangan perkelahian nya dulu kembali berputar di memorinya.

"Ck! apa benar kau begitu menyukainya?" tanya Jaya dengan mengelus rambut Bianca dengan lembut.

"Eh?" Bianca hanya bisa diam mematung, Jaya sekarang memang begitu lembut padanya. Setelah kembali dari koma dia benar-benar begitu menjaganya. Walaupun dia bukan putri kandungnya Jaya memang begitu menyayanginya.

Bianca langsung memeluk Jaya dengan isak tangisnya, perkataan Lyra waktu itu berputar kembali rasanya dia begitu beruntung mendapatkan Jaya sebagai ayahnya.

"Kenapa menangis? papa tidak marah, Bee."

"Pa, aku sudah tahu semuanya." ucap Bianca dengan isak tangisnya.

Jaya mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan ucapan putrinya yang saat ini masih erat memeluknya.

"Asal usulku aku sudah tahu Pa."

Deg!

Jaya masih mencerna kata-kata Bianca, apa Bianca sudah tahu jika dia bukan putri kandungnya. Bagaimana bisa?

"Bee, apa kau--"

"Terimakasih pa untuk cintamu selama ini."

Kalimat itu sudah meyakinkan Jaya jika memang Bianca sudah mengetahui semuanya. Dia membalas pelukan putrinya sama eratnya seperti takut kehilangan. Takut, jika Bianca memilih pergi meninggalkannya. Takut, jika Lyra kembali dan mengambilnya.

Suasana hening beberapa saat hanya isak tangis Bianca yang terdengar disana.

Jaya melepas pelukannya lalu mencium kening putrinya dengan lembut mencurahkan kasih sayangnya sebagai seorang ayah.

"Sekarang kau tahu bukan kenapa papa melarangmu bertemu dengan mamamu? kami semua menyayangimu, Bee. Jangan pernah bahas masalah ini lagi kau itu tetap papa anggap sebagai putri kandungku sejak kau lahir di dunia sampai saat ini." Jaya berkata dengan penuh penekanan.

"Jadi, jangan pernah berpikir untuk meninggalkan kami. Kau tetap putri dari keluarga Mahendra." sambungnya lagi.

Bianca tidak bisa berkata-kata lagi hanya mengangguk dan mengusap sisa-sisa air matanya.

"Bagaimana kau tau semuanya?" tanya Jaya penuh selidik selama ini dia mati-matian menyembunyikan kebenaran ini.

"Mama Lyra pa, Arse menemuinya waktu itu." jawab Bianca dengan lirih.

Jaya mendesah pelan sembari berkata "Jangan menemuinya lagi. Kami keluargamu saat ini."

"Arse tetap mau menerimaku pa saat tahu asal-usulku bahkan dia menyelamatkanku dari kematian, pikirkanlah untuk menerimanya." bujuk Bianca.

"Aku merestui kalian."

Kalimat itu keluar dari mulut Jaya begitu saja. Memang sebelumnya Lili sudah membujuk dan menceritakan kejadian sepuluh tahun lalu saat Arse menyelamatkan Bianca. Mungkin memang dia harus memberi Arse kesempatan pikirnya.

"Benarkah pa?" Bianca masih tidak percaya dengan kalimat yang baru saja dia dengar.

"Undang dia besok ke rumah!" titahnya.

Bianca menghambur memeluk Jaya setidaknya sekarang Arse tidak perlu lagi diam-diam menemuinya.

🐝🐝🐝

Terpopuler

Comments

Puji Rahayu

Puji Rahayu

tuh jalang hamil ank kyle ya crish...bukan ank arse

2023-08-08

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

ini ada rahasia apa cris

2023-03-20

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

ada apa nihh??

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Berbuat Kebaikan
2 Thantophobia
3 Cello Yang Siaga
4 Raksasa Mesum
5 Membaca Mantra
6 Kawin Lari
7 Isi Hati Arse
8 Doa Bianca
9 Saingan Baru
10 Tidak Bertepuk Sebelah Tangan
11 Anak Mommy
12 Cemburu
13 Lamaran?
14 Restu
15 Anak Mommy (2)
16 Salah Mengartikan
17 Firasat Buruk
18 Bahagia Mengenalmu
19 Kebingungan
20 Niat Buruk
21 Membujuk Cello
22 Pria Tampan Tak Berguna
23 Mantan Sahabat
24 I Love You
25 De Javu
26 Sebuah Keputusan
27 Perasaan Apa Ini?
28 Permainan Takdir
29 Aku Merindukanmu
30 Butuh Pertolongan
31 Aku Disini
32 Bangun
33 Hukuman Yang Mengasyikkan
34 Sebuah Pertolongan
35 Menepati Janji
36 Kalimat Menakutkan
37 Pudar
38 Barberque
39 Hasil test DNA
40 Amarah Arse!
41 Kesakitan
42 Bukan Jodoh
43 London
44 Kembali
45 Mulai Memikirkan
46 Panggilan Baru
47 Insecure
48 Yes, I Will
49 Kutukan Mantan
50 Terkabul
51 Aku Tresno Kowe
52 Hari Mantan
53 Masih Hari Mantan
54 Bayangan Masa Lalu
55 Memulai Misi
56 Athena dan Seiya
57 Questions Box
58 Okey Dokey
59 Jangan Menyangkal
60 Dewi Te Fiti
61 Kesempatan Terakhir
62 Komet Halley
63 Instal Ulang
64 Masih Ada Harapan?
65 Produk Gagal
66 Sebuah Akhir?
67 Seorang Daddy
68 Terkejut
69 Mengulang Sejarah
70 My Guardian Angel
71 Otak Mesum Yang Berguna
72 Ajal?
73 Wake Up! Bee..
74 Selamat Tinggal
75 Teori Ciuman Ajaib
76 Merelakan?
77 Melewatkan Sesuatu
78 Tidak!
79 The Wedding Day
80 The Wedding Day (2)
81 KAMSAHAMIDA
82 Bonus Chapter - Hukuman
83 Bonus Chapter - Ancaman
84 Bonus Chapter - Sumpah
85 Bonus Chapter - Tidak Berhenti
86 Bonus Chapter - Satu Ronde
87 Bonus Chapter - Kado Terindah
88 Bonus Chapter - Dibayar Kontan
89 Bonus Chapter - Pasrah
90 Bonus Chapter - Satu Lagi
91 Bonus Chapter - Bahagia ( END)
92 Hot Daddy and Five Sons
93 Perfect Duda is My Husband
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Berbuat Kebaikan
2
Thantophobia
3
Cello Yang Siaga
4
Raksasa Mesum
5
Membaca Mantra
6
Kawin Lari
7
Isi Hati Arse
8
Doa Bianca
9
Saingan Baru
10
Tidak Bertepuk Sebelah Tangan
11
Anak Mommy
12
Cemburu
13
Lamaran?
14
Restu
15
Anak Mommy (2)
16
Salah Mengartikan
17
Firasat Buruk
18
Bahagia Mengenalmu
19
Kebingungan
20
Niat Buruk
21
Membujuk Cello
22
Pria Tampan Tak Berguna
23
Mantan Sahabat
24
I Love You
25
De Javu
26
Sebuah Keputusan
27
Perasaan Apa Ini?
28
Permainan Takdir
29
Aku Merindukanmu
30
Butuh Pertolongan
31
Aku Disini
32
Bangun
33
Hukuman Yang Mengasyikkan
34
Sebuah Pertolongan
35
Menepati Janji
36
Kalimat Menakutkan
37
Pudar
38
Barberque
39
Hasil test DNA
40
Amarah Arse!
41
Kesakitan
42
Bukan Jodoh
43
London
44
Kembali
45
Mulai Memikirkan
46
Panggilan Baru
47
Insecure
48
Yes, I Will
49
Kutukan Mantan
50
Terkabul
51
Aku Tresno Kowe
52
Hari Mantan
53
Masih Hari Mantan
54
Bayangan Masa Lalu
55
Memulai Misi
56
Athena dan Seiya
57
Questions Box
58
Okey Dokey
59
Jangan Menyangkal
60
Dewi Te Fiti
61
Kesempatan Terakhir
62
Komet Halley
63
Instal Ulang
64
Masih Ada Harapan?
65
Produk Gagal
66
Sebuah Akhir?
67
Seorang Daddy
68
Terkejut
69
Mengulang Sejarah
70
My Guardian Angel
71
Otak Mesum Yang Berguna
72
Ajal?
73
Wake Up! Bee..
74
Selamat Tinggal
75
Teori Ciuman Ajaib
76
Merelakan?
77
Melewatkan Sesuatu
78
Tidak!
79
The Wedding Day
80
The Wedding Day (2)
81
KAMSAHAMIDA
82
Bonus Chapter - Hukuman
83
Bonus Chapter - Ancaman
84
Bonus Chapter - Sumpah
85
Bonus Chapter - Tidak Berhenti
86
Bonus Chapter - Satu Ronde
87
Bonus Chapter - Kado Terindah
88
Bonus Chapter - Dibayar Kontan
89
Bonus Chapter - Pasrah
90
Bonus Chapter - Satu Lagi
91
Bonus Chapter - Bahagia ( END)
92
Hot Daddy and Five Sons
93
Perfect Duda is My Husband

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!